Friday, April 6, 2012

Co Creation, Cara Jitu Pemasaran

Views :597 Times PDF Cetak E-mail
Jumat, 06 April 2012 07:45
pemasaran0412Tidak cukup hanya menjalin hubungan dengan konsumen, namun juga perlu kolaborasi. Hal ini juga perlu diterapkan para tenaga dan penentu kebijakan pemasaran di lapangan. Dalam dua kunjungannya ke Indonesia (pada 2009 dan 2011), Bapak Marketing Modern Philip Kotler selalu menegaskan kepada para tenaga pemasaran untuk memperhatikan konsumen. Hal ini misalnya terekam jelas ketika dia memaparkan pentingnya konsep collaborative marketing.

Menurut dia, konsep tersebut lebih efektif dari sekadar relationship marketing. Dua modal pemasaran ini samasama melibatkan konsumen, namun kadarnya berbeda. Pada relationship marketing, konsumen tidak dilibatkan dalam mendesain produk. Pola ini lebih banyak untuk menjaga komunikasi. Berbeda dengan konsep collaborative marketing yang melibatkan konsumen lebih dalam.

Hal ini ditandai dengan co-created experiences. Keterlibatan pelanggan dalam menghasilkan produk yang lebih baik menjadi bagian penting dari pendekatan pemasaran saat ini. Konsumen diberikan ruang untuk terlibat pada produk yang akan dihasilkan produsen. Produk yang dihasilkan merupakan penerjemahan personalisasi konsumen. Dengan pendekatan pemasaran kolaborasi ini, produsen dituntut sebisa mungkin menerjemahkan pribadi konsumen.

Pasar dalam collaborative marketing harus dimaknai sebagai forum pertemuan ide antara produsen dan konsumen. Dalam collaborative marketing, konsumen bukan hanya diletakkan sebagai pembeli pasif. Mereka harus aktif memberikan ide terhadap sebuah produk. Dari forum inilah, produk unik yang berasal dari penerjemahan ide konsumen akan dibuat. Untuk menjadikan pasar sebagai sebuah forum, produsen harus secara aktif menjalin interaksi langsung dengan para konsumen.

Sebisa mungkin mereka menggali keinginan konsumen. Hal ini bisa dilakukan lewat diskusi langsung dengan konsumen atau memanfaatkan berbagai komunitas produk yang ada. Misalnya komunitas pengguna motor, mobil, maupun merek tertentu. Menurut Kotler, masa depan pemasaran akan ditandai dengan kolaborasi antara produser dan seluruh stakeholder, termasuk pelanggan.

Dengan begitu, produk-produk yang dihasilkan merupakan kreasi bersama yang berjalan dua arah (collaborative creation/co-creation). Sementara pada kunjungannya Mei 2011, Kotler menjelaskan pentingnya prinsip marketing 3.0. Menurut dia, terdapat tiga prinsip pemasaran yang dapat menjadi pegangan bagi pelaku usaha agar sukses. Prinsip marketing 1.0 lebih berkonsentrasi pada produk.

Jika ada produk bagus, disodor-sodorkan kepada pelanggan, tanpa memperhatikan unsur lain. Sedangkan untuk marketing 2.0 lebih berkonsentrasi pada pembuatan produk yang diinginkan customer. “Nah, untuk marketing 3.0, belum tentu bisa dilakukan hal tersebut kalau memang bisa merusak human spirit,” ungkap Kotler kala diskusi informal bertajuk “Going World Class with The New Chapter of Marketing” pada Mei tahun lalu.

Menurut Kotler, dalam marketing 3.0 yang menjadi perhatian bukan hanya kepuasan konsumen, melainkan juga hubungan baik dan spirit kemanusiaan. Dia mencontohkan, produk yang memadukan ketiganya adalah Kidzania (tempat bermain anak). Ini merupakan tempat untuk mengimplementasikan prinsip marketing 3.0.

“Saya pikir Kidzania ini tempat yang tepat untuk menerapkan prinsip marketing 3.0. Di sini selain memberikan penawaran produk, tetapi juga memberikan edukasi kepada anak-anak untuk membentuk karakter di kemudian hari. Mereka dipaksa untuk mengikuti, jadi saya pikir ke depan akan bagus bagi anak-anak terebut,” papar Kotler.

Dia juga menjelaskan, seorang pemasar juga harus mengetahui terlebih dahulu seperti apa pasar yang dituju untuk memasarkan produk. Jika seorang pemasar tidak tahu apa yang mereka jual dan siapa pasarnya, si pemasar tadi tidak akan bisa mencapai apa yang diinginkan. Kotler bersama Hermawan Kertajaya dan Iwan Setiawan juga menulis buku berjudul Marketing 3.0: From Product to Customers to the Human Spirit. (*/Harian Seputar Indonesia)

Sumber:
http://ciputraentrepreneurship.com/tips-bisnis/175-penjualan-dan-pemasaran/15822-co-creation-cara-jitu-pemasaran.html

No comments:

Post a Comment