Views :692 Times |
Senin, 09 April 2012 16:01 |
Hal
yang paling diidamkan oleh pemilik merek ialah memiliki cinta dan
kesetiaan tertinggi dari pelanggannya. Merek-merek dunia seperti Apple,
Google, Southwest Airlines dan sebagainya bekerja keras untuk meraih
kesetiaan pelanggan dan mereka mampu melampaui prestasi pesiang karena
ekutas merek yang telah dibangun dengan konsisten sejak lama. Namun bagaimana dengan merek yang tak disukai pelanggan? Anehnya sebagian merek yang dibenci oleh pelanggannya sendiri itu justru mampu bertahan dan bahkan berkembang besar. Dua contoh jenis merek yang dibenci oleh pelanggannya tetapi tetap bisa berkembang adalah merek-merek yang bergerak dalam dunia supermarket dan maskapai penerbangan. Sebuah studi oleh Consumer Reports menyatakan bahwa Walmart merupakan merek yang hampir menduduki urutan terbawah saat dikaitkan dengan pendapat konsumen padahal dlama kenyataannya Walmart-lah yang menjadi supermarket terbesar di negeri paman Sam, lebih sibuk daripada para pesaingnya yang lebih disukai pelanggan. Sementara itu, merek maskapai penerbangan ialah jenis merek lainnya yang paling banyak menuai kebencian dan ketidakpuasan di antara pelanggan. Brian Solis menyatakan banyak kata-kata negatif yang ditemukan dalam social media jika dikaitkan dengan opini konsumen mengenai pelayanan maskapai penerbangan. Terdapat penjelasan yang sederhana atas fenomena ini. Merek-merek yang dibenci ini makin berkembang karena pelanggan akan terus berhadapan dengan merek yang mereka benci dengan syarat merek yang dibenci itu memiliki kelebihan dan kekuatan lain yang amat kuat dan tak bisa disaingi. Faktor-faktor penting itu ialah harga, kenyamanan, dan ketersediaan yang mudah. Ini semua banyak mempengaruhi keberlangsungan usia sebuah merek meski merek itu dibenci banyak orang sekalipun. Dalam kasus Walmart misalnya, layanan yang lama dan buruk atau toko yang kacau akan bisa ditolerir saat pelanggan mendapati mereka bisa menghemat 10-20 dollar saat membayar di kasir. Di sini terlihat besarnya kontribusi pragmatisme yang erdasarkan logika dibandingkan faktor kesukaan atau preferensi yang lebih berdasarkan pada emosi. Namun, jangan terlalu mengandalkan faktor-faktor pendukung tadi sebagai andalan dalam memastikan keberlangsungan mereka Anda dalam jangka panjang. Anda juga harus mempertimbangkan kemungkinan mucnulnya para pesaing baru yang bisa merebut konsumen Anda karena mereka juga memiliki faktor-faktor tersebut. Kemungkinan yang terburuk saat Anda terlalu andalkan faktor signifikan tadi dibandingkan kesetiaan konsumen ialah beralihnya konsumen saat ada pesaing yang menawarkan layanan atau produk lebih baik. (*AP) |
Sumber:
http://www.ciputraentrepreneurship.com/tips-bisnis/53-pelayanan-konsumen/15924-alasan-merek-yang-banyak-dibenci-lebih-berkembang.html
No comments:
Post a Comment