Views :132 Times |
Senin, 21 November 2011 13:47 |
Bisnis pakaian merupakan salah satu bisnis yang tak ada matinya. Perjalanan mode yang selalu dinamis, membuat perkembangan bisnis ini selalu lincah dan prospektif untuk digeluti. Belum lagi jika kita mengategorikan dalam jenis busana, yang masing-masing memiliki konsumen yang loyal dan cenderung royal. Salah satunya adalah bisnis busana muslim. Dahulu, jenis busana ini tergolong sederhana dan monoton. Namun, seiring dengan perkembangan masa, busana muslim telah bergeser ke ranah mode yang sangat dinamis sesuai dengan keinginan pasar, terutama bagi kaum wanita. Mulai dari busana muslim bergaya glamor, hingga konsep busana muslim yang sederhana dan nyaman dipakai. Beragamnya mode busana muslim memancing banyak entrepreneur untuk terjun menggeluti bisnis ini. Salah satunya adalah Ika Sufaryanti, yang mengusung merek pakaian muslim “Vannara”. Dengan mengusng konsep “the colors of simplicity”, Ika coba menawarkan desain yang simpel dan dinamis dalam ragam warna warni yang sederhana, pada busana muslim produksinya. Sejak memulai bisnis tanggal 28 Februari 2009, Vannara mempunyai visi untuk menjadikan dirinya sebagai perusahaan garmen kelas dunia yang mampu menempatkan Indonesia sebagai pemimpin dalam produksi busana muslim. Misinya adalah menjadi perusahaan garmen dunia terbaik yang mampu menjadi trend setter dan dapat memenuhi kebutuhan sandang seluruh kalangan dari bayi hingga dewasa dengan produk yang berkualitas, harga terjangkau dan pelayanan yang memuaskan. “Kami menggunakan bahan cotton combed 100% kualitas eksport yang nyaman, dan tidak menonjolkan lekuk tubuh sehingga sopan untuk dikenakan. Konsep yang kami tawarkan lebih kearah kenyamanan si pemakai, dan berguna bagi banyak orang," jelas Ika, seperti dikutip dari majalahfranchise.com, Senin (21/11). Berkat kegigihan Ika dengan dibantu suaminya, Vannara pun berkembang luar biasa. Omzet Vannara tiap bulannya berkisar antara Rp 100-200 juta dengan jumlah agen di seluruh Indonesia kurang lebih 50 orang. Ke depannya, Vannara akan memaksimalkan pasar dalam negeri dengan membuka outlet Vannara di beberapa kota besar yang akan dikelola oleh mitra usaha serta fokus menggarap pasar luar negeri. Tahun ini Vannara akan mulai merambah pasar Malaysia. Sebelum mendirikan Vannara, Ika merupakan agen distributor busana muslim anak. Dari sana Ika belajar banyak mengenai sistem keagenan dan menggunakannya untuk membantu penjualan produk Vannara. Setelah menggunakan sistem keagenan, Ika mengatakan, omzetnya makin bertambah dan Vannara makin berkembang cepat ke seluruh pelosok wilayah Tanah Air. Awal kecintaan Ika terhadap bisnisnya memang telah terpupuk lama. Kegemerannya berbelanja pakaian menjadi alasan utama awal mula bisnisnya. Tertantang untuk memiliki pakaian yang berbahan nyaman, modelnya bagus, dan harganya murah, membuat Ika memutuskan untuk membuat konsep dan desain pakaian yang menurutnya laku di pasaran. Dengan dukungan sang suami, Ika pun merubah mimpinya menjadi bisnis yang saat ini digelutinya. Dengan modal awal Rp 2,5 juta, Ika mulai menjalankan bisnis di rumahnya dengan bantuan 2 orang staff. Dengan uang tersebut ia membeli beberapa kain berbagai warna dan jadilah beberapa contoh baju yang dipromosikan dalam bentuk katalog produk. Ternyata, baju-baju kreasi Ika mendapatkan respon yang bagus dari konsumen, dan ia pun mendapatkan banyak pesanan baju. Tak hanya itu, beberapa mitra pun tertarik untuk bekerjasama dengan Ika untuk memasarkan produknya. “waktu itu, pesanan yang datang melebihi modal untuk membeli bahan baku. Jadilah saya dan suami mengerjakan sendiri bisnis ini, mulai dari marketing, hingga urusan pengiriman barang. Terlebih kondisi saya waktu itu sedang hamil, jadi memang itu sebuah perjuangan buat kami,” ujar Ita. Ika mengaku, kesuksesannya berbisnis baju Vannara disokong oleh pameran yang digelar Komunitas Tangan di Atas (TDA) pada Februari 2009. Itulah babak awal bisnis bajunya. Mewakili dirinya yang sedang hamil besar, suami Ika mengikuti pameran TDA di Jakarta. Tak disangka, empat baju contoh yang dibawakan Ika ludes terjual. Bahkan, permintaan menjadi agen Vannara berdatangan. Dari yang tadinya hanya satu agen, saat ini, Ika sudah memiliki 50 agen lepas di seluruh Indonesia. Ika sempat kewalahan menangani pesanan. Ia meminta suaminya mengundurkan diri dari perusahaan perkapalan. Maklum, saat itu, Ika yang sedang hamil tua pernah sampai harus mengangkat dua kardus besar berisi 50 potong baju untuk dikirim ke beberapa agen. Setelah sang suami mengundurkan diri dari tempat kerjanya, Ika lebih fokus mengurusi produksi pakaian muslim dan ibu hamil. Suaminya lebih mengurus bagian pemasaran dan promosi. Dari yang semula hanya memiliki dua karyawan dan satu tukang jahit, saat ini, Ika memiliki 20 tukang jahit dan tujuh karyawan. Untuk menguatkan distribusi, Ika membuat sistem keagenan berkala, yaitu agen silver dengan maksimal pembelian 25 potong, agen gold maksimal 50 potong, dan agen platinum dengan maksimal pesanan sebanyak 100 potong baju. Semua model baju hamil dan melahirkan buatan Ika tersedia lewat bukaan kancing, bukaan resleting, dan bukaan tarik samping, sekaligus memudahkan saat menyusui bayi. Rata-rata baju Vannara dan Tanisha dibanderol seharga Rp 150.000–200.000 per potong. Untuk meluaskan pasar produknya, Ita juga memilih jalur online selain metode marketing konvensional. Menurutnya, media sosial merupakan cara efektif dan jitu dalam memasarkan produknya secara luas dan murah. Dalam memanfaatkan media sosial, Ita selalu menjaga tampilan produknya senyata mungkin, saat dipasarkan lewat online. Hal itu penting untuk membangun kepercayaan pelanggan terhadap produknya. (*/Gentur) |
Sumber:
http://ciputraentrepreneurship.com/entrepreneur/nasional/wanita/12927-ika-sufariyanti-tawarkan-kenyamanan-pada-busana-muslim.html
No comments:
Post a Comment