Wednesday, October 3, 2012

Sentra anggrek


SENTRA ANGGREK KEBON JERUK, JAKARTA

Sentra anggrek: Manfaatkan halaman rumah (1)

Sentra anggrek Kampung Rawa lebih banyak dipenuhi dengan anggrek Dendrobium. Jenis anggrek ini banyak dibudidayakan karena lebih mudah dalam perawatannya. Pembelinya pun lumayan banyak lantaran harganya yang tak menguras kantong.
Dendrobium masuk kelompok anggrek epifit dengan kombinasi warna yang terbilang banyak variasinya. Warna dan variasinya yang beragam merupakan buah karya para penyilang anggrek dalam maupun di luar negeri.
Anggrek dendrobium tumbuh menyebar di hutan tropis Indonesia, tahan hidup dalam kondisi kering. Hanya dengan kelembaban udara saja dapat tumbuh. Anggrek dendrobium banyak diusahakan sebagai bunga hias dalam pot atau bunga potong.
Seorang petani anggrek, Haji Usman menuturkan, di daerah Kampung Rawa II terdapat sekitar 20-30 petani anggrek. Mereka umumnya masih memanfaatkan halaman rumah sebagai lahan untuk menanam anggrek.
Menurutnya, sentra tanaman anggrek di Kampung Rawa II sudah ada sejak tahun 1994. "Awalnya, hanya satu atau dua keluarga saja yang menanam anggrek," ujarnya, Rabu (26/9). Namun belakangan warga lainnya meniru dan akhirnya hampir semua warga yang memiliki lahan kosong di pekarangan rumah memilih menanam anggrek.
Usman menceritakan, pada mulanya warga cuma menjual bunga anggrek ke sejumlah pasar kembang di Jakarta seperti Rawabelong. Zaman pun terus berkembang, pembeli sudah tidak tertarik lagi hanya membeli bunganya. Tapi, minta sekalian dengan pohonnya. Sebab, pohon anggrek yang sudah berbunga bisa dijadikan pajangan di rumah. "Kalau cuma kembangnya saja, terbatas pada acara-acara tertentu dan setelah itu dibuang," tuturnya.
Usman menjual pohon anggrek yang sudah berbunga seharga Rp 20.000 per pohon. Bila belum berbunga harganya sekitar Rp 15.000 per pohon. Dalam sebulan dia bisa menjual sebanyak 200 pohon hingga 500 pohon anggrek. Omzetnya sebesar Rp 10 juta hingga Rp 15 juta per bulan. "Biasanya pelanggan langsung datang ke sini dan memesan," imbuhnya.
Petani anggrek lainnya, Haji Iqbal mengungkapkan, mulai menanam anggrek di depan rumahnya sejak tahun 1997. Sebelum membudidayakan anggrek, Iqbal menanam tanaman hias untuk dijual. Persaingan makin ketat seiring bermunculannya sentra tanaman hias di Jakarta dan sekitarnya.
Tak pelak, permintaan terhadap tanaman hias semakin menurun. Itulah yang menjadi pertimbangan Iqbal beralih bisnis anggrek, terlebih tanaman ini tergolong diminati masyarakat.
Dalam sebulan, Iqbal mampu menjual 200-300 pohon anggrek dengan omzet sekitar Rp 7 juta hingga Rp 10 juta. "Yang beli kebanyakan borongan untuk dijual lagi," ucapnya. Iqbal melego anggrek yang sudah berbunga seharga Rp 20.000 per pohon.
Muhasan, petani lainnya mengaku, menekuni usaha budidaya anggrek sekadar menyibukkan diri karena sudah tidak bekerja lagi alias pensiun. Apalagi, lahan di depan rumahnya masih luas sehingga bisa dimanfaatkan untuk menanam anggrek. "Butuh kesabaran menjalani profesi sebagai petani anggrek," akunya.
Tanaman angrek, Muhasan bilang memerlukan perawatan khusus biar tumbuh baik dan menghasilkan bunga nan indah. Nah, berkat ketekunannya menggeluti usaha ini dalam sebulan, Muhasan bisa menjual 200 pohon anggrek dengan omzet Rp 5 juta.

Sentra anggrek: Pusat kulakan pedagang daerah (2)

Sentra anggrek dan tanaman hias di Kampung Rawa II, Kelurahan Kebon Jeruk, Jakarta Barat sudah kesohor di Jakarta dan sekitarnya. Sebagian besar pelanggan sentra ini merupakan warga Jabodetabek.
Namun, ada juga pelanggan dari luar kota, seperti Medan, Sulawesi, Bima, dan Bandung. Umumnya, pelanggan anggrek dari daerah ini pedagang yang kemudian menjual lagi ke konsumen di daerahnya masing-maisng.
Haji Usman, seorang petani anggrek di daerah ini mengaku, sebagian besar pelanggannya berasal Jakarta dan sekitarnya. "Saya juga sering didatangi pembeli dari luar kota,"ujar Usman.
Biasanya, pembeli dari luar kota ini rutin memesan setiap  tiga bulan sekali. Saat memenuhi pesanan konsumen dari daerah ini, ia cukup mengantarkan anggrek sampai ke bandara saja.
Ia sendiri selalu menjaga kualitas tanaman anggreknya. Bila kualitas memuaskan, pelanggan pasti akan memesan lagi. Itu sebabnya, Usman rajin memelihara tanaman anggreknya sejak masih bibit.Dengan pemeliharaan yang baik, dalam setahun anggrek sudah berbunga. 
Supaya bisa berbunga tepat waktu, media tanam anggrek juga tak boleh sembarang. Usman bilang, media tanam anggrek harus berupa ranting kayu Kaliandra yang dipesan dari Sukabumi, Jawa Barat. "Kami membelinya Rp 15.000 per karung," kata Usman.
Petani lainnya, Haji Iqbal juga punya banyak pelanggan dari wilayah Jakarta dan sekitarnya. Sementara dari dari luar kota, ia sering mendapat pesanan dari Medan, Bima, dan Sulawesi.
Mereka ini merupakan pelanggan tetapnya. "Umumnya mereka rutin pesan lima sampai tujuh kali dalam setahun," jelasnya. Walaupun jumlah pembeli luar kota tak sebanyak Jakarta, tapi mereka ini pembeli potensial. Sebab, sekali pesan, jumlahnya mencapai 30 - 50 pohon.
Anggrek-anggrek itu kemudian dijual lagi di daerahnya. Sama halnya Usman, Iqbal juga sangat memperhatikan kualitas tanaman anggreknya. Ia tak mau pelanggannya kecewa karena tanaman anggreknya kurang memuaskan. Makanya, ia juga sangat telaten mearawat tanaman anggreknya. "Kalau bunganya sudah tumbuh, banyak peminatnya," ujarnya.
Di sentra ini, rata-rata harga pohon anggrek yang sudah berbunga dijual seharga Rp 20.000 per pohon. Sementara anggrek yang belum berbunga dibanderol Rp 15.000 per pohon.
Muhasan, petani lainnya menambahkan, mayoritas petani mendapatkan pasokan bibit anggrek dari sejumlah daerah di Jakarta. "Umumnya kami membelinya dari penjual bibit orang-orang Tionghoa," paparnya.
Biasanya, mereka membeli  bibit anggrek dengan ketinggian 2 cetimeter (cm) - 3 cm. Bibit itu ditanam di pot yang di dalamnya sudah dimasukkan kayu kaliandra. "Selain pedagang, banyak juga pembeli perorangan untuk dipajang di rumah," ujarnya. 

Sentra Anggrek: Banyak petani jual lahan (3)

Sentra anggrek dan tanaman hias di Kampung Rawa II, Kelurahan Kebon Jeruk, Jakarta Barat sudah berdiri sejak tahun 1994. Pada masa-masa awal kemunculannya, budidaya tanaman anggrek di kawasan ini masih semarak.
Haji Usman, seorang petani anggrek di daerah ini bilang, pada tahun 1994, hampir semua warga di Kampung Rawa II menanam anggrek. Namun, lambat laun, jumlah petani anggrek di daerah ini terus berkurang.
Soalnya, banyak dari mereka yang menjual lahannya. Maklumlah, Kampung Rawa II merupakan wilayah yang cukup strategis di Jakarta. Tentu harga tanahnya juga mahal.
Haji Usman sendiri pernah ditawari seseorang untuk menjual tanah yang dipakainya buat bertani anggrek. Lokasinya berada persis di depan rumahnya. Kendati ditawar dengan harga tinggi, ia memilih tidak menjualnya. "Bila dijual, uangnya belum tentu bisa bertahan lama," katanya.
Namun, tidak demikian dengan warga lain yang juga menekuni usaha budidaya anggrek. Banyak dari mereka tergiur dengan harga tinggi, sehingga melepas lahan tempat dia membudidayakan anggrek.
Alhasil, sejak tahun 2000-an, lahan  budidaya anggrek ini di kawasan ini banyak beralih fungsi menjadi bangunan rumah. Hal senada juga disampaikan Haji Iqbal. Menurutnya, penyempitan lahan budidaya anggrek sudah terasa sejak tahun 2000.
Penyempitan lahan terjadi seiring banyaknya pendatang baru yang masuk ke kawasan itu. "Hasilnya, ya, banyak rumah-rumah baru yang berdiri di atas lahan tempat budidaya anggrek," ujarnya.
Sama halnya dengan Haji Usman, ia juga memilih tidak menjual lahan budidaya anggrek miliknya. Padahal, bila dia mau menjual, tentu banyak yang berminat.
Soalnya, lahan miliknya itu tergolong strategis karena berada di pinggir jalan. Bagi Usman maupun Iqbal, menyusutnya jumlah petani anggrek ini membawa berkah juga. Soalnya, tingkat persaingan menjadi sedikit agak longgar.
Muhasan, petani lainnya bilang, semakin sediktinya petani anggrek di sentra ini membuat permintaan anggrek semakin tinggi.   

http://peluangusaha.kontan.co.id/news/sentra-anggrek-manfaatkan-halaman-rumah-1/2012/09/30
http://peluangusaha.kontan.co.id/news/sentra-anggrek-pusat-kulakan-pedagang-daerah-2/2012/10/01
http://peluangusaha.kontan.co.id/news/sentra-anggrek-banyak-petani-jual-lahan-3

2 comments:

  1. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  2. Saya lagi mencari bunga anggrek dendro dan anggrek bulan mini yang sudah berbunga.
    Saya mencari yang bisa mensuplay bunga tersebut ke tempat saya jualan bunga
    Jika ada mohon untuk bisa menghubungi saya di nomer : 0822 8803 1056

    Trmksh

    ReplyDelete