Wednesday, October 31, 2012

Mengenal Tren Presumers

Hits : 390 PDF Cetak E-mail
Selasa, 30 Oktober 2012 10:19
Dalam ekonomi ekspektasi sekarang ini, konsumen menghendaki yang terbaik. Mereka menginginkan produk dan jasa terbaik dengan secepat mungkin. Dan mereka ingin adanya hubungan dengan manusia yang bisa diajaka berkomunikasi pula.

Pada dasarnya, konsumen meminta semua itu, berkat platform outsource dan teknologi manufaktur baru yang akhirnya diterapkan dan dianut banyak pihak (dan umumnya dalam sektor entrepreneurship), para konsumen makin berubah menjadi “presumers”. Presumers mengacu pada jenis konsumen yang meminta adanya produk dan jasa terbaik sesegera mungkin (jika mungkin mereka adalah yang pertama dilayani/ diberikan produk yang bahkan belum diluncurkan ke pasar).

Presumer ini memiliki karakteristik sebagai berikut. Mereka suka untuk dilibatkan, didorong, didanai dan disajikan promosi tentang produk dan layanan sebelum mereka menyadari bahwa mereka membutuhkannya. Mereka juga cenderung menyukai produk yang sempurna dan sangat senang menjadi pendukung yang setia. Presumer lebih berfokus pada apa yang bisa mereka dapatkan dari produk/ jasa yang mereka idamkan, yang idealnya produk dan kisah status di social media yang positif – dengan melibatkan diri secara langsung sejak dini.

Diramalkan dalam beberapa tahun mendatang, presumer akan menjadi tren yang makin naik di dunia bisnis. Berikut adalah sejumlah alasannya seperti disarikan dari trendhunter.com:

Firstism
Presumer suka produk dan jasa yang lebih banyak, lebih baik, lebih istimewa dan lebih cepat. Konsumen di negara ekonomi maju memiliki banyak sekali pilihan.  Mereka kini makin bergeser ke Newism, sebuah budaya yang menawarkan hal-hal baru, lebih banyak, lebih baik lebih istimewa, lebih cepat dan sebagainya.

Di titik ekstrimnya, Newism  memungkinkan para konsumen mengkonsumsi di masa datang. Tidak heran jika presumers banyak yang berlomba-lomba menghadiri pre-launch produk/ jasa yang mereka sukai dengan membantu mewujudkan produk idaman melalui pendanaan dan masukan serta dukungan dalam berbagai bentuk, mereka akan menjadi yang pertama menyaksikannya, dan mereka juga akan dimanjakan dengan berbagai kelebihan yang ditawarkan saat produk atau jasa itu sudah selesai.

Kisah
Status di social media atau jejaring sosial selalu menjadi dorongan bagi semua perilaku konsumen. Saat presumer berinteraksi dengan produk atau jasa yang diberikan sebelum peluncuran resminya dan memberikan dukungan terhadap proyek tersebut untuk bisa diwujudkan dan diluncurkan bersama. Semua itu akan sangat bagus untuk disajikan menjadi sebuah kisah yang terangkai dalam sederet status yang dibagikan untuk publik di jejaring sosial.
Maka dari itu, cara ini membuat mereka berada selangkah di depan konsumen lain yang hanya menunggu rilisnya produk atau jasa tersebut. Presumer terlibat aktif bahkan sebelum produk dan jasa itu sudah dikeluarkan ke pasar bebas.

Rasa memiliki
Kisah yang disebarkan di jejaring sosial bahkan akan lebih kuat jika tidak hanya berpusat pada produk dan jasa yang berkualitas prima, tetapi juga mengenai gerakan atau perjuangan untuk meraih satu tujuan mulia yang tidak berorientasi keuntungan material. Kepuasan karena bisa terlibat dalam sebuah gerakan sosial yang bermakna positif bagi masyarakat luas merupakan kebanggaan tersendiri bagi para presumer.

Kini makin banyak presumer yang bersemangat mengenai produk yang mereka dukung. Itulah mengapa Kickstarter (misalnya) bisa mengklaim bahwa ide produk 8 kali lebih tinggi peluangnya untuk didanai daripada dijual dan diluncurkan dengan sukses melalui perusahaan besar.

Ia juga membantu menjelaskan bagaimana Razoo, sebuah startup AS yang bergerak sebagai platform crowdfunding yang berfokus pada usaha nirlaba, berhasil mengumumkan di bulan Agustus 2012 bahwa mereka berhasil mengumpulkan 100 juta dollar untuk proyek-proyek yang mereka wadahi di situsnya.

Offline sama dengan online
Para konsumen ini sangat menyukai dunia maya karena dengan menggunakan Internet, mereka dapat segera bertindak (ikut serta, berbicara, mencipta, beradaptasi) tanpa harus menunggu lebih lama. Mereka juga mau untuk terlibat dalam hubungan timbal balik yang memungkinkan mereka menyampaikan ide dan gagasan dengan cara interaktif, brand pun menjadi lebih dihargai dan diberikan masukan berharga.

Platform baru
Sebuah platform untuk presumer telah terbangun secara perlahan namun pasti di dunia bisnis berkat ketenaran crowdfunding dan gerakan BUATLAH SENDIRI dan budaya entrepreneurship pada umumnya.

Untuk menunjukkan betapa besarnya potensi presumer ini, kita bisa saksikan statistik yang relevan berikut:
  • Hingga April 2012, terdapat setidaknya 452 platform crowdfunding yang beroperasi di seluruh dunia, padahal di tahun 2007 ada 100 saja. (Sumber: Massalution/ The Economist, Mei 2012)
  • Di tahun 2009, platform crowdfunding mengumpulkan 530 juta dollar. Di tahun 2011 angka itu menjadi 1,4 miliar dollar. Tahun ini, jumlah itu sedang merangkak hingga ke kisaran 2,8 miliar dollar (Sumber: Massalution/ The Economist, Mei 2012)
  • DI antara peluncuran tahun 2009 dan Februari 2012, Kickstarter tidak memiliki proyek 1 juta dollar. Kini 12 proyek telah berhasil menghimpun dana lebih dari 1 juta dollar per proyek.

Sumber gambar:

http://ciputraentrepreneurship.com/ide/21222-mengenal-tren-presumers.html

No comments:

Post a Comment