Hits : 390 |
Selasa, 30 Oktober 2012 10:19 |
Dalam
ekonomi ekspektasi sekarang ini, konsumen menghendaki yang terbaik.
Mereka menginginkan produk dan jasa terbaik dengan secepat mungkin. Dan
mereka ingin adanya hubungan dengan manusia yang bisa diajaka
berkomunikasi pula.
Pada dasarnya,
konsumen meminta semua itu, berkat platform outsource dan teknologi
manufaktur baru yang akhirnya diterapkan dan dianut banyak pihak (dan
umumnya dalam sektor entrepreneurship), para konsumen makin berubah
menjadi “presumers”. Presumers mengacu pada jenis konsumen yang meminta
adanya produk dan jasa terbaik sesegera mungkin (jika mungkin mereka
adalah yang pertama dilayani/ diberikan produk yang bahkan belum
diluncurkan ke pasar).
Presumer ini
memiliki karakteristik sebagai berikut. Mereka suka untuk dilibatkan,
didorong, didanai dan disajikan promosi tentang produk dan layanan
sebelum mereka menyadari bahwa mereka membutuhkannya. Mereka juga
cenderung menyukai produk yang sempurna dan sangat senang menjadi
pendukung yang setia. Presumer lebih berfokus pada apa yang bisa mereka
dapatkan dari produk/ jasa yang mereka idamkan, yang idealnya produk dan
kisah status di social media yang positif – dengan melibatkan diri
secara langsung sejak dini.
Diramalkan
dalam beberapa tahun mendatang, presumer akan menjadi tren yang makin
naik di dunia bisnis. Berikut adalah sejumlah alasannya seperti
disarikan dari trendhunter.com:
Firstism
Presumer suka
produk dan jasa yang lebih banyak, lebih baik, lebih istimewa dan lebih
cepat. Konsumen di negara ekonomi maju memiliki banyak sekali pilihan.
Mereka kini makin bergeser ke Newism, sebuah budaya yang menawarkan
hal-hal baru, lebih banyak, lebih baik lebih istimewa, lebih cepat dan
sebagainya.
Di titik
ekstrimnya, Newism memungkinkan para konsumen mengkonsumsi di masa
datang. Tidak heran jika presumers banyak yang berlomba-lomba menghadiri
pre-launch produk/ jasa yang mereka sukai dengan membantu mewujudkan
produk idaman melalui pendanaan dan masukan serta dukungan dalam
berbagai bentuk, mereka akan menjadi yang pertama menyaksikannya, dan
mereka juga akan dimanjakan dengan berbagai kelebihan yang ditawarkan
saat produk atau jasa itu sudah selesai.
Kisah
Status di
social media atau jejaring sosial selalu menjadi dorongan bagi semua
perilaku konsumen. Saat presumer berinteraksi dengan produk atau jasa
yang diberikan sebelum peluncuran resminya dan memberikan dukungan
terhadap proyek tersebut untuk bisa diwujudkan dan diluncurkan bersama.
Semua itu akan sangat bagus untuk disajikan menjadi sebuah kisah yang
terangkai dalam sederet status yang dibagikan untuk publik di jejaring
sosial.
Maka dari itu,
cara ini membuat mereka berada selangkah di depan konsumen lain yang
hanya menunggu rilisnya produk atau jasa tersebut. Presumer terlibat
aktif bahkan sebelum produk dan jasa itu sudah dikeluarkan ke pasar
bebas.
Rasa memiliki
Kisah yang
disebarkan di jejaring sosial bahkan akan lebih kuat jika tidak hanya
berpusat pada produk dan jasa yang berkualitas prima, tetapi juga
mengenai gerakan atau perjuangan untuk meraih satu tujuan mulia yang
tidak berorientasi keuntungan material. Kepuasan karena bisa terlibat
dalam sebuah gerakan sosial yang bermakna positif bagi masyarakat luas
merupakan kebanggaan tersendiri bagi para presumer.
Kini makin
banyak presumer yang bersemangat mengenai produk yang mereka dukung.
Itulah mengapa Kickstarter (misalnya) bisa mengklaim bahwa ide produk 8
kali lebih tinggi peluangnya untuk didanai daripada dijual dan
diluncurkan dengan sukses melalui perusahaan besar.
Ia juga
membantu menjelaskan bagaimana Razoo, sebuah startup AS yang bergerak
sebagai platform crowdfunding yang berfokus pada usaha nirlaba, berhasil
mengumumkan di bulan Agustus 2012 bahwa mereka berhasil mengumpulkan
100 juta dollar untuk proyek-proyek yang mereka wadahi di situsnya.
Offline sama dengan online
Para konsumen
ini sangat menyukai dunia maya karena dengan menggunakan Internet,
mereka dapat segera bertindak (ikut serta, berbicara, mencipta,
beradaptasi) tanpa harus menunggu lebih lama. Mereka juga mau untuk
terlibat dalam hubungan timbal balik yang memungkinkan mereka
menyampaikan ide dan gagasan dengan cara interaktif, brand pun menjadi
lebih dihargai dan diberikan masukan berharga.
Platform baru
Sebuah
platform untuk presumer telah terbangun secara perlahan namun pasti di
dunia bisnis berkat ketenaran crowdfunding dan gerakan BUATLAH SENDIRI
dan budaya entrepreneurship pada umumnya.
Untuk menunjukkan betapa besarnya potensi presumer ini, kita bisa saksikan statistik yang relevan berikut:
Sumber gambar:
http://ciputraentrepreneurship.com/ide/21222-mengenal-tren-presumers.html
|
No comments:
Post a Comment