Senin, 1 Oktober 2012 | 19:10 WIB
Di
era kekinian, bekerja bisa di mana saja, tanpa harus duduk manis di
kantor, asalkan Anda selalu bisa terhubung dengan rekan kerja apalagi
atasan.
KOMPAS.com
- Tren selalu berubah-ubah, termasuk aturan di dunia kerja. Aturan
kerja baru yang kini banyak di terapkan oleh perusahaan modern, lebih
fleksibel dan kompetitif.
1. Loyalitas atau pengalaman?
Dulu, loyalitas nomor satu. Sekarang, pengalaman adalah kuncinya. Dulu makin lama kita bekerja di satu perusahaan dianggap loyal sehingga mendapatkan peluang lebih bagus ketimbang junior. Tetapi, kini pencapaian diukur bukan berdasarkan lamanya bekerja, melainkan ilmu, pengalaman, dan kemapanan yang didapatkan.
Tips :
* Mempunyai sederet pengalaman kerja memang membuat CV terlihat baik. Tetapi, lamanya kita 'menetap' dalam suatu perusahaan juga diperhitungkan. Maka itu, usahakan tidak hengkang sebelum masa kerja satu tahun.
* Jika fresh graduate, usahakan memiliki masa kerja satu sampai dua tahun di perusahaan pertama. Dengan begitu kemampuan kita semakin matang dan CV lebih menjual.
2. Kompetitor bukan ancaman.
Takut para kompetitor? kuno! Kompetitor saat ini lebih dianggap sebagai tantangan agar memacu kita menjadi lebih baik lagi. Dulu, kompetitor menjadi semacam ancaman, namun kini jadikan kompetitor sebagai alat ukur, 'sparing partner' dan tentu saja pemacu kreativitas.
Tips :
* Rajin me-review hasil kerja dan bandingkan dengan usaha yang dilakukan kompetitor. Jika mereka melakukan 100 persen, berikan 200 persen agar kemampuan kita semakin terasah dan berkembang.
3. Jam kerja fleksibel.
Dulu, jam kerja cenderung kaku, berawal pukul 08:00 segera pulang pukul 17:00. Kini, bekerja lebih fleksibel, memenuhi standar 8-9 jam per hari, plus networking.
Kini banyak perusahaan yang menerapkan jam kantor lebih fleksibel. Maksudnya bukan berarti Anda boleh setiap hari datang siang, tapi waktu kerja Anda di luar jam kantor juga diperhitungkan. Anda diharapkan aktif menjalin networking di luar jam kantor.
Jika dulu setelah bekerja kita langsung pulang ke rumah kini eranya adalah pulang kerja dilanjutkan dengan acara hangout bersama relasi atau menghadiri undangan office party. Ini adalah kesempatan kita untuk bertemu banyak orang penting dan memperluas networking. Biasanya deal-deal bisnis juga terjadi di sini.
Tips :
* Waktu yang fleksibel bukan berarti kita bisa mencuri-curi waktu untuk kepentingan pribadi. Perusahaan akan tetap menilai kedisiplinan karyawannya.
* Bersosialisasi dengan rekan kerja juga penting. Sempatkan makan siang bersama mereka agar terjalin kekompakan.
4. Bersuara atau diam?
Dulu, boleh jadi karyawan terlarang bilang "tidak", sekarang eranya untuk mengungkapkan pendapat. Berani berpendapat menjadi karakter para pekerja saat ini. Pasalnya, atasan juga manusia yang bisa melakukan kesalahan. Jangan ragu berdebat jika Anda mengetahui apa yang lebih baik, tapi pastikan punya alasan yang kuat dan cerdas untuk mendukung jawaban Anda
Tips :
* Utarakan dengan sopan. Ingat, dia tetap bos Anda. Jangan sampai kita di cap sok pintar atau ingin menggurui si Bos.
* Hindari mengutarakan hal yang frontal di depan umum. Lebih baik masuk ke dalam ruangannya, dan bicarakan empat mata.
5. Hubungan atasan-bawahan lebih cair.
Dulu kita menganggap bos adalah 'dewa' yang harus ditakuti. Baru melihat 'penampakannya' dari jauh saja kita sudah grogi. Bahkan pembicaraan di pagi hari hanya sebatas sapaan, "Selamat pagi, pak/bu"
Tapi sekarang hubungan atasan bawahan makin cair. Punya pengalaman seru atau lucu? Jangan ragu berbagi dengan atasan. Tidak ada salahnya sesekali ngobrol bareng. Dengan begitu hubungan dengan atasan tidak kaku, bertukar pikiran pun menjadi lebih santai.
Tips :
* Sebelum ngobrol, kenali dulu pribadi dan minatnya agar Anda mendapatkan respons yang baik. Pastikan waktunya pas, misalnya ketika makan siang.
6. Membantu tapi bukan prioritas.
Dulu, asas gotong royong masih kental, namun bukan berarti masa kini lebih individualistis. Niat baik untuk membantu rekan kerja tetap ada, namun bukan menjadi prioritas.
Persaingan yang ketat dalam dunia kerja cenderung memacu kita berlomba-lomba untuk menjadi yang terbaik. Membantu teman memang penting, namun lebih penting dahulukan pekerjaan sendiri. Jangan sampai kebaikan hati Anda membuat pekerjaan dan tanggung jawab sendiri jadi terbengkalai. Anda bisa bilang. "Akan saya bantu setelah pekerjaan selesai".
Tips :
* Bila keadaan sangat tidak memungkinkan untuk membantu rekan kerja, misalnya Anda sedang dikejar deadline, jangan ragu menolak dan katakan. "Maaf, saya tidak bisa membantu".
7. Tak harus ke kantor.
Dulu, bekerja harus dengan duduk manis di kantor, sekarang dengan kemudahan teknologi, bekerja bisa dilakukan di mana saja. Perkembangan teknologi semakin memudahkan kita untuk bekerja di mana saja dan kapan saja. Apalagi banyak sekali tempat umum seperti kafe dan taman yang sudah memiliki wi-fi. Dengan begitu kita pun tidak harus bekerja di atas meja kantor. Yang penting setoran pekerjaan lancar dan Anda tetap bisa di hubungi kapan pun.
Tips :
* Pastikan Anda bisa dihubungi kapan saja oleh si Bos atau rekan kerja, misalnya via telepon atau messenger.
(Majalah Chic/Precilia Meirisa)
1. Loyalitas atau pengalaman?
Dulu, loyalitas nomor satu. Sekarang, pengalaman adalah kuncinya. Dulu makin lama kita bekerja di satu perusahaan dianggap loyal sehingga mendapatkan peluang lebih bagus ketimbang junior. Tetapi, kini pencapaian diukur bukan berdasarkan lamanya bekerja, melainkan ilmu, pengalaman, dan kemapanan yang didapatkan.
Tips :
* Mempunyai sederet pengalaman kerja memang membuat CV terlihat baik. Tetapi, lamanya kita 'menetap' dalam suatu perusahaan juga diperhitungkan. Maka itu, usahakan tidak hengkang sebelum masa kerja satu tahun.
* Jika fresh graduate, usahakan memiliki masa kerja satu sampai dua tahun di perusahaan pertama. Dengan begitu kemampuan kita semakin matang dan CV lebih menjual.
2. Kompetitor bukan ancaman.
Takut para kompetitor? kuno! Kompetitor saat ini lebih dianggap sebagai tantangan agar memacu kita menjadi lebih baik lagi. Dulu, kompetitor menjadi semacam ancaman, namun kini jadikan kompetitor sebagai alat ukur, 'sparing partner' dan tentu saja pemacu kreativitas.
Tips :
* Rajin me-review hasil kerja dan bandingkan dengan usaha yang dilakukan kompetitor. Jika mereka melakukan 100 persen, berikan 200 persen agar kemampuan kita semakin terasah dan berkembang.
3. Jam kerja fleksibel.
Dulu, jam kerja cenderung kaku, berawal pukul 08:00 segera pulang pukul 17:00. Kini, bekerja lebih fleksibel, memenuhi standar 8-9 jam per hari, plus networking.
Kini banyak perusahaan yang menerapkan jam kantor lebih fleksibel. Maksudnya bukan berarti Anda boleh setiap hari datang siang, tapi waktu kerja Anda di luar jam kantor juga diperhitungkan. Anda diharapkan aktif menjalin networking di luar jam kantor.
Jika dulu setelah bekerja kita langsung pulang ke rumah kini eranya adalah pulang kerja dilanjutkan dengan acara hangout bersama relasi atau menghadiri undangan office party. Ini adalah kesempatan kita untuk bertemu banyak orang penting dan memperluas networking. Biasanya deal-deal bisnis juga terjadi di sini.
Tips :
* Waktu yang fleksibel bukan berarti kita bisa mencuri-curi waktu untuk kepentingan pribadi. Perusahaan akan tetap menilai kedisiplinan karyawannya.
* Bersosialisasi dengan rekan kerja juga penting. Sempatkan makan siang bersama mereka agar terjalin kekompakan.
4. Bersuara atau diam?
Dulu, boleh jadi karyawan terlarang bilang "tidak", sekarang eranya untuk mengungkapkan pendapat. Berani berpendapat menjadi karakter para pekerja saat ini. Pasalnya, atasan juga manusia yang bisa melakukan kesalahan. Jangan ragu berdebat jika Anda mengetahui apa yang lebih baik, tapi pastikan punya alasan yang kuat dan cerdas untuk mendukung jawaban Anda
Tips :
* Utarakan dengan sopan. Ingat, dia tetap bos Anda. Jangan sampai kita di cap sok pintar atau ingin menggurui si Bos.
* Hindari mengutarakan hal yang frontal di depan umum. Lebih baik masuk ke dalam ruangannya, dan bicarakan empat mata.
5. Hubungan atasan-bawahan lebih cair.
Dulu kita menganggap bos adalah 'dewa' yang harus ditakuti. Baru melihat 'penampakannya' dari jauh saja kita sudah grogi. Bahkan pembicaraan di pagi hari hanya sebatas sapaan, "Selamat pagi, pak/bu"
Tapi sekarang hubungan atasan bawahan makin cair. Punya pengalaman seru atau lucu? Jangan ragu berbagi dengan atasan. Tidak ada salahnya sesekali ngobrol bareng. Dengan begitu hubungan dengan atasan tidak kaku, bertukar pikiran pun menjadi lebih santai.
Tips :
* Sebelum ngobrol, kenali dulu pribadi dan minatnya agar Anda mendapatkan respons yang baik. Pastikan waktunya pas, misalnya ketika makan siang.
6. Membantu tapi bukan prioritas.
Dulu, asas gotong royong masih kental, namun bukan berarti masa kini lebih individualistis. Niat baik untuk membantu rekan kerja tetap ada, namun bukan menjadi prioritas.
Persaingan yang ketat dalam dunia kerja cenderung memacu kita berlomba-lomba untuk menjadi yang terbaik. Membantu teman memang penting, namun lebih penting dahulukan pekerjaan sendiri. Jangan sampai kebaikan hati Anda membuat pekerjaan dan tanggung jawab sendiri jadi terbengkalai. Anda bisa bilang. "Akan saya bantu setelah pekerjaan selesai".
Tips :
* Bila keadaan sangat tidak memungkinkan untuk membantu rekan kerja, misalnya Anda sedang dikejar deadline, jangan ragu menolak dan katakan. "Maaf, saya tidak bisa membantu".
7. Tak harus ke kantor.
Dulu, bekerja harus dengan duduk manis di kantor, sekarang dengan kemudahan teknologi, bekerja bisa dilakukan di mana saja. Perkembangan teknologi semakin memudahkan kita untuk bekerja di mana saja dan kapan saja. Apalagi banyak sekali tempat umum seperti kafe dan taman yang sudah memiliki wi-fi. Dengan begitu kita pun tidak harus bekerja di atas meja kantor. Yang penting setoran pekerjaan lancar dan Anda tetap bisa di hubungi kapan pun.
Tips :
* Pastikan Anda bisa dihubungi kapan saja oleh si Bos atau rekan kerja, misalnya via telepon atau messenger.
(Majalah Chic/Precilia Meirisa)
Editor :
wawa
http://female.kompas.com/read/2012/10/01/1910266/7.Tren.di.Dunia.Kerja
No comments:
Post a Comment