PELUANG BISNIS TIANG ANTREAN
Menangkap peluang dari bisnis tiang pembatas antrean
Sepertinya memang sepele, ternyata tiang antrean yang biasanya kita temui di pelbagai tempat umum, bisa mendatangkan fulus yang lumayan. Seorang pengusaha tiang antrean ini bisa meraih omzet hingga ratusan juta per bulan. Tetapi, mahalnya stainless steel jadi kendala bisnis ini.
Gerakan Disiplin Nasional (GDN) yang digalakkan pemerintah membawa berkah bagi pengusaha tiang antrean. Banyak institusi dan unit bisnis butuh tiang antrean untuk menjaga kenyamanan saat antre.
Sebagian Anda yang sering berkunjung ke bank mungkin akrab dengan tiang antrean itu. Bagi bank tiang antrean berguna menjaga kenyamanan dan menghindari kegaduhan atau rebutan saat melayani nasabah.
Selain perbankan, tiang antrean itu juga banyak digunakan oleh kantor pos, hotel, penyelenggara acara atau event organizer (EO), juga berbagai kegiatan yang melibatkan banyak orang.
Banyaknya institusi layanan publik yang mengharuskan publik mengantre untuk mendapatkan layanan tertentu, ternyata juga bisa menjadi peluang bisnis yang menguntungkan. Lihat saja yang dilakukan Dody Susanto, pemilik PT Pilar Karunia Jaya di Bekasi, Jawa Barat. Sejak 2005, Dody sudah menekuni bisnis tiang antrean untuk melayani pesanan perkantoran, terutama perbankan.
Sebelumnya menjadi pengusaha pembatas antrean ini, Dody hanya berstatus distributor tiang antrean yang diimpor dari Singapura dan Amerika Serikat. "Setahun terakhir ini kami sudah memproduksi tiang antrean sendiri," kata Dody.
Tidak hanya menyasar perkantoran, Dody juga menjual tiang antrean itu kepad aevent organizer (EO) yang kerap menggelar acara seperti pameran atau pertunjukan musik. "Tiang antrean sangat penting untuk menjaga suasana antre tetap nyaman dan aman," terang Dody.
Pembeli tiang antrean Dody tidak hanya dari Jakarta saja. Ia juga melayani permintaan tiang antrean dari perbankan dan EO hampir seluruh provinsi di Indonesia.
Dody juga menyadari, belakangan ini pemain di bisnis tiang antrean ini semakin mengular. Nah, agar tak kalah bersaing, Dody pun rajin melakukan inovasi dan menjaga kualitas produk.
Salah satu inovasi Dody adalah tiang antrean dengan empat sisi pengait. "Umumnya tiang antrean di pasaran hanya punya dua lubang pengait," jelas Dody.
Dengan bahan stainless steel, Dody menjual tiang antrean itu seharga Rp 750.000 per tiang. Dengan minimum pesanan 50 tiang, Dody dalam sebulan bisa menjual 200 tiang.
Dari bisnisnya itu Dody mengantongi omzet Rp 150 juta per bulan. Ia berharap ekonomi tetap tumbuh agar permintaan tiang antrean dari perkantoran dan perbankan juga ikut tumbuh.
Selain Dody, di Tangerang terdapat PT Langgeng Gumelar Sejati yang juga memproduksi tiang antrean. Ismail, Manajer Pemasaran Langgeng, bilang, sejak produksi perdana, permintaan terus berdatangan, terutama dari industri perbankan, periklanan, hotel, dan juga EO.
Dalam sebulan, rata-rata Langgeng mendapatkan pesanan sekitar 100 unit tiang antrean. Berbeda dengan Pilar Karunia, Langgeng menjual produk per unit meliputi 2 tiang dan 1 tali sambungan dengan harga Rp 1,5 juta per unitnya. "Omzetnya sekitar Rp 150 juta per bulan," ujar Ismail.
Ismail menambahkan, meski permintaan meningkat sekitar 10% tiap tahun tapi bukan berarti tak ada kendala dalam bisnis ini. Tahun ini saja, harga stainless steel melonjak tinggi, yakni hampir 30%. Hal ini berdampak bahwa margin keuntungan bersih perusahaannya dari usaha ini hanya sekitar 10%. Kendati begitu, lelaki 33 tahun ini optimistis dengan masa depan bisnis ini.
Sumber:
http://peluangusaha.kontan.co.id/v2/read/peluangusaha/82273/Menangkap-peluang-dari-bisnis-tiang-pembatas-antrean-
No comments:
Post a Comment