Sunday, September 25, 2011

PELUANG BISNIS KAUS EKSKLUSIF

PELUANG USAHA

 
Jumat, 23 September 2011 | 15:17  oleh Hafid Fuad, Fahriyadi
PELUANG BISNIS KAUS EKSKLUSIF
Mencetak laba dari usaha kaus eksklusif

Berbeda dan eksklusif adalah keunggulan yang ditawarkan oleh usaha sablon kaus satuan. Penyablon ini menyasar pelajar dan anak muda. Pelanggan tidak hanya bisa mendapatkan kaus eksklusif hasil desain sendiri atau mengenakan kaus dengan desain berlisensi.

Menjadi berbeda dari yang lain bisa menjadi kebanggaan tersendiri. Keunikan dan eksklusivitas inilah yang coba ditawarkan oleh usaha kaus sablon satuan.

Usaha kaus sablon satuan ini digeluti oleh Adam Suganda di Jakarta. Bersama rekan bisnisnya, dia mendirikan T-Lab sejak tiga tahun terakhir. T-Lab mengerjakan pesanan sablon kaus satuan, sehingga berbeda dengan yang lain.

Menyasar kalangan muda dengan tingkat ekonomi menengah atas, Adam membuka dua gerai di Plaza Senayan dan Plaza Indonesia, Jakarta. "Kelebihan kaus sablon satuan terdapat pada perlakuan eksklusif yang diberikan kepada tiap konsumen," kata Adam.

Dengan hanya memproduksi satu desain kaus, sablon kaus satuan menerima desain langsung dari pelanggan. Selain membawa desain langsung, pelanggan juga bisa memilih beberapa koleksi desain yang disediakan oleh T-Lab.

Namun, untuk bisa memiliki desain kaus yang disediakan oleh T-Lab. Pelanggan perlu merogoh kocek lebih dalam, sebab desain tersebut sangat khusus dan memiliki lisensi dari pembuat atau pemegang lisensi. "Banyak pelanggan yang suka dengan desain logo band atau film yang sedang tren," jelas Essa Aldi, pengelola gerai T-Lab di Plaza Senayan.

Rama, pengelola T-Lab di Plaza Indonesia mengatakan kalau tokonya tak pernah sepi pengunjung. Buka mulai jam 10.00 WIB sampai jam 22.00 WIB, penjualan di Plaza Indonesia bisa mencapai 300 kaus dalam sebulan. "Minimal 300 kaus, kalau di Plaza Senayan bisa lebih banyak lagi," jelasnya.

Jika pengunjung siang hari didominasi oleh anak sekolahan, di sore dan malam hari, pembeli yang datang lebih banyak kepada orang kantoran. Oh, ya, harga kaus mencapai Rp 95.000 sampai Rp 140.000 untuk desain sendiri, dan Rp 60.000 sampai Rp 200.000 dengan desain berlisensi. Dari penjualan kaus-kaus tersebut, keduagerai T-Lab mampu memperoleh omzet sekitar Rp 100 juta per bulan.

Selain T-Lab, pemain lain yang juga berbisnis sablon kaus satuan adalah Purnama Wurdiany, pemilik Sakasa di Jakarta. Dua tahun menggeluti usaha sablon kaus satuan, Purnama mengatakan bisnisnya sedang booming.

Menurutnya, tak hanya memberikan tawaran kaus eksklusif, sablon kaus satuan juga menawarkan variasi pilihan kepada setiap konsumen. "Jadi tiap kaus memiliki desain yang tidak ada di kaus lain," ujarnya.

Dengan kelebihan itu, Purnama mengaku rata-rata menjual 500 kaus saban sebulan. Untuk memasarkan produk kaus satuan, selain menjual langsung, dia juga memakai pemasaran lewat internet. Karena itu, pelanggannya bisa sampai Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat. Beberapa komunitas pelajar Indonesia di Jepang juga memesan kaus dari Purnama.

Dengan harga satuan Rp 50.000 sampai Rp 75.000 tergantung tingkat kerumitan desain, Sakasa setidaknya mampu meraih omzet Rp 30 juta per bulan.

 sumber:
http://peluangusaha.kontan.co.id/v2/read/peluangusaha/78179/Mencetak-laba-dari-usaha-kaus-eksklusif

No comments:

Post a Comment