Tuesday, May 8, 2012

Kemilau bisnis desain aneka perhiasan

PELUANG BISNIS DESAIN PERHIASAN

Kemilau bisnis desain aneka perhiasan


Kemilau bisnis desain aneka perhiasan Perhiasan sangat dibutuhkan para wanita sebagai aksesori penyempurna penampilan. Asal bisa memenuhi selera pasar, bisnis ini menjanjikan. Kuncinya, desain perhiasan harus benar-benar menarik. Jika sukses merebut hati wanita, omzet puluhan juta siap mampir ke kantong.

Selama ini, perhiasan lekat dengan keseharian wanita sebagai penyempurna penampilan. Tak heran, bila bagi sebagian besar wanita, kebutuhan akan perhiasan ini cukup tinggi. Namun, sebagai penyempurna penampilan, tentu desain perhiasan tidak bisa asal buat.

Perlu tenaga-tenaga terampil yang dapat menghasilkan perhiasan dengan desain semenarik mungkin. Tak peduli perhiasan tersebut berupa gelang, kalung, anting, cincin, atau bros. Begitu pun dengan bahannya, seperti manik-manik, kulit kerang, hingga perak. Semua tentu butuh desain yang menarik.

Salah satu pemain desain perhiasan ini adalah Bagus Alit Susena, asal Tabanan, Bali. Sejak 2010, ia merintis bisnis perhiasan dengan bendera usaha bernama Indira Silver. Sesuai nama bendera usahanya, ia lebih fokus memproduksi perhiasan berbahan perak.

Menurut Bagus, tidak semua orang bisa menekuni usaha ini. Soalnya, dibutuhkan kreativitas tinggi dalam pembuatan desain perhiasan. Agar bisa menghasilkan desain menarik, tentu dibutuhkan pengalaman.

Mendesain perhiasan memang tergolong rumit karena ukurannya kecil-kecil. "Semakin rumit desain suatu perhiasan, semakin mahal juga harganya," jelas Bagus.

Apalagi, jika desain tersebut merupakan pesanan konsumen. Ia sendiri masih membuat desain secara manual dengan menggunakan media lilin. Lantaran masih manual, dibutuhkan waktu sehari penuh agar bisa menghasilkan desain yang menarik.

Salah satu motif yang sering dibuat Bagus adalah desain cincin dengan motif bunga. Selain cincin, ia memproduksi gelang, anting, pin, liontin, dan kalung.

Untuk menarik minat pelanggan, Bagus berusaha membuat desain perhiasan tetap memiliki ciri khas tersendiri, dan kualitasnya tetap dipertahankan.

Ia mengaku, hasil desain perhiasannya kerap diikutsertakan dalam beberapa pameran di luar negeri. Itu sebabnya, kata Bagus, sebagian besar konsumennya berasal dari luar negeri, seperti Eropa dan Jepang. Sementara konsumen dalam negeri, hanya segelintir saja yang berminat lantaran harganya cukup tinggi.

Ia membanderol harga perhiasan mulai dari Rp 123.456-Rp 1,3 juta per unit. Sebulan, ia meraup omzet Rp 20 juta dengan laba bersih 20% dari omzet.

Pemain lain yang sukses menekuni usaha ini adalah Eka Mardiansyah, pemilik Double M Silver di Denpasar, Bali. Menurutnya, bisnis desain perhiasan masih cukup menarik karena masih sering dicari banyak orang.

Kendati demikian, persaingan usaha ini sudah semakin ketat. Makanya, setiap pemain perlu menonjolkan kreativitas masing-masing di setiap produk yang dihasilkan. "Kreativitas desainer menentukan kunci sukses dalam memenangi persaingan," ujarnya.

Kreativitas ini juga menyangkut kemampuan memenuhi keinginan pelanggan atau custom. Menurutnya, desain custom menjadi tantangan tersendiri bagi usaha ini. Dari sekian banyak model desain, yang paling banyak dicari adalah desain simetris dan natural. "Tapi, semua desain dan pola harus bisa dikuasai," ujarnya.

Namun, ia menilai, kreativitas yang beragam itu pula yang membuat tidak ada standardisasi mengenai harga dari penyedia jasa desain perhiasan ini. Sebagai contoh, Eka membanderol harga produk perhiasan mulai dari Rp 800.000-Rp 1 juta per unit. "Harga tersebut ada yang mencakup biaya jasa produksi dan ada pula yang murni hanya ongkos desainnya, jadi tergantung kerumitannya," ujarnya.

Dalam sebulan, ia bisa menerima belasan hingga dua puluhan pesanan. Omzetnya sekitar Rp 15 juta saban bulan dengan margin sekitar 40% dari omzet.

Selain mendesain perhiasan, Eka juga menyediakan jasa pembersihan dan reparasi perhiasan. Menurutnya, belum banyak pemain yang menyediakan layanan ini. "Dengan penambahan layanan ini kami berharap bisa bersaing dengan pemain lainnya," jelasnya.

Sukses menekuni bisnis desain perhiasan juga dirasakan Matahari Terbit yang berlokasi di Bandung, Jawa Barat. Syahbudin Ramli desainer Matahari Terbit mengaku, bisa membuat 15-30 desain perhiasan.

Desain buatannya itu diaplikasikan pada bahan perak dan emas. Perhiasan hasil desainnya itu dijual mulai Rp 6 juta-Rp 8 juta per buah. "Selama ini saya lebih banyak membuat desain dengan model yang elegan dan simple, sehingga tidak terlihat berlebihan saat dikenakan," ujarnya.

Selain di dalam negeri, produk perhiasan hasil rancangannya juga banyak dipasarkan di luar negeri. Di Indonesia, pelanggan Matahari Terbit berasal dari Riau, Jawa Timur, Jawa Tengah, Kalimantan, dan Sumatera. Sementara di luar negeri sampai ke Dubai, Turki, Amerika, dan Italia.

Menurut Syahbudin, lama pengerjaan desain perhiasan bervariasi tergantung tingkat kesulitannya. "Desain yang sederhana bisa satu hari, namun yang sulit bisa sampai dua minggu," ujarnya.

Sumber:
http://peluangusaha.kontan.co.id/news/kemilau-bisnis-desain-aneka-perhiasan/?utm_source=twitterfeed&utm_medium=twitter

No comments:

Post a Comment