Hits : 228 |
Investasi menjadi sebuah kebutuhan
bagi setiap orang saat ini. Sebab, kesuksesan bukanlah sesuatu yang
abadi, saat ini materi tercukupi tapi bisa saja di hari tua justru
kehilangan kekayaan yang dimiliki.
Dalam berinvestasi setiap orang juga harus memperhatikan segala risikonya. Hati-hati menentukan pilihan jenis investasi apa yang akan dipilih. Karena, bisa saja setiap saat harta yang diinvestasikan tidak kembali karena sesuatu hal yang sulit dijelaskan. Kasus yang menjerat Koperasi Langit Biru di Cikasungka, Banten, adalah contoh nyata di mana sekitar 4.000 nasabah menjadi korban penipuan.
Pengenalan risiko berinvestasi patut diketahui bagi kalangan yang baru pertama kali melakukannya. Investor harus berhati-hati dan pandai mengatur pendapatan dan pengeluaran agar masa depan keluarga tidak disulitkan masalah keuangan. Risiko berinvestasi bisa dilakukan dengan mengetahui jenis investasi yang akan dipilih.
Senior Vice President Retail Investment & Consumer Treasury Head Citi Indonesia Harsya Prasetyo mengatakan, pilihan yang lebih baik bagi yang ingin berinvestasi adalah dengan berdisiplin menaruh tabungannya, apakah setiap bulan, tiga bulan, atau satu tahun sekali. Metode ini biasanya disebut dollar cost averaging(DCA).
“DCA adalah metode investasi dengan menginvestasikan uang dengan teratur secara bulanan tanpa mengindahkan kondisi pasar. Metode ini memberikan manfaat berlapis bagi investor,” kata Harsya seperti dikutip dari Harian Seputar Indonesia.
Strategi investasi ini bisa meminimalisasi risiko yang terjadi di kemudian hari. Metode ini menghindarkan investor dari godaan dari mencoba-coba masuk di harga yang terendah dan menjual di harga yang tertinggi (timing the market) dan nilai investasi yang berlebihan( over trading).
Selain itu, metode ini membantu investor menerapkan disiplin investasi sambil mengurangi harga rata-rata pembelian unit di saat pasar sedang bergejolak. Pentingnya untuk mengenali risiko berinvestasi juga diungkapkan President Director First State Investments Indonesia Hario Soeprobo. Hal pertama yang wajib dilakukan dalam berinvestasi adalah menentukan profil risiko dan tujuan investasi bagi yang berinvestasi pertama kalinya.
“Karena, hal itu bertujuan agar memiliki pengetahuan yang baik mengenai keadaan pasar, menentukan komposisi aset yang tepat dalam portofolio investasi, melakukan review portofolio secara berkala, serta disertai disiplin dan kesabaran dalam berinvestasi akan membantu mewujudkan imbal hasil portofolio yang maksimal,” ungkapnya.
Beberapa hal yang dapat menimbulkan risiko bagi investasi yaitu berkurangnya nilai unit, risiko kredit, risiko likuiditas, dan risiko politik dan ekonomi dalam negeri. Risiko berkurangnya unit biasanya dipengaruhi situasi makro ekonomi dan keamanan dalam negeri. Kondisi politik dan ekonomi dalam negeri berpengaruh jika situasi tersebut berujung pada perubahan undang-undang yang berkaitan dengan dunia usaha, terutama perbankan.
Sementara, perencana keuangan Safir Senduk mengatakan, ada dua cara yang bisa dilakukan bagi yang ingin memulai berinvestasi secara aman dan menghasilkan. Pertama, berinvestasi secara periodik. Strategi yang pertama ini berarti harus dilakukan mereka yang ingin berinvestasi secara rutin.
Cara ini bisa dilakukan misalnya satu bulan sekali, dua bulan sekali atau satu tahun sekali. Yang penting adalah rutinitasnya. ”Tidak pasti ada yang berinvestasi setiap satu atau dua minggu sekali. Yang menjadi keharusan adalah ini dilakukan secara rutin dan teratur. Dengan begitu, cara ini seperti menumpuk kekayaan sedikit demi sedikit lama-lama menjadi bukit,” kata Safir.
Strategi investasi pertama ini dinilai efektif bagi pemula. Pasalnya, bagi yang ingin berinvestasi tidak perlu memiliki uang banyak untuk memulai ini. Dengan menaruh dana sedikit dari sisa pendapatan hasil kerja setiap bulan pada sebuah produk investasi tertentu, maka lama-lama akan terkumpul jumlah saldo lebih besar dibanding sebelumnya. Selanjutnya, cara ini dilakukan secara berkelanjutan dan dinamis.
Kedua, berinvestasi sekali saja (lump sum). Cara investasi ini cukup dilakukan sekali saja. Uang yang akan diinvestasikan dimasukkan ke produk investasi tertentu atau didepositokan selama beberapa tahun. Uang yang diendapkan ini secara teratur juga akan mendapatkan bunga sendiri. “Kedua cara ini memiliki nilai investasi yang sama berarti. Namun, lebih pas jika menggunakan cara yang pertama,” kata Safir.
Dalam berinvestasi setiap orang juga harus memperhatikan segala risikonya. Hati-hati menentukan pilihan jenis investasi apa yang akan dipilih. Karena, bisa saja setiap saat harta yang diinvestasikan tidak kembali karena sesuatu hal yang sulit dijelaskan. Kasus yang menjerat Koperasi Langit Biru di Cikasungka, Banten, adalah contoh nyata di mana sekitar 4.000 nasabah menjadi korban penipuan.
Pengenalan risiko berinvestasi patut diketahui bagi kalangan yang baru pertama kali melakukannya. Investor harus berhati-hati dan pandai mengatur pendapatan dan pengeluaran agar masa depan keluarga tidak disulitkan masalah keuangan. Risiko berinvestasi bisa dilakukan dengan mengetahui jenis investasi yang akan dipilih.
Senior Vice President Retail Investment & Consumer Treasury Head Citi Indonesia Harsya Prasetyo mengatakan, pilihan yang lebih baik bagi yang ingin berinvestasi adalah dengan berdisiplin menaruh tabungannya, apakah setiap bulan, tiga bulan, atau satu tahun sekali. Metode ini biasanya disebut dollar cost averaging(DCA).
“DCA adalah metode investasi dengan menginvestasikan uang dengan teratur secara bulanan tanpa mengindahkan kondisi pasar. Metode ini memberikan manfaat berlapis bagi investor,” kata Harsya seperti dikutip dari Harian Seputar Indonesia.
Strategi investasi ini bisa meminimalisasi risiko yang terjadi di kemudian hari. Metode ini menghindarkan investor dari godaan dari mencoba-coba masuk di harga yang terendah dan menjual di harga yang tertinggi (timing the market) dan nilai investasi yang berlebihan( over trading).
Selain itu, metode ini membantu investor menerapkan disiplin investasi sambil mengurangi harga rata-rata pembelian unit di saat pasar sedang bergejolak. Pentingnya untuk mengenali risiko berinvestasi juga diungkapkan President Director First State Investments Indonesia Hario Soeprobo. Hal pertama yang wajib dilakukan dalam berinvestasi adalah menentukan profil risiko dan tujuan investasi bagi yang berinvestasi pertama kalinya.
“Karena, hal itu bertujuan agar memiliki pengetahuan yang baik mengenai keadaan pasar, menentukan komposisi aset yang tepat dalam portofolio investasi, melakukan review portofolio secara berkala, serta disertai disiplin dan kesabaran dalam berinvestasi akan membantu mewujudkan imbal hasil portofolio yang maksimal,” ungkapnya.
Beberapa hal yang dapat menimbulkan risiko bagi investasi yaitu berkurangnya nilai unit, risiko kredit, risiko likuiditas, dan risiko politik dan ekonomi dalam negeri. Risiko berkurangnya unit biasanya dipengaruhi situasi makro ekonomi dan keamanan dalam negeri. Kondisi politik dan ekonomi dalam negeri berpengaruh jika situasi tersebut berujung pada perubahan undang-undang yang berkaitan dengan dunia usaha, terutama perbankan.
Sementara, perencana keuangan Safir Senduk mengatakan, ada dua cara yang bisa dilakukan bagi yang ingin memulai berinvestasi secara aman dan menghasilkan. Pertama, berinvestasi secara periodik. Strategi yang pertama ini berarti harus dilakukan mereka yang ingin berinvestasi secara rutin.
Cara ini bisa dilakukan misalnya satu bulan sekali, dua bulan sekali atau satu tahun sekali. Yang penting adalah rutinitasnya. ”Tidak pasti ada yang berinvestasi setiap satu atau dua minggu sekali. Yang menjadi keharusan adalah ini dilakukan secara rutin dan teratur. Dengan begitu, cara ini seperti menumpuk kekayaan sedikit demi sedikit lama-lama menjadi bukit,” kata Safir.
Strategi investasi pertama ini dinilai efektif bagi pemula. Pasalnya, bagi yang ingin berinvestasi tidak perlu memiliki uang banyak untuk memulai ini. Dengan menaruh dana sedikit dari sisa pendapatan hasil kerja setiap bulan pada sebuah produk investasi tertentu, maka lama-lama akan terkumpul jumlah saldo lebih besar dibanding sebelumnya. Selanjutnya, cara ini dilakukan secara berkelanjutan dan dinamis.
Kedua, berinvestasi sekali saja (lump sum). Cara investasi ini cukup dilakukan sekali saja. Uang yang akan diinvestasikan dimasukkan ke produk investasi tertentu atau didepositokan selama beberapa tahun. Uang yang diendapkan ini secara teratur juga akan mendapatkan bunga sendiri. “Kedua cara ini memiliki nilai investasi yang sama berarti. Namun, lebih pas jika menggunakan cara yang pertama,” kata Safir.
http://ciputraentrepreneurship.com/tips-bisnis/182-investasi/20652-mengenali-risiko-berinvestasi.html
No comments:
Post a Comment