Friday, September 30, 2011

My Bento, Optimistis Bidik Pasar Menengah ke Bawah

Kamis, 29 September 2011 13:33
Dalam menghadapi persaingan bisnis, seorang entrepreneur harus cermat dalam membidik pasar yang sesuai dengan produk yang ditawarkannya. Dengan konsisten dalam menggali pasar yang telah ditentukan, sebuah bisnis bisa bertahan untuk bersaing dengan kompetitor bisnis sejenis yang telah mapan. Hal itulah yang menjadi startegi My Bento, untuk bersaing di ketatnya kompetisi bisnis kuliner di Indoensia. Dengan mengusung produk makanan Jepang, My Bento memilih untuk fokus menggarap pasar menengah ke bawah sebagai sasaran pembeli potensial.

mybento911Dengan jargon usaha “makan hemat makin dekat”, My Bento berharap agar produknya bisa tersebar hingga ke pelosok-pelosok daerah di Indonesia. Selain itu, dengan mematok harga jual yang tidak terlalu mahal, My Bento ingin agar masakan Jepang bisa menjadi salah satu makanan rakyat, yang terjangkau oleh semua golongan dan bisa diperoleh di mana saja. Selain harga yang murah meriah, My Bento pun ingin mengkampanyekan menu masakan Jepang yang menggunakan bahan baku 100% halal.

Kini, My Bento telah memiliki lebih dari 50 gerai di seluruh Indonesia. My Bento pun makin dikenal sebagai salah makanan cepat saji yang ramah dalam harga dan digemari dari segi rasa, khususnya di kalangan anak muda. Namun, siapa sangka jika bisnis ini awalnya lahir dari sebuah praktikum matakuliah yang diarsiteki oleh 4 orang mahasiswa?

Bermula saat Dede Suleiman dan empat orang rekannya mendapatkan sebuah tugas kuliah untuk membuka dan menjalankan sebuah usaha, tahun 2006. Pria yang kini baru berusia 26 tahun ini mengaku ingin total dalam menciptakan sebuah peluang bisnis baru, dan ingin sungguh-sungguh meneruskan bisnis tersebut. Ia pun melihat bahwa bisnis makanan Jepang cukup potensial untuk serius digarap.

“Awalnya memang tugas mata kuliah kewirausahaan yang mengharuskan kami untuk membuat suatu bisnis. Namun, kami harus mencari modal sendiri untuk usaha tersebut. Karena sudah mengeluarkan modal yang buat saya tidak sedikit, maka saya rasa sayang jika usaha ini tidak kami seriusi. Karena satu dari kami bisa memasak, maka kami memilih untuk mencoba bisnis kuliner, khususnya masakan Jepang. Apalagi saat itu tidak banyak bisnis kuliner Jepang yang ada,” Ungkap Dede saat berbincang dengan Ciputraentrepreneurship.com, di salah satu gerainya di Bintaro, Tangerang Selatan.

Nama My Bento dipilih karena memiliki arti “bekal saya”. Dengan demikian, Dede dan teman-temannya berharap suatu saat nanti bisnis ini bisa menjadi bekal dan rezeki yang baik di masa depan. Sadar bahwa sudah ada kompetitor produk sejenis yang telah jauh mapan, My Bento pun merancang strategi pasar dengan membidik golongan menengah ke bawah sebagai calon konsumen potensial. Dede berpendapat, saat itu restoran makanan Jepang hanya bisa ditemui di kota-kota besar saja, dan dibeli oleh orang-orang tertentu saja. Melihat peluang tersebut, My Bento pun ingin menciptakan citra makanan Jepang yang merakyat.

”Saat ini bisnis makanan Jepang yang ada, selalu memfokuskan pada pasar menengah ke atas dan ke kota-kota besar. Nah kami lalu melihat pasar masyarakat yang tinggal di kota-kota kecil, ternyata juga menyukai jenis makanan Jepang. Dari saya saya melihat sangat potensial jika kami mendekatkan produk kami ke mereka, terjangkau, dari segi tempat dan harga,” jelas Dede.

Sebagai sebuah proyek perkuliahan, Dede dan ketiga rekannya memang tidak memiliki modal yang besar saat memulai usaha. Dengan modal Rp 15 juta, Dede pun mulai usahanya dengan sangat sederhana, di daerah Lampung. Itupun dengan menggunakan ruko milik kerabat salah satu rekannya. Pada tahun pertama menjalankan bisnisnya, Dede pun hampir mengalami kebangkrutan, dan akhirnya dua orang rekannya mundur dari usaha My Bento, dengan alasan ingin berkarier sebagai karyawan. Menghadapi kondisi tersebut, Dede mengaku tak patah arang. Ia merasa bisnis yang dijalaninya adalah sebuah pertaruhan karier dan masa depannya. Ia pun memilih untuk tetap berjuang menjalankan bisnisnya.

“Ketakutan-ketakutan muncul ketika mulai sepi. Seandainya saya tidak bisa mengganti uang modal yang saya pinjam dari orangtua, pasti orangtua saya tidak akan mendukung langkah saya sebagai pebisnis. Karena dari awal memang orangtua saya sudah tidak setuju bila saya terjun ke dunia bisnis. Sebuah pertaruhan harga diri. Toh saat itu saya belum mempunyai tanggungan apapun, dan saya masih berstatus mahasiswa. Jika sampai saya lulus, bisnis saya belum berhasil, saya siap banting stir menjadi pegawai. Namun saya dan teman saya sampai sejauh ini bisa membuktikan bahwa kami bisa bertahan menjalankan bisnis My Bento,” sambung Dede.

Demi memajukan usahanya, My Bento pun kini memilih jalur waralaba dengan sasaran mitra di daerah. Dengan pilihan paket mulai dari Rp 21 juta sampai dengan Rp 250 juta, calon mitra bisa memilih untuk menjalankan usaha My Bento mulai dari paket sederhana hingga premium. Selain itu, My Bento pun menstandarkan gerai mereka dalam bentuk permanen, agar bisa memberikan kenyamanan pada konsumen. Dari segi menu, My Bento juga menawarkan menu Jepang yang otentik dan memilih untuk bekerja sama dengan perusahaan besar seperti Unilever, untuk menstandarkan racikan bumbu yang dipakai. Dengan cara tersebut, My Bento pun mulai dikenal sebagai makanan murah namun berkualitas.

Dengan bisnis yang terus berkembang, kedepannya My Bento menargetkan bisa membuka 10 gerai per tahunnya. Selain itu dalam waktu dekat ini, My Bento juga membidik pasar di wilayah Indonesia bagian timur sebagai target ekspansi usaha.

“Kami ingin agar My Bento bisa sampai ke tiap provinsi di Indonesia. Khususnya untuk daerah seperti Ambon, Sulawesi, dan Papua, yang rencananya akan segera kami dekati berikutnya. Setelah ambisi kami tercapai, selanjutnya bukan tidak mungkin kalau brand kami bisa menembus pasar Mancanegara, khususnya Negara-negara tetangga kita,” ujar Dede.

Di usianya yang masih sangat muda, Dede telah membuktikan bahwa seorang entrepreneur bisa bertahan menjalankan bisnisnya jika ada dedikasi dan konsisten menjalankan bisnisnya. Terlebih bagi anak muda yang memilih jalan hidup menjadi seorang wirausahawan, yang seringkali patah arang dalam menghadapi cobaan dalam bisnisnya.

“Secara umum, bila kita telah memilih sebuah usaha untuk dijalankan, kita harus bisa konsisten dalam mengembangkan usaha tersebut. Seorang wirausahawan harus memiliki dedikasi tinggi terhadap bisnis yang ia telah jalankan. Jangan pernah takut terhadap halangan, karena tidak ada bisnis yang tampa halangan. Masalahnya hanyalah bagaimana kita bisa menghadapi halangan tersebut,” ucap Dede dengan yakin. (*/Gentur)

Sumber:
http://ciputraentrepreneurship.com/component/content/article/196-exclusive-interview/11550-my-bento-optimistis-bidik-pasar-menengah-ke-bawah.html

INSPIRASI AHMAD NURIL WAHYUDIN


Peluang Usaha




 
Rabu, 28 September 2011 | 12:54  oleh Ragil Nugroho
INSPIRASI AHMAD NURIL WAHYUDIN
Nuril jadi juragan tas yang terinspirasi katak (1)
Keinginan membantu sesama membuat Ahmad Nuril Wahyudin bersemangat menjadi pengusaha. Produsen merek tas Amphibi dan Reptile itu bahkan bisa menembus pasar ekspor ke mancanegara. Selain menyediakan lapangan kerja bagi warganya, Nuril berbahagia bisa mendulang omzet lebih dari Rp 150 juta per bulan.

Bagi Ahmad Nuril Wahyudin menjadi pengusaha adalah tujuan hidup. Produsen tas merek Amphibi dan Reptile yang sukses menembus pasar ekspor ke Amerika Serikat (AS) dan juga Belanda ini memilih menjadi pengusaha karena ingin memberdayakan masyarakat di sekitar tempat tinggalnya di Lamongan, Jawa Timur.

Walau terdengar idealis, tetapi begitulah kenyataannya. Menurut Nuril, demikian dia akrab disapa, agar dipercaya bisa membantu warga di sekitarnya, dia harus membuktikan lebih dulu bahwa dia mampu meraih sukses.

Dari situlah, pria kelahiran Lamongan, 3 Oktober 1967, ini mulai merintis usaha pembuatan tas secara mandiri pada 2001 lalu di Jakarta. Produk pertama tasnya itu dia beri merek Amphibi.

Nama Amphibi ditemukan Nuril tanpa sengaja. Suatu waktu ia bertemu tulang belulang katak mati yang menurutnya menarik dan unik. "Entah kenapa saya tertarik lihat susunan tulang katak," kenang Nuril.

Karena tulang katak itu memiliki susunan rapi dan unik, Nurul bergegas membuat sketsa tulang katak itu pada secarik kertas. Dari situlah Nuril mendapatkan ide untuk memberi merek dan logo Amphibi pada produk tasnya.

Bagi Nuril, binatang amfibi itu tidak sekadar merek. Namun juga memberi pesan filosofis bahwa katak punya kemampuan melompat yang jauh. Nurul berharap bisnisnya bakal seperti lompatan katak, menembus jauh ke depan.

Namun, sebenarnya, tas merek Amphibi tak benar-benar melompat jauh. Menurut Nuril, produk tasnya memang laku di pasaran, tapi belum menghasilkan keuntungan seperti yang dia harapkan. "Empat tahun lamanya saya menggarap tas Amphibi ini," ujar Nuril.

Sebagai pengusaha tentu pantang bagi Nuril untuk berputus asa. Dia malah mengembangkan produk tas baru yang dia beri merek Reptile sebagai personifikasi dari ular.

Nuril bilang, ular punya daya tahan hidup yang tinggi. "Karena itu, meski butuh waktu, yang penting tujuan tercapai," terang bos CV Vision Process ini.

Ternyata di merek Reptile inilah Nuril ketemu keberuntungan. Omzet penjualan tas Nuril pun merangkak naik dengan pasti. Bahkan, setelah meluncurkan tas Reptile ini, dia dengan mudah meraih omzet lebih Rp 150 juta per bulan. Selain menembus pasar ekspor, tas bikinan Nuril juga dipasarkan lewat outlet peralatan outdoor. "Termasuk di sekolahan seperti British International School," terang Nuril.

Kini Nuril sudah mampu mempekerjakan delapan karyawan. Bersama mereka ini, dia mampu memproduksi 1.600 tas per bulan. Sekitar 600–700 tas di antaranya adalah tas laptop yang digemari mahasiswa dan karyawan kantoran.

Harga jual tas Nuril itu mulai Rp 95.000 hingga Rp 650.000 per buah. Agar penjualan bisa kinclong, Nuril terkadang ikut tender pengadaan tas di kelembagaan pemerintah atau swasta. "Agustus lalu kami dapat proyek tas Rp 300 juta," kata pria sederhana ini.

Nuril bilang, selain memiliki desain menarik, jahitan tas bikinannya juga halus dan tidak mudah rusak. Sehingga, tas produksi Nuril pernah digunakan dalam kegiatan Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB).

Dalam menjalankan usaha, Nuril mengaku tidak ingin berniat mengejar keuntungan semata. Ia bahkan memiliki prinsip berbisnis untuk menambah modal usaha agar lebih besar lagi. "Untuk mencari modal itu butuh kerja keras," katanya.

Selain kerja keras, Nuril mengaku menjalani bisnis dengan kesabaran. Mulai dari sabar untuk menjualkan tas, sabar menunggu pesanan, ataupun sabar dalam menunggu produksi.

Ia bilang, kesabaran ibarat tiang penyangga dalam membangun usaha. "Banyak orang punya modal besar tapi usahanya tak terwujud karena tidak sabar," kata Nuril.

Setelah sukses seperti sekarang, Nuril pun mulai berani menghidupkan cita-citanya untuk membuka peluang kerja bagi orang lain. Keuntungan dari bisnis itu menurut Nuril bukan untuk tidak hanya untuk diri sendiri, tetapi juga untuk karyawan dan anak-anak yang putus sekolah.
Kamis, 29 September 2011 | 13:09  oleh Ragil Nugroho
INSPIRASI AHMAD NURIL WAHYUDIN
Nuril jual replika lukisan untuk modal usaha (2)

Sebelum menjadi juragan tas merek Amphibi dan Reptile, Nuril Wahyudin adalah pelukis. Karena ingin membuka lapangan kerja, Nuril mendirikan usaha pembuatan tas secara patungan bersama seorang temannya. Namun, di tengah jalan usaha itu pecah kongsi. Alhasil, Nuril pun bikin usaha secara mandiri.

Nuril memang lahir dari keluarga pengusaha yang agamis di Lamongan, Jawa Timur. Namun, bakat Nuril yang sudah menonjol sejak kecil adalah bakat melukisnya. Bahkan, ketika duduk di bangku sekolah dasar (SD) dan sekolah menengah pertama (SMP), Nuril beberapa kali jadi juara lomba melukis baik tingkat daerah maupun tingkat nasional. "Bakat melukis saya dari ayah, sedangkan dari ibu, saya mewarisi kemampuan beliau sebagai pengusaha," terang Nuril.

Usai menamatkan sekolah menengah atas (SMA), sesuai tradisi keagamaan di lingkungannya, Nuril juga melanjutkan pendidikan agama ke Pondok Pesantren Gontor, Ponorogo, Jawa Timur, pada 1985. Dia menamatkan pendidikan agama di Gontor ini empat tahun kemudian.

Namun, meski sekolah agama, Nuril tak pernah lupa melukis, tapi saat itu dia lebih banyak melukis kaligrafi. Bahkan ia menjadi perintis Asosiasi Kaligrafi Darussalam (AKLAM) di Gontor, yang para lulusannya banyak menghasilkan karya kaligrafi.

Lukisan Nuril pun sudah mempunyai nilai komersial. Dia mengenang, sebuah lukisan pemandangan hasil sapuan kuasnya laku Rp 40.000. Nilai segitu sungguh sangat besar pada 1989 silam. "Duitnya saya berikan ke ibu yang ketika itu usahanya lagi jatuh," kenang Nuril.

Usai tamat dari Gontor, Nuril tak ingin jadi ustad. Dia masih memilih jalur seniman untuk menapak hidupnya. Setelah menetap di Jakarta pada 1990, Nuril mulai menjual karya lukisannya. Saat itu harga lukisan yang paling mahal Rp 7 juta. "Lukisannya tentang matahari terbenam," kenangnya.

Bisa dibilang Nuril lumayan sukses sebagai seniman. Bahkan, dari berjualan lukisan itu dia punya cukup tabungan untuk masa depannya. Namun, di relung hati Nuril, dia masih merasakan adanya kekosongan batin bahwa menjadi pelukis dia tidak optimal membantu sesamanya, terutama dalam soal pekerjaan. Itulah sebabnya, ketika beberapa temannya mengajaknya bisnis pembuatan tas, dengan serta-merta Nuril mengangguk setuju.

Karena memiliki kemampuan desain serta manajemen yang baik, ia pun menjadi tulang punggung usaha bersama tersebut. Untuk tenaga kerjanya, Nuril mencari anak-anak putus sekolah dari berbagai daerah.

Namun usaha patungan itu tidak berlangsung lama karena terjadi perbedaan pandangan. "Intinya terjadi konflik dan mereka ingin saya mundur," ujarnya.

Meski kecewa karena merasa disingkirkan oleh sekondannya, Nuril tidak menaruh dendam. "Bahkan semua aset usaha yang sudah saya rintis saya relakan," kenangnya.

Nuril tidak berputus asa. Dia pun menyiapkan strategi baru untuk membuka usaha sendiri. Lagi pula ia sudah memiliki banyak koneksi.

Sebagai modal awal, ia pun menjual salah satu replika lukisan seharga Rp 14 juta. Dan pada 2001, ia pun memulai usaha dari nol. Bersama para pekerja dari berbagai pelosok daerah, ia dengan penuh semangat memasarkan produk tasnya itu ke para koleganya.

Karena memang sudah dikenal banyak kalangan, ia pun tidak kesulitan memasarkan produk tas Amphibinya. Dalam waktu relatif singkat, ia bisa menyaingi pemasaran usaha rekan-rekannya yang lama.

Di saat sedang menikmati keberhasilannya membangun usaha sendiri, musibah kembali datang. Galeri lukisannya di Kemang, Jakarta Selatan, hangus terbakar pada 16 Desember 2002. Nuril menaksir kerugian mencapai miliaran rupiah. "Namanya manusia biasa tentu saya kecewa," ujarnya.

Namun, Nuril tak mau berlama-lama bersedih. Ia harus kembali bangkit, apalagi mengingat banyak anak-anak putus sekolah yang menggantungkan harapan padanya.

Dengan modal semangat pantang menyerah, Nuril tetap menjalankan usaha tasnya. Bahkan ia mengaku usaha tasnya berkembang semakin pesat pascakebakaran itu. "Rezeki manusia memang sudah diatur," ujarnya.

Pada 2005, Nuril membuat satu merek tas lagi, yakni Reptile. Kedua merek tas Nuril pun sudah terdaftar di Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia.

Sumber:
http://peluangusaha.kontan.co.id/v2/read/1317189267/78535/Nuril-jadi-juragan-tas-yang-terinspirasi-katak-1
http://peluangusaha.kontan.co.id/v2/read/peluangusaha/78658/Nuril-jual-replika-lukisan-untuk-modal-usaha-2

TAWARAN KEMITRAAN JASA KESEHATAN

Peluang Usaha

 
Kamis, 29 September 2011 | 13:33  oleh Dea Chadiza Syafina
TAWARAN KEMITRAAN JASA KESEHATAN
Laba mengalir dari kemitraan layanan rawat pasien di rumah.

Perawatan pasien tak harus dilakukan di rumah sakit. Dalam kondisi tertentu, seperti tahap pemulihan, peningkatan derajat kesehatan, dan lainnya, pasien bisa dirawat di rumah.

Adalah Ladira yang menawarkan layanan rawat pasien di rumah. Pemilik sekaligus penggagas Ladira, Wiryanto, ingin memudahkan masyarakat dalam merawat anggota keluarga yang sakit di rumah.

Selain itu, Ladira juga meringankan keluarga pasien karena tak terbebani biaya kamar rumah sakit. Pasien yang berada dalam perawatan Ladira hanya dikenai biaya dokter, perawat, alat-alat kesehatan yang disewa, serta biaya obat jika diperlukan.

Pihak keluarga pun bisa dilibatkan sebagai perawat. "Kami bisa melatih mereka yang memang ingin merawat pasien, sehingga beban biaya bisa ditekan dan jadi lebih murah," jelas Wiryanto.

Ladira, yang dirintis Wiryanto sejak 2006 ini, mulai menawarkan kemitraan awal tahun ini. Wiryanto melihat, potensi pelayanan perawatan pasien di rumah cukup besar. "Potensinya bisa mencapai 500 Ladira di tingkat kabupaten dan kotamadya," ucap dokter lulusan Jerman ini.

Ada dua pilihan investasi yang bisa dipilih oleh calon mitra Ladira. Pertama, investasi di hulu dengan nilai investasi minimal Rp 2 miliar. Dalam skema investasi ini, Wiryanto menawarkan kepemilikan saham Ladira. Calon mitra juga bisa menggenggam saham maksimal 40% atau Rp 4 miliar dari total investasi Ladira yang mencapai sebesar Rp 10 miliar.

Kedua, kemitraan di hilir, dengan tiga tingkatan nilai investasi. Untuk investasi dengan cakupan wilayah kabupaten atau kotamadya, dikenakan biaya sebesar Rp 225 juta selama lima tahun kemitraan. Dengan investasi segini, mitra dapat menggunakan nama Ladira, tenaga asisten perawat, pramurukti, sistem manajemen Ladira, pendampingan usaha selama tiga bulan, pelatihan karyawan untuk tenaga medis maupun administrasi, serta berbagai kegiatan promosi.

Mitra hanya perlu menyediakan sarana serta prasarana usaha jasa perawatan pasien di rumah. Selain membeli, mitra bisa menyewa berbagai peralatan kesehatan itu dari pihak ketiga yang telah menjadi rekanan Ladira.

Kemitraan hilir kedua yakni di tingkat provinsi dengan nilai investasi Rp 750 juta. Dengan biaya segini, mitra akan memperoleh fasilitas yang sama dengan masa kerja sama selama 10 tahun.

Terakhir adalah kemitraan di tingkat regional dengan masa kerja sama selama 15 tahun. Selain DKI Jakarta, Wir-yanto menawarkan kemitraan tingkat regional ini di setiap provinsi dengan investasi senilai Rp 2 miliar. Mitra regional ini juga mengantongi lisensi untuk menawarkan pasokan obat-obatan serta peralatan untuk mitra tingkat kabupaten atau kotamadya.

Untuk setiap mitra, Ladira mengutip royalty fee sebesar 3% dari omzet mitra per bulan khusus mitra tingkat kabupaten atau kotamadya. adapun untuk mitra tingkat provinsi dan regional, royalty fee dipatok 2%. Wiryanto menghitung, balik modal mitra bisa dalam waktu dua hingga tiga tahun.

Menurut Levita Supit, pengamat waralaba, bisnis Ladira ini merupakan inovasi menarik dan berprospek cerah. Usaha rawat pasien di rumah ini juga tak mengenal tren dan dapat bertahan lebih lama.

Nilai investasi yang ditawarkan pun masih beralasan. "Ini sesuatu yang baru. Kalau memang berani untuk berinvestasi, ini peluang yang bagus," kata Levita.


Ladira
Jl. Kesehatan Raya 20
Bintaro, Jakarta Selatan
Telp. (021) 93230960, 92469866
sales@LADIRAindonesia.com

Sumber:
http://peluangusaha.kontan.co.id/v2/read/peluangusaha/78660/Ladira-menawarkan-kemitraan-layanan-rawat-pasien-di-rumah

Enam Modal Mengelola Usaha Kecil

Hits : 4006 PDF Cetak E-mail
Kamis, 29 September 2011 13:51
Menjadi entrepreneur, dibanding berperan sebagai pegawai kantoran, merupakan keputusan tepat dalam memeroleh income atau menambah penghasilan. Dengan mengelola usaha sendiri, kemampuan mencipta serta meraup pundi-pundi untuk menutupi kebutuhan rumah tanggapun semakin terasah.

Small-businessBagi sebagian orang, membayangkan mendirikan sebuah usaha seakan-akan terlalu muluk atau dengan kata lain tak terjangkau. Modal, networking, pengetahuan serta mental entrepreneur yang serba terbatas menjadi penyebab di balik semua ketakutan semu tersebut. Padahal, membuka usaha bisa dimulai dari skala kecil dan tidak harus melulu dalam level besar. Sepanjang seseorang itu mau bekerja keras, memiliki passion yang kuat serta mempunyai daya kreativitas yang tinggi, peluang usaha dalam bentuk apapun bisa terbuka lebar.

Setiap langkah dalam hidup ini menyimpan tantangannya masing-masing. Begitu pula halnya dengan entrepreneurship. Tantangan dalam mendirikan bisnis kecil sebenarnya sama besarnya dengan mendirikan bisnis berskala menengah. Tantangan itu akan terasa semakin tinggi apabila diemban oleh orang yang belum berpengalaman sama sekali di dunia entrepreneurship. Mengapa begitu? Sebab dengan perencanaan serta wawasan ala kadarnya, orang itu harus berusaha sekeras mungkin untuk mencipta sebuah peluang yang potensial bisa mendatangkan omzet berlimpah.

Untuk penjelasan lebih lanjut mengenai small business, situs eHow menjabarkan enam modal yang diperlukan seseorang untuk mendirikan usaha kecil atau bisnis skala rumah tangga.

Atribut Personal
Modal utama berasal dari diri sendiri. Anda harus benar-benar yakin dan mantap terlebih dahulu sebelum memutuskan untuk terjun ke dunia usaha. Penting untuk diingat, mendalami entrepreneurship yang penuh liku membutuhkan komitmen serta passion yang kuat. Selama perjalanannya-pun, Anda harus konsisten berkonsentrasi pada satu tujuan awal dan tetap rajin memotivasi diri untuk meraihnya. Dengan kata lain, Anda adalah bos untuk diri sendiri.

Meski kelihatan mudah namun realisasinya tidaklah segampang membalikkan telapak tangan. Ada sebuah tes untuk mengukur kesiapan diri Anda sebagai entrepreneur, yakni dengan pertanyaan berikut, “Apakah Anda akan tetap melakoni bisnis tersebut bahkan bila Anda sudah tak membutuhkan income-nya lagi?” Bila jawabannya adalah “iya”, itu merupakan petunjuk positif dan jika jawabannya “tidak”, mungkin Anda harus memikirkan kembali keputusan Anda untuk menjadi entrepreneur.

Informasi
Modal selanjutnya yang dibutuhkan adalah informasi. Bisnis Anda, walau berskala kecil sekalipun, tetap membutuhkan perencanaan yang matang. Karena itu, Anda membutuhkan segenap informasi seperti marketplace, karakter konsumen, harga, kebijakan operasional, tenaga kerja, supplier serta tak lupa meng-update perkembangan ekonomi yang terjadi baru-baru ini. Informasi-informasi itu kelak akan berguna sebagai panduan Anda dalam berbisnis.

Keahlian
Keahlian menjadi modal yang juga krusial. Entrepreneur dituntut berkeahlian banyak atau multi-task. Dalam hal ini, Anda harus bisa menguasai manajemen, marketing, operasional dan teknis. Keahlian manajemen berhubungan dengan leadership; membuat keputusan serta mengimplementasikan keputusan tersebut. Keahlian marketing berhubungan dengan riset, analisis, penjualan, relasi dan pelayanan pelanggan. Keahlian operasional membantu Anda melakukan aktivitas bisnis sehari-hari berupa maintenance, pengorganisasian, pengecekkan stok produk, penerimaan permintaan dan pengirimannya. Sementara keahlian teknis sangat diperlukan untuk berkomunikasi, ketrampilan penggunaan komputer, menyusun pembukuan.

Finansial
Finansial menjadi salah satu kunci utama business plan Anda. Membuat perencanaan keuangan untuk bisnis memang rumit tapi Anda bisa melakukannya dengan cara sederhana. Yang perlu diperhatikan adalah pastikan Anda menyisihkan dana untuk biaya operasional bisnis keseharian dan pisahkan antara keuangan bisnis dengan keuangan pribadi.

Sebagai modal usaha, Anda bisa memakai tabungan yang memang sudah dialokasikan untuk bisnis atau bisa juga dengan mengajukan kredit ke lembaga keuangan. Bila bisnis sudah berkembang, investasikan uang Anda dengan beragam cara seperti melakukan promosi agar bisnis lebih berkembang, membeli perlengkapan untuk bisnis, mempekerjakan karyawan, ekspansi bisnis, membuka cabang dan lain sebagainya.

Dukungan
Walau mempunyai partner dan pegawai yang siap membantu Anda dalam mengelola bisnis tapi dukungan dari pihak luar juga diperlukan. Dukungan itu bisa berasal dari adviser andal atau biro konsultan berpengalaman yang mampu memberi opini-opini bermanfaat bagi kemajuan bisnis Anda. Dukungan juga bisa berasal dari sanak keluarga terdekat sebagai pemberi semangat terbesar dalam hidup Anda.

Ijin Usaha
Agar tak terjerat permasalahan hukum, ada baiknya Anda berkonsultasi pada konsultan hukum yang mengerti dengan pasti seluk beluk pendirian badan usaha berskala rumah tangga. Cari tahu pula mengenai lisensi sah berbadan hukum yang harus Anda miliki bila usaha Anda bergerak di bidang medis, kosmetik, obat-obatan dan lain sebagainya. (*/ely)

http://ciputraentrepreneurship.com/tips-bisnis/47-memulai-bisnis/11553-enam-modal-mengelola-usaha-kecil.html

Thursday, September 29, 2011

Entrepreneur Itu Kreatif dan Pantang Menyerah!

Entrepreneur Itu Kreatif dan Pantang Menyerah! Views :1141 Times PDF Cetak E-mail
Rabu, 28 September 2011 13:32
ciputraTopik menarik ini saya kemukakan di Twitter tadi malam (27/ 8). Saya teringat pernah ditanya oleh seorang ibu dalam seminar entrepreneurship di mana saya menjadi pembicara utamanya, "Pak Ciputra, bagaimana kurikulum entrepreneurship di pendidikan dini ke sekolah menengah, sudah dibuatkah? Atau sudah dibuat di Universitas Ciputra?" Demikian pertanyaannya yang dipenuhi antusiasme.

Saya menjawabnya dengan bersemangat. Untuk jenjang SD-SMA, kami sudah memiliki 2 orang konsultan. Sehingga sembari mereka menerapkannya mereka bisa mengajarkannya kepada yang lain sehingga biaya yang dikeluarkan akan kembali. Tapi harus diingat bahwa itu bukan cuma-cuma tetapi adalah biaya dari perusahaan. Dengan menjadi konsultan, mereka juga membantu orang lain untuk sebarkan entrepreneurship. Untuk jenjang universitas, semester 1 hingga 3 sudah ada kurikulum entrepreneurshipnya.

Mengenai bagaimana pembuatan kurikulum entrepreneurship, perlu diketahui bahwa saat kami pertama kali mengajarkan entrepreneurship dalam pelatihan, hanya separuh yang sudah direncanakan dengan baik sebelumnya. Lalu bagaimana dengan sisanya? Sisanya harus kami ciptakan sendiri saat terjun di lapangan. Selama bulan pertama penyelenggaraan pelatihan entrepreneurship, kami ajarkan pada peserta etika bisnis, dasar-dasar berbisnis, integritas, motivasi. Semua itu agar mindset mereka berubah. Akan tetapi itu semua hanya dasar. Di bulan kedua, para peserta pelatihan kami diwajibkan membuat proyek bersama. Dan akhirnya di bulan ketiga semua peserta harus mampu membuat proyek sendiri-sendiri.

Apakah ada panduan / literatur sebelumnya tentang itu? Tidak ada! Kami mencoba untuk melakukannya, menciptakannya sendiri dengan akal dan kreativitas kami. Itu semua karena kami bermental entrepreneur! Kalau sudah dilakukan, tetapi masih ada kesalahan bisa diperbaiki bukan? Dan inilah letaknya kreativitas, yang menjadi sisi kuat seorang entrepreneur. Seorang entrepreneur harusnya jangan sampai berhenti karena tidak ada panduan sebelumnya. Kreatif, kreatif, kreatif!

Kekayaan alam kita (Indonesia) memang banyak tapi suatu saat nanti akan habis. Maka dari itu, kita dan Anda semua harus mulai menggali kreativitas. Lihat saja Singapura, mereka itu bisa bertahan dengan kreativitas, padahal kekayaan alamnya hampir nol. Sementara Cina unggul dengan industri manufacturing, India dengan otak/ software meski ada juga unsur manufacturing.

Pesan saya yaitu janganlah terus menerus andalkan sumber daya alam yang bisa habis. Bangkitlah dengan kreativitas dan daya cipta. Dan saat kita ingin menuju tahapan yang lebih baik tetapi belum tahu caranya, curahkan pikiran kita, jangan berhenti begitu saja. Salam entrepreneur!

Sumber:
http://ciputraentrepreneurship.com/ciputra-notes-inspirasi/11522-entrepreneur-itu-kreatif-dan-pantang-menyerah.html

4 Elemen Sukses Memulai Bisnis

Hits : 2052 PDF Cetak E-mail
Rabu, 28 September 2011 11:35
entpre0911Anda telah bermimpi memiliki usaha sendiri selama bertahun-tahun? Atau Anda telah mempertimbangkan diri sebagai pengusaha? Mimpi dan keinginan tersebut dapat diwujudkan dengan bermodalkan keberanian dalam mengubah ide menjadi sebuah bisnis.

Berikut beberapa elemen kunci yang dapat membantu memaksimalkan kesempatan Anda untuk sukses dalam berbisnis.

Sumber daya keuanganMembangun sumber keuangan yang memadai sebelum Anda memulai bisnis sendiri adalah hal penting sebagai modal sukses menjadi pengusaha. Membangun bisnis dapat memberikan tekanan kepada diri Anda jika Anda harus mengandalkan pendapatan usaha untuk memenuhi kewajiban keuangan pribadi, khususnya selama bulan-bulan pertama Anda bekerja untuk diri sendiri. Anda harus memiliki jumlah tabungan setidaknya senilai enam bulan penghasilan Anda saat ini sebelum Anda memulai bisnis. Hal ini untuk memastikan Anda dapat membayar tagihan rutin dan mempertahankan gaya hidup Anda. Anda juga memerlukan cadangan keuangan untuk membayar biaya iklan, membeli peralatan dan karyawan.

AntusiasmeBeberapa pengusaha baru percaya bahwa bisnis membutuhkan sedikit usaha daripada bekerja untuk orang lain. Namun, pengusaha pada umumnya berakhir padda jam kerja yang panjang, termasuk pada akhir pekan dan hari libur untuk menjaga usaha bisnis mereka bergerak maju. Anda harus memiliki antusiasme dan dorongan pribadi untuk mempertahankan energi Anda selama fase startup bisnis Anda.

Kesediaan untuk belajar dari kegagalanTidak setiap keputusan yang Anda buat sebagai pengusaha akan menghasilkan hasil yang positif. Bahkan pengusaha pengalaman yang paling sukses pernah mengalami kegagalan sebelum mereka sukses. Daripada menjadi putus asa ketika Anda mengalami kegagalan dan kemunduran, Anda harus bangkit kembali dan belajar untuk menerima kegagalan. Belajar dari kesalahan Anda dan gunakan pengalaman ini untuk membangun bisnis Anda lebih kuat dan lebih efektif.

Jaringan sosial

Setiap pengusaha memiliki kekuatan dan kelemahan. Mempertahankan jaringan sosial profesional dapat membantu Anda meminimalkan dampak dari kelemahan Anda. Anda dapat menyewa spesialis, atau membentuk kemitraan strategis dengan profesional lain untuk mendapatkan keuntungan dari keahlian dan pengetahuan mereka.

http://ciputraentrepreneurship.com/tips-bisnis/47-memulai-bisnis/11517-elemen-kunci-sukses-berbisnis.html

Wednesday, September 28, 2011

Membuat Bisnis Keluarga Tetap Eksis

Tips Bisnis
PDF Cetak E-mail
Selasa, 18 Januari 2011 11:01
fam_biz1Bisnis keluarga mampu bertahan berkesinambungan puluhan tahun jika dikelola secara profesional, dengan tetap mewariskan budaya keluarga. Pewaris tahta bisnis keluarga, perlu dipersiapkan jauh hari, untuk mengenali seluk-beluk bisnis agar nantinya mampu melanjutkan kesuksesan yang telah dirintis pendirinya. Menyiapkan regenerasi secara matang menjadi kunci kesuksesan sejumlah bisnis keluarga. Lantas seperti apa caranya?

Umumnya, bisnis keluarga akan dilanjutkan oleh generasi kedua dan seterusnya. Anak, cucu, keponakan, adalah orang-orang terpilih yang akan mengemban tugas berikutnya, mewarisi kesuksesan pendiri perusahaannya. Agar bisa sukses melebihi upaya yang dirintis generasi pertama, si pewaris tahta harus dilibatkan dalam bisnis sejak dini. Bahkan, calon pengganti pendiri perusahaan harus mau dan mampu terjun langsung dari level bawah. Tak lantas menggantikan posisi teratas dalam perusahaan secara instan.

Melibatkan anak dalam kegiatan bisnis orangtuanya sejak dini melatih mentalitas entrepreneurship. Anak akan merekam perilaku orangtuanya saat menjalani usaha. Pengalaman inilah yang akan melekat dalam dirinya.

Dengan bangunan mentalitas entrepreneurship yang kuat, pebisnis mampu bertahan dalam berbagai kondisi. Dengan mental yang kuat, pebisnis takkan begitu saja menutup usahanya saat sedikit merugi atau mengalami masa krisis.

Mentalitas seperti inilah yang penting dimiliki pewaris bisnis keluarga jika ingin perusahaan keluarga semakin mampu melebarkan sayapnya. (*/Kompas)

Sumber:
http://ciputraentrepreneurship.com/tips-bisnis.html?start=324

Membuat Ubi Jadi Berkelas

PDF Cetak E-mail
Senin, 26 September 2011 14:43
Mengonsumsi makanan tradisional berbahan baku seperti singkong, ubi jalar, pisang yang direbus dan digoreng tentu sudah biasa. Bagaimana jadinya jika panganan kampung itu diubah sebagai camilan berkelas?

Ya, di tangan Agustina Herlina, warga Jalan Nangka Raya 29, Lamper Kidul, Semarang, makanan tersebut diubah menjadi berkelas. Yaitu stik renyah ubi jalar, sirup dan abon yang dihasilkannya sejak tahun 2001.

ubi_jalar0911’’Selama ini ubi jalar hanya dimasak menjadi kolak, digoreng atau direbus, sehingga tidak memiliki nilai ekonomis yang tinggi. Kemudian saya mencoba untuk berinovasi menjadikan ubi sebagai camilan stik renyah dan sirup,’’ kata Agustina.

Agustina ingin menambah keanekaragaman makanan camilan di kota Semarang. Masyarakat Semarang, kata dia, tentu sangat mengenal ubi jalar. Popularitasnya sebagai panganan sejajar dengan singkong, pisang dan sejenisnya. Namun ubi jalar memiliki ciri khas sendiri, dapat pula dijadikan menjadi stik yang renyah dan gurih.

Stik menjadi salah satu produk yang paling diminati, utamanya anak-anak. Proses pembuatannya pun cukup rumit. Menurut ibu dari dua putra ini, ubi jalar yang sudah dipilih lalu dikupas dan dibersihkan. Yang perlu diingat, ubi jalar yang dipilih adalah ubi yang memiliki kualitas bagus dengan tekstur halus sehingga saat diolah lebih bagus dan mudah. Khusus untuk mencari ubi jalar berkualitas nomer satu itu, Agustina berburu hingga Ungaran dan sekitarnya.

“Di daerah Ungaran kan lahan pertanian masih luas sehingga di sana masih banyak lahan ubi jalar,” katanya.

Setelah dikuliti dan dibersihkan, ubi itu kemudian dipotong dengan menggunakan mesin yang dibelinya seharga Rp 15 juta. Proses pemotongan ini akan memisahkan mana ubi yang memiliki potongan bagus dan mana yang tidak. Yang bagus ini kemudian disortir dan dimasukan ke proses coating atau memberi lapisan pada ubi jalar. Lapisan yang digunakan biasanya tepung beras atau jagung. Hal ini dilakukan agar saat digoreng ubi jalar tidak rusak.

“Ubi jalar itu pengelolaannya tidak gampang butuh perhatian dan keseriusan, rusak sedikit, rasanya sudah lain,” terangnya.

Dalam satu minggu dibutuhkan sekitar 500 kilogram ubi jalar berkualitas bagus untuk memenuhi permintaan pasar. Untuk 100 kilogram atau satu kwintal ubi jalar, bisa diolah menjadi 200 kemasan stik.

Setiap kemasan dengan berat masing-masing mulai 450 gram. Sedangkan minyak goreng yang dibutuhkan sekitar 5 liter tiap 100 kilogramnya. Untuk kemasan, dia menggunakan mesin pengemasan otomatis sehingga lebih kuat dan stiknya bisa lebih awet.

“Pengemasan merupakan salah satu proses yang penting dalam produksi, makanya saya pilih menggunakan mesin sealer otomatis yang bisa diatur hingga suhunya mencapai 150 derajat celsius. Selain itu plastik yang digunakan tidak sembarangan yakni menggunakan yang berbahan baku polyethylene yang tahan hingga suhunya 80 derajat celsius atau bau menyengat,’’ papar Agustina.

Berkat inovasi, ketekunan dan kerja kerasnya usahanya semakin sukses dan berkembang. Produksinya mulai merambah ke beberapa daerah. Selain sejumlah pasar tradisional, supermarket dan retail modern pun juga menampung hasil produksinya. ’’Saya berharap produk yang saya hasilkan bisa dikonsumsi masyarakat luas. Untuk meningkatkan usaha saya ini, ke depannya akan mencoba menggali ide untuk inovasi produk lagi,’’ terang dia. (*/SM)

Sumber:
http://ciputraentrepreneurship.com/produk/inovatif/11447-membuat-ubi-jadi-berkelas.html

BISNIS PEMURNIAN AIR

Industri

 
Rabu, 28 September 2011 | 10:17  oleh Maria Rosita
BISNIS PEMURNIAN AIR
Bisnis pemurnian air semakin menggiurkan
JAKARTA. Bisnis alat pemurnian air ternyata makin menarik. Soalnya masyarakat makin aware dengan pentingnya air bersih dan baik untuk dikonsumsi. Di saat yang sama, kualitas air di kota besar seperti Jakarta terus memburuk. Bagi pengusaha, itu bisa menjadi peluang bisnis.

Salah satunya ditunjukkan Coway Co. Perusahaan asal Korea itu menggandeng PT Semangat Sejahtera Bersama untuk mendistribusikan produk pemurnian air (water purifier) merek Coway. Dengan investasi US$ 10 juta, keduanya membentuk PT Coway Indonesia dengan pembagian kepemilikan 51% Coway SSB 49%.

Hendra, Kepala Unit Bisnis Coway Indonesia berpendapat bisnis pemurni air di Indonesia punya potensi tak kalah bagus dibandingkan negara Asia lainnya. Menurut dia, produk pemurnian air merek Coway dipakai lebih 50% warga Korea. Pun, setahun ini sudah mulai didistribusikan ke Amerika, Eropa, juga Asia. Hendra bilang, potensi jualan alat pemurnian air di Indonesia tak kalah dari Malaysia dan Hongkong. "Ini akan mengatasi berbagai problem kualitas air," papar Hendra kepada KONTAN.
Adapun konsep bisnis alat pemurnian air dengan sewa. Hendra bilang, tarif sewa mulai dari Rp 250.000- Rp 450.000 per bulan. Daya tampung maksimal air mencapai 11 liter dengan daya maksimal 300 watt. Hendra berpendapat, alat ini cocok untuk keluarga yang setidaknya perlu 60 liter air saban hari, tidak untuk minum saja, tetapi juga memasak "Setiap air mau habis, ada sensor supaya air disaring lagi, jadi alatnya tidak pernah kosong," jelas dia.

Coway menargetkan produknya terjual 1.500 unit hingga akhir tahun. Di awal ini Coway Indonesia membidik penghuni perumahan kawasan elite dan apartemen. "Langsung difiltrasi dari keran, cocok sekali dengan mereka yang sibuk tapi memerlukan air bersih," terusnya. Hendra bilang, masa sewa berlangsung 24 bulan. Jika sudah lima tahun, produk itu menjadi milik penyewa.

Hendra juga bilang modal yang disiapkan sekaligus untuk membangun 5-6 kantor di Indonesia hingga akhir tahun. Ini diawali dengan pembukaan kantor cabang di Gading Serpong, Tangerang.
Kehadiran Coway bakal menemani pemain serupa, Advance. Bedanya, produk Advance diperdagangkan dengan cara dijual. Penjualan pemurni air merek Advance tumbuh 10%-15% tahun ini. Angkanya sekitar 700 - 800 unit per bulan. Adapun 55% penjualan datang dari Jakarta. Apit Haripin, Chairman Advance, mengakui produk pemurnian air tak lagi menjadi milik kalangan menengah ke atas. Tetapi juga kalangan menengah. "Daya beli masyarakat menengah naik karena ekonomi kita membaik, jadi mereka sangat peduli untuk mencari alat agar konsumsi airnya juga bagus," terang Apit.

Saat ini Advance membanderol tiap unit produknya mulai Rp 4 juta sampai Rp 13 juta. Dia optimistis target pertumbuhan penjualan 15% tercapai tahun ini seiring pertumbuhan jumlah keluarga dan daya beli. Menurut dia, merek Advance masih menguasai 80% pangsa produk pemurnian air di Indonesia. Kendati begitu Advance harus siap-siap dengan adanya kompetitor baru. Pasalnya, Coway menargetkan menguasai 70% pasar produk pemurni air di Indonesia tahun depan.

Sumber:
http://industri.kontan.co.id/v2/read/industri/78506/Bisnis-pemurnian-air-semakin-menggiurkan

Menumbuhkan Usaha dengan Anggaran Terbatas

Hits : 1598 PDF Cetak E-mail
Selasa, 27 September 2011 11:41
key0911Salah satu mitos terbesar dalam entrepreneurship ialah asumsi bahwa, “Yang paling saya butuhkan ialah ide bagus dan beberapa investor akan memberikan dana besar yang saya butuhkan untuk membangun bisnis.” Pada kenyataannya, para investor mendanai rencana bisnis yang berkualitas, bukan impian muluk-muluk. Yang paling penting adalah pelaksanaannya.

Sebuah mitos yang berhubungan ialah bahwa banyak uang mutlak diperlukan untuk bisa mendirikan sebuah bisnis. Padahal jika dicermati banyak usaha yang bisa dibangun dan mencapai break even point (kembali modal) lebih sedikit dari jumlah investasi yang diminta. Pengecualian berlaku di usaha-usaha yang berkaitan dengan sektor medis dan solusi konten teknologi tinggi yang pastinya berbiaya tinggi.

Memulai usaha Anda dengan investasi yang amat sedikit disebut sebagai “bootstrapping” dan entrepreneur-entrepreneur ini biasanya yang paling menikmati prosesnya. Mereka mengendalikan usaha sepenuhnya, mereka tidak punya investor yang bisa mengatur mereka layaknya majikan, dan mereka tidak harus selalu mengemis dana pada investor tersebut setiap bulannya. Menurut para ahli, sebanyak lebih dari 99% usaha dimulai dengan cara bootstrapping.

Berikut merupakan sejumlah prinsip-prinsip dasar untuk memulai dan menumbuhkan usaha kita dengan jumlah anggaran yang amat terbatas, sebagaimana yang dijelaskan oleh Patrick Snow dalam bukunya “Creating Your Own Destiny”:
  • Jalankan usaha dari rumah. Meskipun jika ruang kantor komersial lebih murah, Anda masih harus menandatangani kontrak jangka panjang , membayar di muka, menata ruangan dan merekrut orang untuk menjadi staf. Dengan sebuah situs yang baik, bisnis Anda sudah bisa terlihat besar dan profesional tanpa harus berbiaya selangit.
  • Sesuaikan bisnis dengan passion. Anda tidak bisa berhasil melakukan sesuatu yang tidak Anda sukai. Passion bukan pengganti uang tetapi jika Anda sangat menyukai sesuatu, Anda akan menemukan cara untuk mencapainya tanpa harus mengeluarkan uang banyak di awal.
  • Jangan merekrut pegawai. Mengatur karyawan ialah hal yang tidak mudah, dan banyak entrepreneur yang kurang menguasai ketrampilan ini. Menjalankan bisnis bukan sesuatu yang amat sulit sehingga kita bisa belajar jika kita memiliki passion yang tinggi. Pastikan karyawan yang dibutuhkan memperlebar jangkauan Anda, bukan untuk menaikkan kepercayaan diri atau minat Anda.
  • Membuat rencana anggaran versi hemat. Hal ini kebalikan dari memulai tanpa rencana. Mengoperasikan  tanpa sebuah rencana ialah cara pasti untuk menghabiskan banyak uang. Anggaran yang kecil juga berarti penghindaran bisnis yang membutuhkan banyak dana atau bahkan sebuah waralaba yang sering membutuhkan investasi awal yang besar.
  • Hasilkan untung setiap waktu. Dunia e-commerce di internet ialah contoh terbaik untuk hal ini. Di sana Anda bisa menjual produk dan jasa selama 24 jam penuh per harinya, 7 hari seminggu, secara teratur. Contoh lain adalah sumber pemasukan lain yang terus menerus datang seperti pemasukan dari biaya langganan, biaya referral, subkontrak di mana Anda memiliki andil di dalamnya.
  • Minimalkan inventaris atau biarkan pabrikan membawanya. Pernahkah Anda bertanya siapa yang memiliki semua mobil baru dalam tempat parkir dealer? Itu semua bukan milik penyalur/ dealer. Contoh lain ialah model Amazon.com, di mana Anda memesan produk untuk dikirimkan ke rumah hanya setelah mereka mendapatkan pembayaran dari Anda.
  • Tukar ketrampilan atau ekuitas Anda dengan jasa yang Anda butuhkan. Sebuah contoh ialah mendapatkan ruang kantor gratis dengan menyetujui untuk menjadi manajer properti bagi si pemilik. Menukarkan ekuitas dengan jasa pantas dirundingkan dengan penasihat hukum, akuntan, insinyur, dan staf penjualan.

Sebagian besar investor berpengalaman yakin bahwa terlalu banyak uang ialah risiko tersendiri, lebih daripada terlalu sedikit uang. Entrepreneur yang andal sering menemukan pengganti uang tetapi tidak ada yang bisa menggantikan tekad dan waktu yang ia miliki. Jadi tetap fokuskan perhatian dan pikiran pada visi bisnis dan kiat yang dibahas di atas dan Anda tak akan perlu anggaran besar untuk mencapai impian. (*/Akhlis)

http://ciputraentrepreneurship.com/tips-bisnis/47-memulai-bisnis/11481-entrepreneur-unggul-wujudkan-impiannya-tanpa-modal-besar.html

Menjalin Hubungan Bisnis dengan Orang Baru

Hits : 1226 PDF Cetak E-mail
Kamis, 22 September 2011 09:35
bisnis_br0911Dalam dunia bisnis, setiap orang harus selalu siap untuk bertemu dan menjalin hubungan baik dengan orang baru. Sayangnya, tak semua orang punya kemampuan memulai komunikasi dengan baik.

Berada dalam satu jamuan bisnis dengan orang-orang baru, biasanya dimanfaatkan seorang pebisnis atau pekerja untuk membangun hubungan baru dengan banyak orang baru. Di sinilah segala peluang untuk memperluas jaringan terbuka lebar. Namun, sering kali peluang ini tak mampu dimanfaatkan dengan baik hanya karena seseorang tak mampu berkomunikasi dengan baik.

Kadang kala, memulai satu pembicaraan dengan orang yang tidak dikenal memang tak mudah. Bisa jadi, saking sibuknya mencari topik pembicaraan, Anda malah jadi gugup dan tak sanggup berkata apa-apa. Jika ini yang terjadi, berarti Anda harus menyiapkan strategi khusus untuk bisa memulai percakapan dengan orang asing. Karena bisa jadi, orang tersebut akan membuka kesempatan atau peluang besar bagi karier Anda.

Mulai dari hal kecil
Jika berada dalam situasi yang mengharuskan Anda berbincang dengan seseorang yang tak Anda kenal, jangan berpikir bahwa hal tersebut adalah hal yang berat. Cobalah menganggapnya sebagai suatu kesempatan untuk mendapatkan teman, pengetahuan, dan pengalaman baru. Anda juga tak perlu gugup, cukup jadi diri sendiri saja.

Karena itulah, konsultan kepribadian dan bisnis Sue Thompson menyarankan agar Anda membicarakan hal yang Anda tahu. Untuk mendapatkan topik pembicaraan, mulailah mengingat hal atau kegiatan yang pernah Anda lakukan akhir-akhir ini atau yang akan Anda lakukan beberapa bulan kedepan. Misalnya saja saat Anda liburan ke suatu tempat, pergi kesebuah pameran besar, atau kegiatan lainnya yang kemungkinan besar juga dilakukan olehnya.

"Jadilah hal tersebut sebagai topik pembicaraan hingga Anda berdua bisa saling menceritakan pengalaman masing-masing," ujar Thompson, seperti dikutip careerbuilder.com.
Saran lainnya, ajukan pertanyaan atau topik yang bisa didiskusikan. Menurut penulis buku "We Need to talk: Tough Conversations With Your Boss Lynne Eisaguirre", percakapan timbal balik akan membuat perbincangan lebih menyenangkan dan tidak monoton.

"Ajukan pertanyaan terbuka dengan kata-kata siapa, apa, dimana, atau kapan. Pertanyaan seperti ini lebih baik daripada Anda mengajukan pertanyaan yang bisa dijawab dengan kata singkat 'ya' atau 'tidak'," tegas Eisaguirre.

Topik lainnya selain keluarga dan aktivitas terakhir, Anda juga bisa membahas soal hobi atau hal yang sedang hangat dibicarakan. Hati-hati dalam memilih topik yang terakhir. Perhatikan dulu apakah topik tersebut tidak kontroversial atau menyinggung perasaannya. Anda bisa memulai percakapan dari banyak topik tersebut dan dari ditulah pembicaraan akan mengalir lancar.

Yang pasti, dengan berani membuka percakapan, artinya Anda sudah membuka jalan sebuah hubungan. Hubungan dengan orang lain, baik yang berhubungan langsung dengan pekerjaan Anda maupun yang tidak, nantinya akan membantu Anda dalam membangun karier Anda. Intinya, mennjalin hubungan yang baik dengan setiap orang akan menyelamatkan karier Anda.

Dengarkan

Saat Anda memulai suatu percakapan, itu artinya ada saat Anda berbicara, dan berikutnya Anda mendengarkan. Tentu saja, mendengarkan juga sama pentingnya dengan berbicara. Karena itulah, perhatikan bahasa verbal dan nonverbalnya. Jika bahasa tubuhnya memperlihatkan bahwa ia tidak tertarik saat membahas tentang pekerjaan, cobalah ganti topik tentang hobi atau kejadian yang sedang hangat.

"Selain tunjukkan kepedulian Anda dengan mendengarkan apa yang dikatakan lawan bicara. Ajukan pertanyaan dengan menyebut namanya, dan jangan menyela saat ia sedang berbicara," tandas Lynne Sarikas, Director of the MBA Career Center, College of Businness Administration, Northeastern University.

Dengan siapa pun Anda berbincang, sebenarnya memulai percakapan tidaklah sesulit yang dibayangkan. Bahkan jika Anda harus bercakap-cakap dengan orang yang jabatannya lebih tinggi dari Anda, bukan berarti Anda harus memiliki pengetahuan yang sejajar dengannya. Yang paling penting ialah, Anda harus percaya diri.

Lebih personal

Saat Anda bekerja, mungkin Anda selalu berhubungan dengan orang yang sama selama bertahun-tahun. Nah, saat bertemu dengan orang baru atau rekan baru, cobalah melakukan pendekatan yang lebih personal. Hafalkan namanya, bertanyalah tentang kegiatan atau hobi mereka, dan jika perlu saling bertukar kartu nama.


Berinisiatif memulai percakapan

Saat berada di ruangan yang sama dengan orang yang tak terlalu Anda kenal, Anda pasti cenderung memilih sibuk dengan ponsel Anda. Cobalah ubah kebiasaan tersebut dengan mulai mengajaknya berbincang, tak peduli seberapa singkatnya percakapan tersebut. Percayalah bahwa dengan pertemanan yang luas, suatu saat nanti akan membuka banyak kesempatan untuk Anda.

http://ciputraentrepreneurship.com/tips-bisnis/174-rencana-bisnis/11330-menjalin-hubungan-bisnis-dengan-orang-baru.html

Tuesday, September 27, 2011

Membuat Rencana Bisnis yang Menarik Bagi Investor

Views :661 Times PDF Cetak E-mail
Senin, 26 September 2011 10:36
rencanabis0911Sebuah rencana bisnis menjelaskan model bisnis, produk, layanan, pasar, strategi, serta kebutuhan pendanaan untuk bisnis baru atau perubahan bisnis yang sedang dikerjakan. Rencana bisnis diperlukan untuk mendorong investor masuk ke dalam perusahaan. Dengan masuknya investor ke dalam perusahaan diharapkan rencana bisnis yang telah dibuat dapat direalisasikan.

Tentunya diperlukan strategi khusus untuk membuat rencana bisnis menarik bagi investor. Berikut beberapa hal yang dapat Anda terapkan dalam menyiapkan rencana bisnis:

1. Tentukan produk atau jasa yang Anda tawarkan serta bagaimana mengatasi tantangan dalam pasar. Hal ini akan menunjukkan nilai dalam memecahkan tantangan dengan mengidentifikasi dokumen referensi pelanggan dan referensi industri dari konsultan atau penelitian internal Anda. Dengan begitu, Anda akan menunjukkan kepada investor bagaimana menempatkan produk atau jasa yang terpisah dari kompetisi. Di samping itu, tentukan pasar untuk bisnis selama periode lima tahun. Jelaskan bagaimana pasar dapat berubah dari kerangka waktu dan bagaimana bisnis akan merespon perubahan ini.

2. Menentukan strategi bisnis dan langkah-langkah untuk mengeksekusi rencana tersebut. Rencana bisnis harus menjelaskan tentang potensi kemitraan, saluran penjualan dan proses penjualan. Mengidentifikasi pesaing saat ini dan masa depan dan bagaimana mereka akan bereaksi dengan bisnis di pasar. Tentukan apakah bisnis tersebut membutuhkan perlindungan paten dan kemungkinan untuk duplikasi produk atau jasa. Jelaskan putaran dana yang diperlukan, rencana penawaran umum perdana dan rencana akuisisi.

3. Buatlah laporan laba-rugi multi-year. Sertakan proyeksi pendapatan, pengembangan produk, penjualan dan pemasaran, administrasi umum dan pendapatan kotor. Tentukan dana awal yang Anda cari dan bagaimana dana awal akan digunakan.

4. Identifikasi manajemen perusahaan dan staf yang diperlukan. Meringkas tonggak utama untuk mencapai rencana bisnis termasuk kebutuhan dana, tujuan staf, tujuan penjualan, dan peristiwa besar seperti gerakan ke pasar baru, akuisisi, dan putaran pendanaan berikutnya.

5. Tulis rencana bisnis menggunakan semua informasi yang diperlukan dan rencana pembaharuan rencana bisnis bila diperlukan.

Sumber:
http://ciputraentrepreneurship.com/tips-bisnis/174-rencana-bisnis/11434-membuat-rencana-bisnis-yang-menarik-bagi-investor.html

Erif Kemal Syarif, Juragan Sapi Perah dari Cisarua



PDF Cetak E-mail
Selasa, 30 Agustus 2011 09:10
Iring-iringan kabut putih menyelimuti Desa Cibeureum, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor, siang itu. Dinginnya udara tak menyurutkan semangat sejumlah pekerja membersihkan kandang dan sapi perah jenis Fries Holland atau Holstein di kandang Erif Farm. Di kandang itu ada Abun, sapi betina berusia tiga tahun pemenang kontes sapi perah terbaik tingkat provinsi maupun nasional.

Iemil_kemalni semacam kontes kecantikan sapi perah. Abun menang karena eksterior tubuhnya ideal untuk sapi perah keturunan inseminasi buatan (IB) masa laktasi pertama. Produksi susunya ideal bagi ternak sejenis dan seumurnya, yakni 38 liter per hari.

”Kualitas susu yang dihasilkan memenuhi standar kesehatan dan hampir memenuhi kualitas internasional,” kata Erif Kemal Syarif, pemilik Erif Farm.

Keberhasilan Abun menambah deretan prestasi usaha peternakan sapi perah Erif. Sebelumnya, Erif Farm dua kali menjadi juara tingkat Kabupaten Bogor dan empat kali juara Provinsi Jawa Barat. Terakhir, tahun 2010, Erif Farm yang diwakili Abun, menjadi juara 2 tingkat nasional.

Erif dan istrinya, Tuti Sulastri, menjadi peternak sejak 1986. Kala itu, keduanya bekerja sebagai paramedis berstatus pegawai negeri sipil (PNS).

”Tahun 1986 ada program kredit sapi perah. Setiap orang yang berminat mendapat jatah empat ekor sapi yang didatangkan dari Selandia Baru, sebagai modal untuk dikembangkan,” cerita Erif.

Sebagai paramedis, Erif yang tak mengenyam pendidikan formal peternakan, belajar secara otodidak. Ia rajin mengikuti berbagai pelatihan peternakan demi meningkatkan pengetahuan soal ternak sapi.

Alhasil, dalam waktu 10 tahun, empat ternaknya berkembang menjadi 60 ekor. Hingga tahun ini Erif Farm memiliki 200 sapi dengan 25 karyawan. Di antaranya, terdapat 85 sapi perah laktasi atau siap memproduksi susu dengan hasil rata-rata 1.500 liter per hari.

”Kemurnian keturunan sapi kami dijaga lewat IB dengan sapi jenis yang sama dari Selandia Baru. Ini untuk menjaga kualitas susu,” katanya.

Usaha Erif bukan tanpa kendala. Di masa awal merintis usaha tersebut, bukan hal mudah membagi gaji sebagai PNS untuk mengembangkan usaha dan menghidupi rumah tangga. Demi usaha ternaknya, tahun 1992 Erif dan Tuti bahkan melepaskan status PNS. ”Biar fokus,” katanya.

Tahun 1999, setelah krisis ekonomi melanda Indonesia, Erif membentuk kelompok ternak sapi perah bernama ”Baru Sireum” yang menginduk pada KUD Giri Tani Cibeureum.

Namun, usaha kelompok itu tak mulus. Secara nasional semua peternakan sapi perah mengalami krisis hingga 2004. Dalam situasi demikian, mereka mencoba mencari pasar di luar KUD demi mendapatkan harga jual susu yang lebih baik.

Setelah meminta persetujuan pengurus KUD, tempat mereka berinduk, Erif Farm menjual susu dari produksi sapi perahnya ke perusahaan pengolahan susu swasta di Jakarta. Harga jual susu sapinya lebih tinggi dari KUD sehingga ia bisa mempertahankan usaha peternakannya.

Ketika harga susu mulai membaik, sekitar tahun 2007, barulah Erif Farm dan anggota KUD Giri Tani lainnya bekerja sama memasarkan susu dengan Industri Pengolahan Susu (IPS) terdekat. ”Dengan mengutamakan kualitas susu yang dihasilkan, IPS berani membayar tinggi harga produk susu kami,” katanya.

Kini populasi sapi perah kelompok ternak Baru Sireum berjumlah lebih dari 400 ekor. Kelompok yang diketuai Erif ini beranggotakan tak kurang dari 20 usaha ternak sapi perah.

”Kami berusaha membuat mekanisme beternak yang efisien, sehingga kerja peternak tak berat tetapi hasilnya maksimal,” katanya.

Sebagai pengelola kelompok ternak, Erif mengatur sampai menyiapkan pekerja pembersih kandang dan sapi untuk membantu peternak. Pekerja pembersih selain mendapat gaji bulanan, juga gaji ke-13 dan tunjangan hari raya. Setiap dua tahun, mereka pun mendapatkan anak sapi.

Maka, pada tahun kerja ke-15, pekerja itu memiliki seekor sapi dewasa. Erif mendorong setiap pekerja berkesempatan menjadi peternak.

Dengan maksimal delapan sapi, setiap peternak bisa mencari sendiri rumput pakan. Pakan tambahan, seperti dedak gandum, dedak padi, dedak jagung, bungkil kedelai, bungkil kelapa, ampas tahu, mineral, serta multivitamin, diatur dan didistribusikan merata oleh kelompok ternak. Tak ada bahan kimia dalam asupan pakan ternak. Pengaturan kandang juga seragam, ukuran 6 x 6 meter persegi untuk dua sapi.

Untuk mengembangkan usaha, Erif dan Tuti kemudian memproduksi olahan susu, yaitu yoghurt. ”Yoghurt kami berbahan susu murni, tanpa campuran. Tidak menggunakan pengawet dan halal. Biar semua orang minum susu, terutama anak-anak sekitar sini, kami sengaja membuat yoghurt dengan aneka rasa dan dibungkus kecil-kecil,” kata Erif.

Yoghurt produksinya mendapat penghargaan Bupati Kabupaten Bogor sebagai Juara 1 Pengolahan Hasil Peternakan untuk jenis Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Untuk mempertahankan kualitas, setiap produknya selalu lulus uji Balai Besar Industri Agro.

Sinergi usaha peternakan sapi perah dan hasil olahan susu itu diharapkannya dapat meningkatkan taraf hidup keluarga, karyawan, maupun masyarakat sekitar. ”Tak muluk-muluk, tujuan kami adalah memajukan dan menyejahterakan peternak sapi perah di Cibeureum. Syukur jika bisa di wilayah lain juga,” kata Erif.

Untuk itu, ia memegang teguh semboyan hidupnya, rezeki sudah diatur Allah SWT. Semboyan itu membuat Erif dan Tuti tak merasa memiliki pesaing dalam usaha peternakan. Pasangan ini justru melahirkan Pusat Pelatihan Pertanian (ternak) dan Pedesaan Swadaya (P4S) dengan moto ”kita juga bisa”.

Cara pengelolaan dan kepemimpinan yang proternak, propeternak, dan jeli melihat pengembangan peluang usaha inilah yang menjadi kunci keberhasilannya.

Erif juga teguh mempertahankan lahan untuk rumah ternak sapinya. Ia bahkan berupaya memperluas tempat bagi ternak, di tengah gempuran godaan usaha jasa wisata yang menguasai kawasan Puncak.

”Saya tidak anti-usaha pariwisata. Bahkan, sebenarnya antara usaha ternak dan wisata bisa disatukan. Hanya saja perlu pengaturan khusus. Saya khawatir, jika dibiarkan pembangunan di Puncak tanpa pengaturan, tidak akan ada lagi lahan untuk ternak. Usaha saya dan kelompok ternak ini mungkin hanya bisa bertahan lima tahun lagi...,” kata Erif. (*/Kompas Cetak)

Sumber:
http://www.ciputraentrepreneurship.com/agrobisnis/7420-erif-kemal-syarif-juragan-sapi-perah-dari-cisarua.html

Enam Kriteria Menilai Peluang Bisnis Baru

Views :644 Times PDF Cetak E-mail
Selasa, 27 September 2011 11:04
bisnis_ide0911Salah satu dilema entrepreneur ialah mendefinisikan produk baru atau mendefinisikan apa yang sebenarnya baru atau unik dalam sebuah ide. Sebuah gagasan baru mungkin menciptakan produk baru atau hanya sekedar pengemasan ulang dan memodifikasi produk yang sudah ada. Misalnya, Microsoft Word yang memperbarui versi perangkat lunaknya, meskipun hanya memiliki perubahan kecil.

Untuk bertahan hidup, perusahaan terus mencari pasar baru dan peluang untuk mengeksploitasi dalam rangka meningkatkan keuntungan mereka. Perusahaan menggunakan rencana dan analisis untuk menilai kelangsungan hidup peluang bisnis baru. Berikut enam kriteria untuk menilai sebuah peluang bisnis baru:

Peluang dan persainganUntuk menilai kelangsungan sebuah peluang baru, Anda perlu mengidentifikasi dan mendaftar semua produk kompetitor dalam ruang pasar produk/jasa. Bandingkan peluang bisnis baru Anda dengan setidaknya tiga produk kompetitor yang paling mirip dalam mengisi kebutuhan pasar.

Pasar dan peluangTahap berikutnya diperlukan analisis ukuran dan karakteristik pasar, seperti bagaimana cepat kompetitor baru memasuki pasar. Kumpulkan data pasar untuk setidaknya tiga tahun sehingga tren untuk seluruh industri dan pasar jelas secara keseluruhan. Atas dasar temuan-temuan tersebut, Anda harus dapat menentukan apakah ukuran dan karakteristik pasar mendukung produk/jasa terbaru Anda.

Tim penilaian

Siapkan setidaknya satu orang dalam tim untuk melaksanakan kesempatan tersebut sehingga memiliki pengalaman dalam mengimplementasikan ide baru yang ada. Hal ini merupakan salah satu karakteristik yang berkorelasi dengan probabilitas keberhasilan usaha. Orang tersebut harus berkomitmen hingga ide baru tersebut dapat direalisasikan.

Keuangan

Langkah berikutnya ialah memperkirakan kebutuhan modal untuk pelaksanaan ide tersebut. Jika ide tidak dapat dibiayai sendiri, maka Anda harus mengidentifikasi sumber-sumber alternatif modal. Ide yang diusulkan juga harus berkontribusi terhadap perusahaan kesejahteraan finansial jika diterapkan.

Kompatibilitas

Anda juga harus mengevaluasi kompatibilitas persyaratan produksi produk baru dengan mesin, pabrik yang ada dan tenaga kerjanya. Jika Anda tidak dapat mengintegrasikan ide baru ke dalam proses manufaktur yang ada, Anda harus mempertimbangkan biaya lebih seperti membeli pabrik dan peralatan baru.

Sinergi

Ide tersebut harus memiliki sinergi dengan kemampuan manajemen yang ada dan strategi pemasaran.

Sumber:
http://ciputraentrepreneurship.com/tips-bisnis/174-rencana-bisnis/11475-enam-kriteria-untuk-menilai-peluang-bisnis-baru.html

Keuntungan Bisnis Online

PDF Cetak E-mail
Senin, 26 September 2011 13:35
Istilah bisnis online sudah tidak asing bagi kita. Bisnis ini dinilai lebih menguntungkan dibanding dengan bisnis offline. Mengapa? Simak beberapa pembahasan di bawah ini.

bisnis_ol0911Dalam menjalankan bisnis offline, kita pasti membutuhkan tempat untuk memajang produk-produk kita. Sewa tempat dalam setahun paling tidak membutuhkan dana sekitar Rp 5 juta.

Sedangkan untuk bisnis online kita cukup menyewa domain dan hosting dengan biaya sekitar Rp 200 ribu setahun. Untuk website-nya bisa kita buat sendiri. Apabila kita memakai jasa orang lain dana yang diperlukan tidak terlalu besar.

Untuk stok barang, dalam berbisnis offline kita pasti membutuhkan banyak produk untuk dipajang di toko kita. Karena jika barangnya sedikit, maka orang tidak akan tertarik dan bahkan mereka akan meragukan toko kita. Hal ini tentu membutuhkan modal yang tidak sedikit. Berbeda jika kita membuat toko online. Kita tidak perlu mempunyai barang yang banyak, cukup kita kasih contoh berupa foto. Jika konsumen berminat, baru kita sediakan barangnya. Dengan demikian, kemungkinan untuk mengalami kerugian lebih sedikit bila dibanding dengan bisnis offline.

Jika toko kita sudah ramai, tentunya akan banyak konsumen yang datang, tentu kita akan membutuhkan karyawan untuk melayani mereka dan juga mengawasi mereka. Berbeda dengan toko online, kita tidak perlu karyawan untuk melayani mereka. Hal ini akan menghemat pengeluaran kita.

Dari penjelasan di atas, dapat kita simpulkan bahwa modal untuk melakukan usaha offline lebih banyak dibandingkan jika kita melakukannya secara online.

Dengan adanya perbandingan-perbandingan tersebut mungkin dapat dijadikan pertimbangan sebelum melakukan suatu usaha. Namun sukses tidaknya bisnis online maupun bisnis offline memerlukan suatu strategi pemasaran yang tepat.

Sumber:
http://ciputraentrepreneurship.com/tips-bisnis/178-bisnis-online/11444-keuntungan-bisnis-online.html

SENTRA EMPING MELINJO, KLATEN

Peluang Usaha

SENTRA USAHA

Senin, 26 September 2011 | 15:57  oleh Handoyo
SENTRA EMPING MELINJO, KLATEN
Sentra emping Klaten: Emping berkembang berkat usaha Sumini (1)
Desa Kuncen di Kabupaten Klaten adalah salah satu sentra produksi emping melinjo. Lebih dari 100 perajin memproduksi emping melinjo dengan peralatan yang masih sederhana. Marak sejak 1980-an, Sumini membawa keberhasilan usaha emping melinjo sehingga ditiru penduduk desa.

Klaten adalah salah satu kabupaten yang terletak di antara Yogyakarta dan Surakarta atau Solo. Selain terkenal sebagai salah satu lumbung padi di Provinsi Jawa Tengah, Klaten juga memiliki produk unggulan lain, yaitu emping melinjo.

Sentra produksi emping melinjo di Klaten terletak di Desa Kuncen, Kecamatan Ceper. Dari ibu kota kabupaten, Kuncen berada sekitar 10 kilometer ke arah Solo. Cukup mudah untuk menemukan lokasi sentra pembuatan emping melinjo ini, letaknya cukup strategis berada di pinggir sebelah kiri Jalan Raya Yogya-Solo.

Di Desa Kuncen, kurang lebih ada 100 perajin emping melinjo. Mereka memproduksi emping di rumahnya masing-masing dengan menggunakan peralatan tradisional dan sederhana.

Walau menjadi sentra industri emping melinjo, kondisi Desa Kuncen tak jauh beda dibandingkan dengan desa lain di Jawa Tengah. Hanya saja, di rumah-rumah penduduk biasanya memiliki bagian lain untuk memproduksi emping melinjo.

Tempat produksi tersebut dibuat semi permanen dari anyaman bambu serta berlantai tanah. "Membuat emping melinjo menjadi kegiatan sehari-hari," kata Tri Wijilestari, salah satu perajin emping, sambil terus sibuk menjemur emping basah di atas anjang atau anyaman bambu.

Hampir di seluruh pinggir jalan Desa Kuncen, berjejer anjang berukuran 1 meter (m) x 1 m. Anjang tersebut dipakai untuk menjemur melinjo yang sudah digepengkan. Kegiatan produksi emping melinjo di sentra ini memang masih dilakukan secara rumahan atau home industry. Para perajin masih mengandalkan anggota keluarga inti untuk membuat emping. Kalau pun mempekerjakan karyawan, biasanya mereka hanya merekrut tetangga sendiri.

Seperti keempat karyawan Tri yang semuanya masih tetangga dekat. Mereka memproduksi rata-rata 30 kg emping melinjo tiap hari. Dengan harga jual per kilogram mencapai Rp 28.000 sampai Rp 29.000, menurut Tri, perajin emping di Desa Kuncen rata-rata bisa mengantongi omzet lebih dari Rp 20 juta setiap bulan.

Omzet yang diraih para perajin cukup membantu ekonomi masyarakat yang kebanyakan bergantung pada pertanian. "Usaha ini bisa dikerjakan di sela-sela kesibukan bertani," ujar Tri. Bahkan untuk mendukung perkembangan usaha pembuatan emping melinjo, saat ini para perajin emping melinjo mendirikan kelompok usaha emping melinjo bernama Mekar Sari.

Tri menceritakan, usaha pembuatan emping melinjo Desa Kuncen mulai marak tahun 1980-an. Saat itu ada salah satu warga yang berhasil berbisnis emping melinjo, namanya Sumini. Sebelum mendirikan usaha sendiri, Sumini dulunya merupakan karyawan pabrik pembuatan emping di Solo. "Saya capek jadi pekerja, akhirnya saya putuskan berhenti dan membuat emping sendiri," ujar Sumini.

Sumini mengajak para tetangganya untuk membantu membuat emping. Melihat keberhasilan Sumini membuat dan memasarkan emping melinjo sendiri, banyak masyarakat desa mengikuti.

Karena itulah kebanyakan perajin emping melinjo Desa Kuncen dulunya adalah pekerja Ibu Sumini. "Saya dulunya juga hanya pekerja biasa," kata Inuk Saminem, salah satu perajin di Desa Kuncen. Ia memutuskan untuk memulai usaha sendiri setelah beberapa tahun berselang bekerja di Ibu Sumini.

Walaupun jumlah pengusaha emping melinjo di Desa Kuncen semakin bertambah, namun tiap perajin memiliki pangsa pasar sendiri-sendiri. Contohnya Tri, setiap satu minggu sekali ia mengirim emping melinjo mentah ke pasar-pasar di Klaten. Ada 10 pelanggan yang siap untuk menampung produksi emping Tri dengan permintaan bervariasi mulai 10 kg hingga 40 kg. "Kita tidak ada rebutan lahan," ungkapnya.

Bahkan menurut Tri, jika ada warga yang produksinya berlebih, antar perajin saling bantu penjualan. Sebab, dengan jumlah produksi yang terbatas, permintaan permintaan di pasaran banyak.

Sumber:
http://peluangusaha.kontan.co.id/v2/read/peluangusaha/78337/Sentra-emping-Klaten-Emping-berkembang-berkat-usaha-Sumini-1