Thursday, October 11, 2012

Sentra Tenun Ikat Jepara

SENTRA TENUN IKAT DI DESA TROSO, JEPARA

Sentra Tenun Ikat Jepara: Diminati hingga Bali (1)

Selain kerajinan kayu ukir, Jepara juga memiliki kerajinan kain tenun ikat yang tak kalah cantik. Sentra kerajinan tenun ikat di Jepara bisa dijumpai di Desa Troso, Kecamatan Pecangaan, Jepara.
Dari Semarang, kita bisa menempuhnya dalam waktu dua jam dengan kendaraan pribadi atau angkutan umum. Desa Troso ini berada sekitar 15 kilometer sebelum pusat Kabupaten Jepara.
Begitu masuk ke kawasan sentra ini, kita bisa langsung menemukan jejeran kios yang memajang berbagai produk tenun ikat. Selain berfungsi sebagai showroom yang memajang produk, kios-kiosnya itu juga menjadi tempat produksi tenun ikat.
Aktivitas produksi kebanyakan dilakukan di belakang kios. Kholifah, pengelola Toko Lestari Indah bilang, sentra tenun ikat di desanya telah berdiri sejak tahun 1960-an.
Namun, awalnya, hanya ada dua perajin yang membuka toko atau showroom. Toko Lestari Indah termasuk showroom pertama yang berdiri di desa ini. "Baru lima tahun terakhir ini para perajin lainnya turut mendirikan showroom," ujarnya.
Hingga saat ini, terdapat 15 showroom di Desa Troso. Namun, jumlah pengrajinnya sendiri mencapai ratusan. Berdirinya tempat memajang produk itu menambah semarak sentra tenun ikat Troso.
Produk yang ditawarkan di tiap showroom hampir sama. Yakni, bahan baju dari tenun ikat, selimut, taplak meja, sarung bantal, jok mebel, dan baju seragam untuk pegawai.
Harganya bervariasi, mulai Rp 50.000 per potong hingga Rp 600.000 per potong. Pendapatan showroom tenun ikat di desa ini tergolong tinggi. Omzet Lestari Indah, misalnya, mencapai Rp 100 juta per bulan. "Dalam sehari kami bisa menjual minimal 10 potong pakaian atau kain tenun," kata Kholifah.
Sementara Suyoto, pengelola toko Tunas Harapan mengaku, bisa memperoleh omzet hingga Rp 200 juta dalam sebulan. Selama ini, ia lebih banyak mengandalkan pengiriman produk ke Bali.
Ahmad Syaifudin, pemilik toko Citra Legowo juga banyak memasarkan produknya ke Bali. Penjualan di showroom, kata dia, hanya sekitar 30% dari total omzet. “Total omzet showrrom kami mencapai Rp 90 juta,” terangnya.

Sentra Tenun Ikat Jepara: Usaha turun-temurun (2)

Sentra Tenun Ikat Jepara: Usaha turun-temurun (2)

Di masa-masa awal kemunculannya pada tahun 1960-an, para perajin tenun ikat di Desa Troso, Jepara hanya membuat kain tenun untuk keperluan pribadi.
Namun, seiring berjalannya waktu, beberapa perajin tenun mulai mengkomersilkan hasil karyanya. Sampai sekarang, kain tenun ikat menjadi sandaran ekonomi warga Desa Troso.
Kholifah, pengelola Toko Lestari Indah bilang, keterampilan warga dalam menenun didapat secara turun-temurun. Menurutnya, mayoritas warga, khususnya para perempuan di Desa Troso bisa menenun. "Mereka terampil membuat kerajinan tenun ikat sejak remaja," kata Kholifah.
Hingga saat ini, total perajin tenun di Troso mencapai 300 orang. Namun, dari jumlah itu hanya beberapa saja yang memiliki showroom. Toko Lestari Indah termasuk showroom pertama di Troso.
Menurut Kholifah, tokonya memiliki sekitar 50 pegawai pengrajin tenun ikat. Mereka terdiri penenun, desainer motif, dan tukang mewarnai. Bengkel kerja mereka berada tak jauh di belakang showroom.
Dengan jumlah pegawai sebanyak itu, Toko Lestari Indah memiliki sekitar 20 alat tenun bukan mesin (ATBM).  "Awalnya Lestari Indah hanya punya tiga ATBM dan mampu memproduksi sebanyak 60 potong kain per bulan," ujar Kholifah.
Namun sekarang, kapasitas produksi toko ini mencapai 6.000 potong kain tenun. Dalam sehari, setiap penenun bisa menghasilkan 10 potong kain dan 20 meter jok mebel.
Produksi sebanyak itu menghabiskan hampir satu kuintal benang setiap bulannya. Benang yang dipakai beragam, mulai dari benang lungsin, CSM, katun, krayon, dan kroto.
Suyoto, pengelola toko Tunas Harapan mengatakan, kebutuhan benang di tokonya mencapai dua kuintal per bulan. Meski setiap toko menawarkan produk serupa, produk yang mereka tawarkan memiliki ciri khas masing-masing, terutama soal pewarnaan dan motif.
Ahmad Syaifudin, pemilik toko Citra Legowo membenarkan, masing-masing toko memiliki perbedaan dalam hal desain produk. Bahkan, ada yang membuat desain menyerupai tenun ikat Bali untuk dikirim ke pelangan di Bali.

Sentra Tenun Ikat Jepara: Eskpor hingga Eropa (3)

Sentra Tenun Ikat Jepara: Eskpor hingga Eropa (3)
Awalnya, kerajinan tenun ikat di Jepara hanya terpusat di Desa Troso.  Namun, belakangan ini, kerajinan tersebut sudah mulai merambah desa-desa lain di Jepara, seperti Desa Sowan Lor dan Desa Pecangaan Kulon.
Alhasil, kapasitas produksi tenun ikat di Jepara terus meningkat dari waktu ke waktu. Para pengrajin juga gencar memasarkan produk tenun ikatnya.
Dengan difasilitasi oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Jepara, mereka rutin mengikuti pameran di kota-kota besar di Indonesia, seperti Jakarta, Semarang, dan Bali. "Hampir setiap bulan kami, para pengrajin mengikuti pameran," kata Kholifah, pengelola toko Lestari Indah di Desa Troso.
Dari pelbagai ajang pameran itu, kerajinan tenun ikat Jepara semakin dikenal luas. Popularitas tenun ikat Jepara kian mencorong lantaran banyak pengrajin yang bersinergi dengan pengusaha mebel setempat.
Sinergi itu berupa kerjasama antara pengrajin tenun dengan pengusaha mebel. Toko Lestari Indah, misalnya, diminta oleh beberapa perusahaan mebel setempat untuk membuat jok mebel. “Mereka yang bikin mebelnya dan minta dibuatkan jok mebelnya kepada kami,” katanya.
Berkat kerjasama ini juga kain tenun Jepara semakin dikenal luas. Bahkan, sampai ke luar negeri. Maklumlah, industri mebel Jepara sendiri  sudah kesohor, baik di dalam maupun luar negeri.
Kini, selain melayani order dari pengusaha mebel di Jepara, toko Lestari Indah juga kerap mendapat pesanan jok mebel dari pengusaha mebel di Eropa dan Amerika Serikat.
Jok mebel buatan para penenun ini diminati karena memang terbuat dari kain tenun yang cantik dan memiliki nilai seni yang tinggi. Suyoto, pengelola toko Tunas Harapan mengatakan, tenun ikat Troso diminati karena harganya miring dengan kualitas kain yang bagus dan halus. Selain itu, produksi tenun di daerah ini tergolong cepat, sehingga konsumen tidak perlu menunggu terlalu lama.
Tak heran, bila tenun ikat Troso kini merupakan yang terbesar di Indonesia. "Tenun ATBM (alat tenun bukan mesin) di Troso bisa menghasilkan 5.000 meter kain per bulan," kata Suyoto. 

http://peluangusaha.kontan.co.id/news/sentra-tenun-ikat-jepara-usaha-turun-temurun-2/2012/10/03
http://peluangusaha.kontan.co.id/news/sentra-tenun-ikat-jepara-usaha-turun-temurun-2/2012/10/03
http://peluangusaha.kontan.co.id/news/sentra-tenun-ikat-jepara-eskpor-hingga-eropa-3

1 comment:

  1. INFO LOWONGAN KERJA


    Posisi Pekerjaan :
    Penenun
    (Karyawan Tenun ATBM / Alat Tenun Bukan Mesin)

    Persyaratan :
    - Perempuan, Belum Menikah, umur 19 – 25 tahun
    - Jujur, lebih disukai Suku Jawa.
    - Domisili di kota Pekanbaru
    - Lulusan SMK Tekstil Kriya / Tata Busana (berijazah), atau pernah mengikuti Pelatihan Tenun / Magang Tenun, atau Telah Berpengalaman Tenun 1 tahun.



    Surat Lamaran dan CV (daftar riwayat hidup) dapat diantar langsung ke :

    "Rumah Jahit Femina"
    Perumahan Bandar Asri
    Jl. Rawa Sejati No. 4 Rt.01/Rw.10
    (belakang Warehouse JNE Rawa Indah)
    Sidomulyo Timur - Marpoyan Damai
    Pekanbaru 28125
    HP. 0813 9615 4436

    ReplyDelete