Friday, November 11, 2011

Segarnya Laba Bisnis Es Krim Campina

Segarnya Laba Bisnis Es Krim Campina Views :275 Times PDF Cetak E-mail
Jumat, 11 November 2011 11:14
Kesegaran dan rasa manis yang ditawarkan oleh es krim, rasanya akan sulit ditolak oleh siapa saja, khususnya anak-anak dan remaja. Terlebih bagi orang Indonesia, yang hidup di negara yang beriklim yang tropis. Tak heran jika Indonesia menjadi pasar yang empuk bagi para produsen es krim, baik dari dalam atau luar negeri, untuk melemparkan beragam varian es krim ke masyarakat.

campina1111Untuk merebut hati konsumen, dan agar tetap eksis dalam persaingan bisnis es krim, para produsen terus berlomba untuk tak berhenti melakukan inovasi. Mulai dari inovasi produk (pengembangan rasa, bentuk, dan kemasan) hingga strategi pemasaran, terus dilakukan agar mampu merebut jatah konsumen yang lebih banyak.

Seperti yang dilakukan oleh PT Campina Ice Cream Industry, yang merupakan salah satu pemain lama di bisnis es krim di Indonesia. Sebagai produsen lokal, Campina telah berjibaku dipersaingan bisnis es krim sejak tahun 1972, dan telah sangat dikenal oleh masyarakat Indonesia.

Cukup banyak strategi Campina dalam menggarap pasar di Indonesia, mulai dari traditional trade, mobile unit, dan baru-baru ini, perusahaan yang telah berusia 39 tahun ini mengeluarkan jurus teranyar untuk strategi pemasarannya dengan membuat Campina Scoop Counter (CSC). Dengan membuka kesempatan kepada masyarakat luas untuk bermitra dengan Campina, diharapkan peluang bisnis ini bisa menjadi suatu peluang bisnis.

“Ini tanggung jawab moral dari Campina, dimana kita ingin menanamkan jiwa entrepreneurship di masyarakat dengan memberikan sebuah peluang bisnis yang sangat ringan dan prospektif. kita ingin mengembangkan peluang-peluang usaha yang baru, sehingga semakin banyak pula piilihan bisnis yang bisa dipilih oleh masyarakat,” ujar koordinator CSC, Siswanto kepada ciputraentrepreneurship.com, saat ditemui di kantornya di Jalan Raya Duri Kosambi, Cengkareng, Jakarta, Kamis (10/11).

Selain itu, dengan membuka peluang bisnis ini, Campina berharap mereknya dapat makin mengakar kuat di masyarakat. Tidak hanya sebagai produk pelengkap saja, dengan berjalannya bisnis ini, es krim akan menjadi core business yang bisa mengangkat secara khusus brand Campina. Hal itu yang nantinya akan membedakan antara produk Campina yang dijual kemasan, dengan produk yang dijual lewat CSC. Selain itu, dengan menjalankan bisnis ini, CSC menjanjikan profit yang lebih besar dibandingkan penjualan es krim kemasan.

“Kalau di reseller, kami menjual produk eskrim kami sebagai pelengkap produk jual yang sudah ada di tempat itu. Dengan bentuk es krim yang sudah ada dalam kemasan, memang margin yang ada tidak begitu besar, hanya sekitar 20 persen. Tapi dengan kesempatan ini, kita akan menghidupkan satu bentuk usaha sendiri dan otomatis margin keuntungannya akan makin besar pula. Dan masyarakat akan sadar bahwa saya bisa untung hanya dengan berjualan es krim, karena margin yang kita berikan bisa lebih dari 100 persen,” jelas Siswanto.

Sejak berjalan tahun 2005, program ini berusaha untuk memberikan kemudahan kepada para mitranya dan risiko yang cukup kecil jika dibandingkan dengan keuntungan yang akan diperolehnya. Pihak campina mengaku akan memberikan dukungan penuh kepada mitranya untuk bisa tumbuh tanpa patokan royalty fee. Kini sudah terdapat 435 mitra yang telah bekerjasama dengan Campina menjalankan program CSC. Kebanyakan terdapat di Pulau Jawa dan Bali. Rencananya tahun 2012, Campina telah siap melanjutkan ekspansi di Sumatra, Kalimantan, dan Sulawesi. Selain itu, Campina akan lebih serius membidik pasar kelas menengah atas dengan terus memberikan inovasi dan kualitas yang tinggi kepada para konsumen loyalnya.

“Yang saat ini sedang kita rancang adalah konsep kafe es krim yang akan menyajikan beragam menu es krim dengan perpaduan menu lain seperti kopi, dan lain-lain. Soal menu masih dalam tahap riset. Namun, kami amat terbuka terhadap masukan dari mitra kami soal variasi menu. Kami rasa untuk bisa memajukan bisnis ini, kami dan mitra kami harus terus menjalin komunikasi yang kuat agar tercipta koordinasi yang baik, “ tutur Siswanto.

Bagi Anda yang berminat menjadi mitra, Campina mematok harga Rp 10 juta untuk kerjasama pembukaan CSC tanpa royalty fee dan dukungan penuh dari Campina. Hingga kini omzet yang dapat dihasilkan oleh bisnis yang menyasar pangsa pasar remaja ini sebesar Rp 1,5 miliar per bulan untuk keseluruhan counter-nya.

Selain itu, satu hal yang juga menarik adalah Campina menawarkan refund sebagian modal jika mitra ingin menghentikan kerjasama. Hal tersebut karena dari Rp. 10 juta investasi awal, Campina menetapkan Rp 6 juta sebagai deposit yang bisa ditarik kembali oleh mitra. Sedangkan Rp, 4 juta sisanya digunakan untuk pembelian perlengkapan.

“Untuk jaminan produk es krim kami patok Rp 2 juta, dan untuk freezer Rp 4 juta. Jadi Rp. 6 juta itu bisa ditarik lagi jika bisnis tidak berjalan dengan baik. Hal itu kami lakukan agar mitra bisa langsung memutarkan uangnya lewat produk yang siap jual. Jika pasarnya bagus, mitra pasti bisa cepat mendapatkan BEP (Break Even Point), karena dia sudah siap berjualan. Jadi kasarnya, modal awal bisnis ini ya hanya Rp 4 juta untuk membeli alat dan perlengkapan lain,” beber Siswanto.

Dengan menjalankan program ini, Campina berharap bisa merambah pasar lebih besar secara nasional dengan bantuan mitra-mitranya. Sesuai dengan visi Campina untuk menjadi pemimpin di pasar es krim nasional, program ini diharap bisa menjadikan Campina sebagai produk lokal yang menjadi raja di negeri sendiri. (*/ Gentur)

PT Campina Ice Cream Industry
Jl. Raya Duri Kosambi No.12
Cengkareng, Jakarta Barat
hp: 021-5414141/ 0807 100 7576

Sumber:
http://ciputraentrepreneurship.com/bisnis-mikro/12690-segarnya-laba-bisnis-es-krim-campina.html

No comments:

Post a Comment