Lifestyle
KEDAI
Rabu, 21 September 2011 | 08:57 oleh Dikky Setiawan (Manado)
NASI KUNING SAROJA
Gurih nasi kuning Saroja bikin lidah terus bekerja
Siapa tak kenal nasi kuning? Bagi masyarakat di Jawa, makanan yang terbuat dari beras dengan bumbu kunyit, santan, serta rempah-rempah itu, biasanya, menjadi hidangan spesial dalam acara pesta atau syukuran.
Tapi, tahukah Anda, nasi kuning juga menjadi salah satu makanan khas masyarakat di kota Manado? Jangan heran, jika berkunjung ke Ibukota Sulawesi Utara tersebut Anda bakal menemukan banyak rumah makan yang menjual nasi kuning. Salah satu kedai nasi kuning yang terkenal di seantero Manado adalah Rumah Makan Saroja.
Kedai ini berada di Jalan Diponegoro. Tidak sulit, kok, mencari alamat Saroja. Jika posisi Anda berada di dekat Bandara Sam Ratulangi, cari saja angkutan kota (angkot) jurusan Terminal Pal II.
Dari situ Anda naik angkot jurusan Pasar 45. Setelah itu, ganti angkot sekali lagi ke jurusan Teling atau Kampung Kodo. Silakan Anda turun di depan SD Kristen Eben Haezer. Lokasi Saroja berada persis di depan sekolah tersebut.
Saroja berdiri sejak 1977 silam. Pemiliknya Salma Simen. Tapi, kedai ini, kini, dikelola oleh anak dan adik kandung Salma. Warung makan yang memiliki luas sekitar 50 meter persegi ini menyediakan enam meja makan ukuran sedang yang bisa menampung hingga 30 orang sekaligus.
Kedai ini buka dari pukul 5 subuh sampai 10 malam. Puncak keramaian di Rumah Makan Saroja adalah saat jam makan siang atau sekitar pukul 12 hingga pukul satu siang. Kalau ingin suasana yang tidak terlalu sesak, sebaiknya, Anda datang di luar jam tersebut.
Bertabur ikan cakalang
Setelah mendapatkan tempat duduk, Anda tinggal memesan sajian yang tersedia. Perlu Anda ingat, menu utama di kedai ini adalah nasi kuning. Jadi, jangan coba cari menu lain selain nasi kuning. Berbeda dengan nasi kuning yang banyak dijual di Jawa, topping nasi kuning Manado bukan irisan tempe goreng dan telur dadar. Nasi kuning Manado disajikan bersama daging ikan cakalang (tuna) dan sapi serta kering kentang.
Menurut Rahma Simen, adik kandung Salma yang sekarang mengelola Saroja, menu favorit pelanggan kedainya adalah nasi kuning cakalang. Maklum, ikan cakalang adalah salah satu lauk khas Manado. “Pengunjung menilai, dengan taburan ikan cakalang, rasa nasi kuning semakin gurih,” beber dia.
Harga nasi kuning ala Saroja tidak mahal-mahal amat. Harga satu porsi nasi kuning bertabur irisan ikan cakalang, potongan daging sapi, plus kering kentang di bagian atasnya hanya Rp 11.000. Jika ingin telur ayam rebus utuh, Anda cukup menambah Rp 3.000 saja.
Dengan harga yang terjangkau itu, Anda sudah bisa menikmati sajian istimewa. Bulir nasi kuning olahan Saroja besar-besar dan tidak lengket. Setiap mengunyah, Anda akan merasakan rasa khas nasi kuning dan bumbunya seperti santan, kunyit, sereh, daun jeruk, daun pandan, dan jeruk nipis. Suwir daging ikan cakalang yang diolah dengan baik menciptakan rasa manis yang melekat dan pas di lidah. Yummy...
Jika suka pedas, Anda tinggal menaburkan sambal goreng ala Saroja. Sambal ini akan semakin memperkuat ciri khas masakan bumi Minahasa itu. Begitu nasi kuning masuk mulut, niscaya lidah Anda terus bergoyang menikmati hidangan hingga suapan terakhir.
Sebagai lauk tambahan, Anda bisa memesan perkedel jagung. Perkedel ini dibuat dari pipilan jagung utuh yang dicampur dengan irisan cabai merah. Ada pula kerupuk udang dan peyek kacang sebagai pelengkap.
Kalau Anda tidak kebagian tempat duduk, tidak perlu khawatir. Anda bisa membawa pulang makanan yang Anda pesan dan menikmatinya di rumah. Nah, selain rasa dan lauknya, yang khas dari nasi kuning Saroja adalah bungkusnya. Bungkus nasi kuning Saroja tidak memakai kertas atau daun pisang, melainkan daun woka atau lontar. Daun lontar ini akan semakin membuat nasi kuning Saroja lezat dan gurih.
Rahma bercerita, sebagian besar pelanggan yang membeli nasi kuning untuk dibawa pulang adalah para pekerja kantoran dan wisatawan domestik yang berlibur di Manado dan sekitarnya. “Ada yang membeli untuk di makan di kantor atau oleh-oleh khas dari Manado,” kata ibu empat anak ini.
Dalam sehari, Rahma menambahkan, kedainya menghabiskan 10 liter beras, 10 ikan cakalang, 10 kilogram (kg) daging sapi, dan 10 kg telur ayam. Di akhir pekan, bahan baku nasi kuning tentu lebih banyak dari dari hari biasa. “Kedai kami tidak pernah tutup. Hari libur pun tetap buka,” imbuh wanita berumur 61 tahun itu.
Sayang, Rahma enggan berbagi cerita soal omzet kedainya dari menjual nasi kuning khas Manado. Rahma berkeyakinan, jumlah omzet kedainya tidak boleh diungkap karena bisa menimbulkan takabur. “Kalau saya bilang segini, tapi besok dagangan saya tidak dikasih rezeki sama Tuhan, mau bilang apa?” kilahnya.
Rumah Makan Saroja
Jalan Diponegoro Nomor 9 Manado, Sulawesi Utara
Telp. 0431-851597
Sumber:
Tapi, tahukah Anda, nasi kuning juga menjadi salah satu makanan khas masyarakat di kota Manado? Jangan heran, jika berkunjung ke Ibukota Sulawesi Utara tersebut Anda bakal menemukan banyak rumah makan yang menjual nasi kuning. Salah satu kedai nasi kuning yang terkenal di seantero Manado adalah Rumah Makan Saroja.
Kedai ini berada di Jalan Diponegoro. Tidak sulit, kok, mencari alamat Saroja. Jika posisi Anda berada di dekat Bandara Sam Ratulangi, cari saja angkutan kota (angkot) jurusan Terminal Pal II.
Dari situ Anda naik angkot jurusan Pasar 45. Setelah itu, ganti angkot sekali lagi ke jurusan Teling atau Kampung Kodo. Silakan Anda turun di depan SD Kristen Eben Haezer. Lokasi Saroja berada persis di depan sekolah tersebut.
Saroja berdiri sejak 1977 silam. Pemiliknya Salma Simen. Tapi, kedai ini, kini, dikelola oleh anak dan adik kandung Salma. Warung makan yang memiliki luas sekitar 50 meter persegi ini menyediakan enam meja makan ukuran sedang yang bisa menampung hingga 30 orang sekaligus.
Kedai ini buka dari pukul 5 subuh sampai 10 malam. Puncak keramaian di Rumah Makan Saroja adalah saat jam makan siang atau sekitar pukul 12 hingga pukul satu siang. Kalau ingin suasana yang tidak terlalu sesak, sebaiknya, Anda datang di luar jam tersebut.
Bertabur ikan cakalang
Setelah mendapatkan tempat duduk, Anda tinggal memesan sajian yang tersedia. Perlu Anda ingat, menu utama di kedai ini adalah nasi kuning. Jadi, jangan coba cari menu lain selain nasi kuning. Berbeda dengan nasi kuning yang banyak dijual di Jawa, topping nasi kuning Manado bukan irisan tempe goreng dan telur dadar. Nasi kuning Manado disajikan bersama daging ikan cakalang (tuna) dan sapi serta kering kentang.
Menurut Rahma Simen, adik kandung Salma yang sekarang mengelola Saroja, menu favorit pelanggan kedainya adalah nasi kuning cakalang. Maklum, ikan cakalang adalah salah satu lauk khas Manado. “Pengunjung menilai, dengan taburan ikan cakalang, rasa nasi kuning semakin gurih,” beber dia.
Harga nasi kuning ala Saroja tidak mahal-mahal amat. Harga satu porsi nasi kuning bertabur irisan ikan cakalang, potongan daging sapi, plus kering kentang di bagian atasnya hanya Rp 11.000. Jika ingin telur ayam rebus utuh, Anda cukup menambah Rp 3.000 saja.
Dengan harga yang terjangkau itu, Anda sudah bisa menikmati sajian istimewa. Bulir nasi kuning olahan Saroja besar-besar dan tidak lengket. Setiap mengunyah, Anda akan merasakan rasa khas nasi kuning dan bumbunya seperti santan, kunyit, sereh, daun jeruk, daun pandan, dan jeruk nipis. Suwir daging ikan cakalang yang diolah dengan baik menciptakan rasa manis yang melekat dan pas di lidah. Yummy...
Jika suka pedas, Anda tinggal menaburkan sambal goreng ala Saroja. Sambal ini akan semakin memperkuat ciri khas masakan bumi Minahasa itu. Begitu nasi kuning masuk mulut, niscaya lidah Anda terus bergoyang menikmati hidangan hingga suapan terakhir.
Sebagai lauk tambahan, Anda bisa memesan perkedel jagung. Perkedel ini dibuat dari pipilan jagung utuh yang dicampur dengan irisan cabai merah. Ada pula kerupuk udang dan peyek kacang sebagai pelengkap.
Kalau Anda tidak kebagian tempat duduk, tidak perlu khawatir. Anda bisa membawa pulang makanan yang Anda pesan dan menikmatinya di rumah. Nah, selain rasa dan lauknya, yang khas dari nasi kuning Saroja adalah bungkusnya. Bungkus nasi kuning Saroja tidak memakai kertas atau daun pisang, melainkan daun woka atau lontar. Daun lontar ini akan semakin membuat nasi kuning Saroja lezat dan gurih.
Rahma bercerita, sebagian besar pelanggan yang membeli nasi kuning untuk dibawa pulang adalah para pekerja kantoran dan wisatawan domestik yang berlibur di Manado dan sekitarnya. “Ada yang membeli untuk di makan di kantor atau oleh-oleh khas dari Manado,” kata ibu empat anak ini.
Dalam sehari, Rahma menambahkan, kedainya menghabiskan 10 liter beras, 10 ikan cakalang, 10 kilogram (kg) daging sapi, dan 10 kg telur ayam. Di akhir pekan, bahan baku nasi kuning tentu lebih banyak dari dari hari biasa. “Kedai kami tidak pernah tutup. Hari libur pun tetap buka,” imbuh wanita berumur 61 tahun itu.
Sayang, Rahma enggan berbagi cerita soal omzet kedainya dari menjual nasi kuning khas Manado. Rahma berkeyakinan, jumlah omzet kedainya tidak boleh diungkap karena bisa menimbulkan takabur. “Kalau saya bilang segini, tapi besok dagangan saya tidak dikasih rezeki sama Tuhan, mau bilang apa?” kilahnya.
Rumah Makan Saroja
Jalan Diponegoro Nomor 9 Manado, Sulawesi Utara
Telp. 0431-851597
Sumber:
No comments:
Post a Comment