Monday, May 28, 2012

Jual Experience, Lebih Sukar Ditandingi


Hits : 813 PDF Cetak E-mail
Minggu, 27 Mei 2012 07:13
Perlu adanya akselerasi usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) melalui pemanfaatan digital marketing. Selain itu, produk yang baik dengan kualitas bagus, harus dikemas dengan branding sebagai produk Indonesia yang perlu dikenal masyarakat luas.

Keterlibatan generasi muda, khususnya siswa sekolah menengah kejuruan dalam menciptakan produk kreatif harus diacungi jempol. Walaupun begitu, hal yang perlu ditekankan adalah bagaimana agar produk kreatif ini mempunyai branding yang siap dijual.

Hal tersebut disampaikan oleh Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) DKI Jakarta Eddy Kuntadi dalam Pekan Produk Kreatif Daerah di Balai Kartini, kemarin. 25 Mei 2012.

Managing Director Etnomark Consulting Amalia E. Maulana dalam pemaparannya menyebutkan solusi untuk menciptakan sebuah brand dari sebuah produk.

Amalia mengibaratkan keterikatan antara produsen dengan konsumen bagai sebuah jalinan hubungan yang perlu dirawat agar terjaga kemesraannya.

"Harus menjadi soulmate untuk konsumennya. Menjadi teman sejati. Seorang teman sejati pasti tidak akan bohong dan selalu menjaga hubungan baik. Awalnya just friend, berubah menjadi good friend, close friend, dan menjadi soulmate," tuturnya.

Dalam sebuah bisnis, menurutnya brand merupakan aset terbesar. Brand bisa menciptakan keinginan membeli, menambah kepercayaan pelanggan, juga mampu memotivasi karyawan yang bekerja dalam perusahaan tersebut. Biasanya akan muncul kebanggaan dari seorang karyawan yang bekerja pada perusahaan yang memliki brand terkemuka.

Tentu dibutuhkan waktu dan usahan yang keras untuk mengubah hubungan just friend berkembang menjadi soulmate. Amalia menyebutkan pula banyaknya tahapan yang harus direncanakan dan dilaksanakan.

Untuk menciptakan sebuah brand, kata Amalia, perlu mengerti kebutuhan konsumen. Membuat konsumen memikirkan produk kita, dan selalu konsisten menggunakannya. Hal yang terpenting adalah menggunakan kreativitas untuk menghasilkan sesuatu yang unik dan beda.

Setelah mampu menciptakan brand, perlu juga dibekali ilmu pemasaran yang berbeda dengan penjualan.

Executive Director The Nielsen Company Indonesia Yongki Surya Susilo menyebutkan bahwa pemasaran zaman ini membutuhkan kecerdasan dalam memanfaatkan media. Pengusaha harus menyadari keberadaan media digital sebagai sarana yang efisien dan murah dalam memasarkan produk.

"Pastikan bisnis yang Anda lakukan bisa diakses lewat handphone yang semuanya sudah terhubung melalui internet. Jumlah pengguna handphone saat ini sudah mencapai 3,3 miliar jiwa. Jumlah ini lebih banyak dari pada jumlah media lainnya [TV, telepon, dan PC]," paparnya.

Dalam data yang dilansir oleh Nielsen Company, jumlah pengguna handphone di Indonesia melejit 42 juta jiwa pada tahun 2012, bila dibandingkan pada tahun 2008 yang hanya berjumlah 300.000 orang. Terlebih lagi, data tersebut juga menyebutkan pemanfaatan media radio dan cetak (surat kabar dan majalah) mengalami penurunan.

Tahun 2011, hanya 28% orang yang mendengarkan radio, turun hampir separuhnya sejak tahun 2004. Sementara hanya 14% orang yang membaca koran. Jumlah yang masih tinggi adalah kebiasaan menonton TV dengan angka 95%.

"Kebiasaan anak muda sekarang adalah menggunakan internet. Semua dicari menggunakan aplikasi google. Cari tempat makan enak di wilayah A, tanya google. Kalau sampai bisnis Anda tidak bisa diakses dengan google akan sulit," ungkapnya.

Digital marketing merupakan low cost marketing, dengan kebutuhan yang sangat penting. Ia menyebutkan bahwa 24% masyarakat mendiskusikan brand di Internet. Sementara 75% menggunakan internet untuk menyampaikan pendapatnya tentang suatu produk melalui kolom like or dislike.

Dengan memanfaatkan media online, bisa diibaratkan membuka toko selama 24 jam. Menurut Yongki, ini merupakan cara yang paling murah untuk mengembangkan sebuah bisnis.

Yongki menekankan hal penting lainnya adalah kualitas produk. Ia mengatakan agar jangan mengandalkan sebuah produk, tapi juallah sebuah experience.

Experience yang dia maksud di sini adalah bagaimana melibatkan sekaligus merangsang seluruh indera (penciuman, penglihatan, pendengaran, perasa, dan peraba) dalam membangun sebuah usaha.

"Misalnya saya jualan di Breadtalk. Mata dengan tampilan roti dan suasana koki yang sedang memasak. Menjual rasa juga aroma. Kalau produk bisa disaingi, tapi jual lah experience," ucapnya. ( Bisnis.com)

http://ciputraentrepreneurship.com/tips-bisnis/174-rencana-bisnis/17170-jual-experience-lebih-sukar-ditandingi.html

No comments:

Post a Comment