Senin, 19 September 2011 14:51 |
Terjun menjadi bisnis konsultan merupakan salah satu cara untuk mengasah kemampuan serta ketrampilan memecahkan masalah. Di era entrepreneurship seperti saat ini, bisnis konsultan menjadi bidang usaha terpopuler dengan potensi yang sangat menjanjikan tak hanya untuk sekarang tapi juga untuk beberapa tahun ke depan. Di negara maju seperti Amerika Serikat dengan iklim entrepreneurship yang sangat kondusif, bisnis konsultan mampu menuai pendapatan yang tergolong fantastis. Dari hasil analisa Harvard Business School pada 2007, per tahunnya line of business itu bisa meraup pendapatan sekitar $100 miliar. Sementara dari penuturan Association of Management Consulting Firms, organisasi yang berbasis di New York, konsultan bisnis tetap layak dilirik sebab mampu menyedot uang jasa sebesar $400 per jam tergantung dari lokasi serta kinerja. Menurut Andrea Coutu, founder blog Consultant Journal serta pendiri perusahaan konsultan marketing yang berlokasi di Vancouver, Kanada, masyarakat senantiasa membutuhkan konsultan mengenai bisnis dari segala aspek. Bila bisnis ini bisa dicermati dengan baik, pundi-pundi pun akan mengalir dengan sendirinya. Bagi yang ingin terjun ke dalam bisnis tersebut, ada tiga hal yang sebaiknya perlu diperhatikan seperti yang dilansir dari situs Entrepreneur.com Bangun Reputasi Kiat membangun reputasi bisa dilihat dari pengalaman Ann Quinn yang selama bertahun-tahun telah mendedikasikan waktunya untuk menolong kalangan pelaku bisnis menengah dan kecil serta beberapa perusahaan di kawasan Baltimore, Amerika Serikat. Tahun 2009, Quinn bekerja di dunia perbankan dan tercatat telah beberapa kali memeroleh kesempatan menggiurkan untuk menangkap transaksi besar yang memang diinginkan perusahaan tempatnya bekerja. Tapi, karena ia bekerja untuk membantu perusahaan kecil dan terkadang perusahaan non profit yang tak mendapat cukup bimbingan atau pelatihan mengenai bisnis, meski itu adalah pekerjaan yang diinginkannya tapi tetap saja tak membuahkan keuntungan untuk perusahaan. Dan hal itu dianggap merugikan perusahaan. Awal tahun 2010, Quinn memutuskan untuk berhenti dari pekerjaannya dan membangun usahanya sendiri. Namun demikian ia tetap menjalin relasi yang baik dengan tempatnya bekerja dan membuat kesepakatan dengan mantan atasannya. Quinn berminat mengambil alih semua klien yang dianggap perusahaan tak mempunyai prospek potensial yaitu pelaku usaha kecil dan menengah yang memerlukan counselling mengenai strategi berbisnis. Sebagai gantinya, Quinn akan mereferensikan perusahaan tempatnya bekerja terdahulu kepada para kliennya bila mereka membutuhkan jasa audit atau berhubungan dengan pajak. Pada Maret 2010, Quinn mendirikan Quinn Strategy Group. Keahlian, pengalaman dan relasi/networking yang diperolehnya Quinn semasa bekerja di industri perbankan menjadi bekal bagi dirinya dalam membangun reputasi untuk kredibilitas bisnis konsultannya. Berpartner Menjalin kerja sama dengan perusahaan lain saat membangun bisnis Anda merupakan jalan yang tepat untuk menarik klien. Apalagi bila perusahaan yang menjadi partner Anda sudah memiliki nama bergengsi di dunia bisnis konsultan. Langkah inilah yang diambil Jill Reamer, pengusaha bisnis konsultan bertajuk Peak Strategy Advisors yang berlokasi di Baltimore, Amerika Serikat. Sekitar enam tahun lalu, Reamer menjalin kerja sama dengan sebuah perusahaan konsultan sejenis miliknya. Meski bidang yang diambil sama namun tak ada persaingan bisnis di antara mereka. Dengan jeli, Reamer berhasil memanfaatkan bentuk kerja sama itu sehingga ia bisa memakai nama perusahaan partner yang sudah lebih dulu dikenal masyarakat. Yang perlu diperhatikan dalam tahap ini adalah telitilah perusahaan sebelum mengadakan kerja sama dengannya. Bentuk jalinan kerja samanya itu pun harus benar-benar diperhatikan agar bisa saling menguntungkan satu sama lain dan bukannya menjadi boomerang bagi Anda di kemudian hari. Diferensiasi Servis Menerapkan diferensiasi servis dalam menjalani bisnis konsultan sangat berguna agar Anda bisa lolos dari ketatnya persaingan. Brad Stern contohnya. Presiden Direktur Shaker Consulting Group, perusahaan konsultan yang menangani masalah sumber daya manusia itu menciptakan sistem perekrutan pegawai yang cukup unik. Alih-alih prosedur perekrutan yang profesional, Stern justru menggunakan video game sebagai proses seleksi penerimaan karyawan. Meski caranya cukup ‘nyeleneh’ tapi mampu menarik minat klien, dari yang berskala kecil hingga berkelas ‘kakap’. (*/ely) |
Sumber:
http://www.ciputraentrepreneurship.com/kembangkan-uang-anda/11258-membangun-bisnis-konsultan.html
No comments:
Post a Comment