Wednesday, April 4, 2012

SENTRA PENJUALAN BUNGA PONDOK GEDE

SENTRA PENJUALAN BUNGA PONDOK GEDE

Sentra bunga Pondok Gede: Tempat berburu bunga (1)


Sentra bunga Pondok Gede: Tempat berburu bunga (1)


Anda yang tinggal di Jakarta Timur dan berniat membeli bunga, tidak ada salahnya datang ke kawasan Pondok Gede. Di Jalan Raya Pondok Gede, Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, di sisi kanan dan kiri jalan ini ada satu lokasi yang khusus menjadi area penjualan bunga. Lebih dari 20 kios pedagang bunga berdiri di sini.

Jenis bunga yang dijajak para pedagang di tempat ini terbilang lengkap, antara lain seperti mawar, melati, flamboyan, anggrek, dan bunga matahari. Selain menjual bunga per tangkai, para pedagang di sini juga melayani pesanan karangan bunga papan.

Untuk menemukan sentra bunga yang sudah berdiri sejak akhir tahun 1990-an ini mudah. Jaraknya hanya 1 kilometer (km) dari rumah sakit dan asrama haji Pondok Gede. Sementara dari Pintu masuk Taman Mini Indonesia Indah (TMII), sentra ini bisa ditempuh sekitar 15 menit.

Kios bunga di tempat ini rata-rata berukuran 4x5 meter. Di kios yang tidak terlalu luas itu, para pedagang memajang aneka bunga. Saat KONTAN menyambangi tempat ini, aktivitas jual belum nampak belum begitu ramai.

Beberapa pedagang nampak sibuk menyemprot bunga dagangannya agar tak lekas layu. Muhammmad Abbas, pemilik kios Wijaya Florist di sentra ini menyatakan, aktivitas jual beli di sentra ini cenderung sepi saat hari kerja.

Kendati demikian, Abbas mengaku prospek penjualan bunga masih sangat bagus. Ia mengaku, omzetnya terus meningkat dari tahun ke tahun. "Peningkatan penjualan saya naik sekitar 15% ketimbang tahun sebelumnya," terang Abbas.

Harga bunga yang dijual dengan harga bervariatif. Untuk karangan bunga papan dijual dengan harga mulai dari Rp 400.000 hingga Rp 1,5 juta per paket, tergantung ukuran jenis bunga yang dipilih pelanggan. Adapun bunga yang dijual per tangkai, harga jualnya mulai Rp 5.000-Rp 15.000. Dengan harga jual sebesar itu, Abbas mendulang omzet sekitar Rp 15 juta-Rp 20 juta per bulan, dengan laba mencapai 30%-40%.

Muhammad Badri, pemilik kios Indau Florist yang tergolong pedagang senior di sini mengaku sudah berjualan di sentra ini sejak 13 tahun silam. Selama menekuni profesi ini, ia melihat tren penjualan bunga cukup bagus. Makanya, kata Badri, kawasan tempatnya jualan bunga makin penuh dengan pedagang. "Dulu hanya sekitar 12 pedagang, tapi kini lebih dari 20 pedagang," ujarnya.

Meski pedagang makin banyak, ia mengaku pangsa pasar bunga juga ikut berkembang. Dengan harga karangan bunga papan mulai dari Rp 400.000-Rp 1 juta, ia mampu meraup omzet Rp 25 juta per bulan. Adapun laba bersihnya sekitar Rp 5 juta-Rp 7 juta per bulan.

Menurut Badri, salah satu kelebihan sentra ini adalah letaknya yang di pinggir jalan raya. "Banyak orang melintas datang ke sentra ini spontan," ungkapnya. 

Sumber:

http://peluangusaha.kontan.co.id/news/sentra-bunga-pondok-gede-tempat-berburu-bunga-1/2012/04/02

Sentra bunga Pondok Gede: Layanan 24 jam (2)



Dengan 20 kios bunga berjajar Jalan Raya Pondok Gede, Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, para pedagang bunga bersaing ketat untuk mendapatkan pelanggan. Meski begity, persaingan mereka masih terbilang sehat.

Tidak ada pedagang yang mencari pelanggan dengan cara membanting harga jual. Agar bisa menggaet banyak pelanggan, mereka berlomba memberikan pelayanan yang terbaik. Lihat saja yang dilakukan Muhammad Badri, pemilik Indau Florist. Untuk meningkatkan pelayanan kepada pelanggan, ia terus mengasah pengetahuannya tentang bunga.

"Pengetahuan ini penting untuk memberikan rekomendasi bagi pelanggan yang kerap mencari bunga untuk segala kondisi dan keperluan," jelasnya.

Dengan memiliki pengetahuan yang cukup, pedagang dapat mencerna keinginan pelanggannya. Jika tak bisa memahami keinginan konsumen tentu pelayanan akan mengecewakan.

Menurut Badri, pedagang seringkali hanya sekedar ingin barang dagangannya laku, tanpa bisa memahami apa yang diinginkan oleh konsumennya. "Itu kan ironis, apalagi kalau pelanggannya lebih paham soal bunga ketimbang penjualnya," ucapnya.

Selain berusaha memahami keinginan konsumen, Badri juga berusaha menjaring pelanggan dengan membuka layanan selama 24 jam. Kendati kiosnya tutup pukul 20.00 WIB, ia selalu melayani jika tiba-tiba ada pesanan di tengah malam.

"Dalam situasi darurat seperti kematian, pemesanan bunga harus dikirim saat itu juga dan kami harus siap kapan pun," tuturnya.

Tetapi ada juga pedagang yang menempuh cara lain dalam menggaet pembeli. Contohnya, Muhammad Abbas, pemilik Wijaya Florist. Ia lebih mengedepankan kreativitas dalam menggaet konsumen.

Misalnya, dalam merangkai karangan bunga papan, ia sebisa mungkin mengkreasikan stok bunga lama dengan yang baru. Dengan begitu, stok lama yang terancam layu dan kering tidak terbuang.

Hanya saja, ia harus pintar memadukan berbagai warna bunga, sehingga enak dipandang. Jadi selain pelanggan puas, ia juga untung karena tidak ada bunga yang terbuang. "Tapi tentu diperlukan kreativitas dan keterampilan," ujarnya.

Selain kreativitas merangkai bunga, ia juga sangat memperhatikan tampilan kiosnya. Agar terlihat menarik, ia selalu mendekorasi tampilan kiosnya. "Bunga identik dengan keindahan, mestinya suasana kios mencerminkan hal tersebut," ucapnya.

Badri sendiri menjamin, semua pedagang di tempatnya berjualan memiliki pengetahuan tentang bunga. Sebab, hampir semua pedagang bunga di Pondok Gede pernah pekerja di toko bunga dalam waktu yang lama. "Jadi, hampir semua memiliki pengalaman lama dalam penjualan bunga," ujarnya. 

http://peluangusaha.kontan.co.id/news/sentra-bunga-pondok-gede-layanan-24-jam-2/2012/04/03

Sentra bunga Pondok Gede: Banyak pelanggan (3)



Lantaran lokasinya strategis, sentra penjualan bunga di Pondok Gede, Jakarta Timur cepat populer. Sentra ini banyak diserbu pelanggan dari korporat maupun pejabat. Biasanya mereka memesan karangan bunga papan. Order bunga papan ini bisa sampai empat kali dalam seminggu.

Bagi para pedagang bunga di Pondok Gede, Jakarta Timur, tempat mereka sekarang mangkal sudah menjadi lokasi ideal untuk berjualan bunga. Soalnya, di tempat sekarang, mereka sudah memiliki banyak pelanggan tetap. Apalagi, lokasinya berjualan juga strategis, hanya 2 kilometer (km) dari rumah sakit dan asrama haji Pondok Gede.

Sementara dari pintu masuk Taman Mini Indonesia Indah (TMII) hanya ditempuh sekitar 15 menit. Karena lokasinya strategis, sentra bunga ini cepat populer.

Pelanggan mereka banyak berasal dari kalangan korporat maupun pejabat. Menurut Muhammad Abbas, penjual bunga di sentra itu, banyak perusahaan maupun pejabat yang memesan karangan bunga darinya.

"Peminat bunga papan ini mereka yang berkantong tebal. Makanya, penjualan bunga papan menjadi andalan kami ketimbang bunga hias baik bucket ataupun tangkai," kata Abbas.

Biasanya order bunga papan ini bisa empat kali dalam seminggu. Pemesanan bunga papan bukan hanya untuk ucapan selamat ulang tahun, pernikahan, atau turut belasungkawa. Tapi juga untuk acara lain, seperti pelantikan, peluncuran produk, atau peresmian kantor baru. "Kegiatan semacam ini biasanya juga membutuhkan bunga papan, dan bagi kami ini berkah," ucap Abbas.

Lelaki 30 tahun ini mengaku selalu standby melayani pesanan yang masuk. Kebanyakan, para pelanggan berdomisili di wilayah Jabodetabek. Untuk daerah Ibukota dan sekitarnya itu, Abbas tak mengenakan ongkos tambahan. "Kami selalu mengantar bunga papan dengan menggunakan mobil pickup terbuka dan tak pernah mengirim dengan sepeda motor," lanjutnya.

Setiap pesanan bunga papan yang masuk selalu dikerjakan tiga jam sebelum dikirim. Hal itu dilakukan untuk memastikan bunga tetap fresh saat sampai ke tujuan. Dengan begitu, pelanggan tetap puas membeli bunga dari tempat mereka. "Sebisa mungkin kami tidak mengecewakan pelanggan, karena mereka ini banyak dari kalangan perusahaan dan pejabat," ucapnya.

Pemesanan bunga biasanya dilakukan melalui orang utusan. Sementara pembayarannya via transfer bank. Juju, pedagang bunga di sentra ini mengamini pernyataan Abbas. Pria yang sudah lima tahun berjualan di sentra ini mengatakan, banyak pemesan bunga papan berasal dari perusahaan, pengusaha, dan pejabat.

Juju bilang, meski tak langsung datang dan hanya mengirim utusannya ke sentra ini, tapi dari ucapan yang tertulis sudah tergambar jelas pengirimnya. "Saya tak ingin menyebut nama, tapi nama pengirim dan yang dikirim cukup familiar," tandasnya.

Menurut Juju, tak jarang pelanggan menghubungi tokonya karena ingin mengirim bunga untuk koleganya yang berdomisili di daerah Pondok Gede dan sekitarnya.

Muhammad Badri, pemilik Indau florist menyatakan, banyak pelanggan mengenal sentra ini dari relasi atau dari internet. Pasalnya, beberapa pedagang sudah mulai memajang tokonya lewat dunia maya. "Umumnya pelanggan karangan bunga papan orang sibuk, mereka hanya ingin angkat telpon, transfer uang dan bunga segera dikirim," ujarnya.

Ketiganya sepakat, meski bisnis bunga menguntungkan namun bisnis ini tidak mudah dijalankan. Bisnis bunga cukup berisiko bagi yang buta dan nihil pengalaman tentang bunga. "Modalnya besar dan perputaran uangnya cukup lama di tahun-tahun awal," jelas Abbas.

http://peluangusaha.kontan.co.id/news/sentra-bunga-pondok-gede-banyak-pelanggan-3/?utm_source=twitterfeed&utm_medium=twitter

No comments:

Post a Comment