Thursday, November 17, 2011

Aminah, Pengusaha Bumbu dari Makassar

Views :151 Times PDF Cetak E-mail
Kamis, 17 November 2011 10:11
Awalnya meracik bumbu hanya kerja sambilan bagi Aminah AN, SMK. Sistem pemasaran door to door menjadi andalannya. Delapan tahun bergelut, dia pun berhasil mendirikan Usaha Kecil Menengah (UKM) Al-Minah yang kini mempekerjakan sembilan karyawan.

aminahAminah mungkin bukan sosok yang senang berdiam diri. Bekerja rutin sebagai pegawai negeri sipil (PNS) disiasati dengan membuka usaha jasa membuat bumbu di luar jam kantor.

Sebelum, UKM Al-Minah, berkembang seperti saat ini, Aminah memulai usahanya dari nol. Awalnya dia membuat bumbu hanya berdasarkan pesanan. Itu pun sebatas teman kantor.

Karena keuletan dan rajin belajar berbagai masakan usaha kini menjadi lebih besar. Bisnisnya kini telah beromzet puluhan juta per bulan. Dia pun memperkerjakan sembilan karyawan yang dilengkapi fasilitas racikan bumbu yang lebih modern. Ada mobil operasional sebagai armada mengangkut produk pesanan. Mobil dilengkapi dengan banner bertuliskan Aneka Bumbu Al-Minah.

Aminah awalnya tidak berbiat untuk berbisnis. “Sebenarnya bukan usaha. Awalnya hanya hobi. Saya hobi memasak. Kebetulan kerja di instalasi gizi Rumah Sakit Haji jadi tahu sedikit rempah-rempah dan masakan. Dari hobi itu lalu akhirnya menjadi usaha,” kata Aminah seperti dikutip dari Fajar Online.

Selain bumbu Sop Konro yang berhasil juara nasional 2011, Aneka Bumbu Al-Minah sebenarnya telah memproduksi banyak bumbu. Sedikitnya ada 11 macam bumbu mulai dari bumbu coto, bumbu pallu kaloa, pallu basa, topa lada, opor ayam, karim ayam, nasi goreng dan lain-lain. Semua jenis bumbu telah ini dikemas dalam bentuk sachet dan diberi label “Al-Minah” yang diperjualbelikan di berbagai gerai di Makassar. Bahkan sejak tahun 2010 lalu, bumbu ini sudah ada di Hypermart, Giant, Hero dan Lamacca.

Aminah menceritakan, dia menggeluti bisnis bumbu sejak tahun 2003 silam. Itu tadi, dimulai dari mulut ke mulut lalu berkembang menjadi usaha rumahan. Dulu dia paling sering telat pulang ke rumah karena harus belanja bahan dulu di Pasar Pa’baeng-baeng.

Tiba di rumah bahan lalu diracik hingga tengah malam. Aminah sampai harus begadang jika pesanan banyak. Pagi-pagi sudah harus masuk kantor. “Nah sambil masuk kantor itulah saya pasarkan,” ungkapnya.

Bisnis adalah kepercayaan. Prinsip itu dipahami benar oleh Aminah. Makanya setiap pesanan selalu diselesaikan tepat waktu. Dia mengaku pesanan kerap membanjir saat Lebaran atau Ramadan. Pelanggan rutin seperti acara arisan dan acara keluarga lainnya juga dilayani. “Pokoknya semua saya layani, asalkan ada waktu,” ungkapnya menceritakan pengalamannya.

Sumber:
http://ciputraentrepreneurship.com/entrepreneur/nasional/wanita/12823-aminah-pengusaha-bumbu-dari-makassar.html

No comments:

Post a Comment