Views :230 Times |
Selasa, 08 Mei 2012 11:58 |
Menurut
New York University (NYU), agar seorang mahasiswa berhasil menjadi
entrepreneur sukses kuncinya ialah membangun dan menghasilkan sesuatu
yang konkret. Dan mungkin bukan hanya satu produk tetapi sebanyak
mungkin produk. Berdiskusi dan membicarakannya tidak termasuk dalam
kategori itu. Mengirimkan business plan juga bukan. Memenangkan kontes
juga bukan. Hanya jika Anda menjual dan mengirimkan produk pada
konsumen, Anda baru dianggap menghasilkan dan produktif. “Sesuatu” bukan hanya berarti “usaha baru”. Sebanyak 80% mahasiswa yang tertarik dalam dunia startup tak hanya memiliki pengalaman atau pengetahuan yang diperlukan untuk memulai. Kuliah entrepreneurship mengajarkan mentalitas yang kurang benar dengan menyebarkan asumsi “Sukseslah di awal atau entrepreneurship bukan untuk Anda”. Tingkat tindak lanjut setelah kompetisi business plan sangatlah kurang karena mereka menciptakan persepsi bahwa bisnis pertama mahasiswa ialah satu-satunya peluang mereka untuk menjadi entrepreneur. Padahal, mahasiswa lebih baik diajari untuk membangun/ membuat produk, gagal dan mengulangi apa yang berhasil. Mengikuti kompetisi business plan mungkin bergengsi tetapi lebih penting dan konkret lagi untuk mengirimkan sesuatu yang konkret ke pasar dan konsumen. Mulailah sebuah pertemuan secara rutin! Bertemu dengan banyak orang dan mengatur pertemuan dengan peserta yang banyak akan mengajarkan Anda bagaimana untuk memasarkan produk dan mengelola bisnis. Lakukan percepatan dengan melakukan banyak proyek kecil yang berhasil daripada memulai satu proyek besar yang lebih sukar diselesaikan. Agar lebih berpeluang untuk sukses sebagai entrepreneur, mahasiswa perlu memahami bahwa kehidupan dalam sebuah startup ialah gaya hidup yang harus mereka adopsi, mau atau tidak mau. Bukan sebagai satu peluang penentuan yang harus dilakukan satu kali dan kemudian bisa ditinggalkan begitu saja seperti sebuah proyek yang bisa ditinggalkan begitu selesai atau tak menghasilkan. Program entrepreneur sekolah atau kampus biasanya berlangsung setidaknya 10 tahun di belakang tren yang sedang berkembang. Dan dalam dunia teknologi, itu sudah berarti ketertinggalan selama sepuluh tahun, kira-kira. Daripada bersandar pada para pengajar, materi kuliah dan kontes entrepreneurship, dapatkan program entrepreneur berkualitas yang menawarkan komunitas entrepreneur lokal kesempatan magang, event bertukar pikiran dan workshop. Keluar dari zona yang sudah Anda kenal dan akrabi.(*/Nate Berkopec, peserta “Shark Tank”/AP) |
Sumber:
http://ciputraentrepreneurship.com/tips-bisnis/37-advise/16667-ingin-jadi-enrtepreneur-sukses-buat-produk-konkret.html
No comments:
Post a Comment