Monday, September 19, 2011

Gigin Mardiansyah, Bangun Bisnis dari Kesederhanaan Ide


PDF Cetak E-mail
Ide untuk memulai sebuah usaha, tidaklah selamanya datang dari suatu hal yang besar. Seringkali ide yang sangat sederhana pun, jika dijalankan dengan ketekunan dan kesungguhan, bisa mendatangkan keuntungan yang sangat besar. Hal itulah yang dialami oleh Gigin Mardiansyah, seorang entrepreneur muda asal Bogor, Jawa Barat, yang menjalankan bisnis aksesoris boneka Horta, atau boneka hortikultura. Bahkan atas pencapaiannya sebagai seorang wirausahawan muda, Gigin pun telah mendapatkan berbagai penghargaan. Salah satunya adalah penghargaan dari Kementerian Pemuda dan Olahraga sebagai salah satu Pemuda Andalan Nusantara tahun 2010.

boneka_hortaLulusan Institut Pertanian Bogor itu mengembangkan boneka horta setelah memerhatikan semakin rendahnya minat anak-anak mempelajari dunia pertanian. Maka, untuk menarik minat anak-anak terhadap pertanian, ia menciptakan boneka horta sebagai media edukasi. Gigin menemukan ide bagaimana membuat boneka yang sekaligus menjadi wahana bagi tumbuhnya rumput di dalam boneka tersebut. Karena berfungsi sebagai wahana tanam, dipilihlah serbuk gergaji sebagai bahan utama pembuat boneka

Serbuk kayu yang merupakan limbah industri penggergajian kayu kemudian dibentuk sedemikian rupa menggunakan bahan stoking dan bahan lain, sehingga menjadi sebuah boneka. Di dalam serbuk kayu ditanamkan bibit-bibit rumput. Jika rajin disiram, lama kelamaan dari dalam serbuk kayu itu akan tumbuh rumput-rumput hijau.

Sedangkan bahan-bahan lainnya adalah benih rumput, arang sekam, pupuk, dan aksesoris boneka seperti mata, pita-pita, dan kancing. Bahannya diperoleh dari sekitar kota Bogor, kecuali untuk benih rumput yang harus didatangkan dari Amerika, karena benih rumput lokal hingga saat ini sulit diperolehnya, sehingga membuat Gigin beserta teman-temannya mengadakan penelitian untuk benih rumput lokal. Dalam satu tahun, mereka mengimpor benih rumput setidaknya sekitar 1 ton dari Amerika.

Dengan konsep boneka tersebut, Gigin juga berharap bisa menanamkan kecintaan terhadap tanaman dan lingkungan kepada anak-anak, melalui cara yang mereka mengerti dan sukai. Ide yang terkesan sangat sederhana, tetapi akan bisa lebih dimengerti oleh anak-anak.

Gigin memulai bisnis tahun 2006, saat usianya 22 tahun. Saat itu Gigin dan 6 orang rekannya membuat sebuah proporsal yang diajukan kepada Dirjen Pendidikan Tinggi melalui Program Kreativitas Mahasiswa (PKM). Dan ternyata proporsal mereka diterima dan mereka mendapatkan modal awal untuk pengembangan usahanya sebesar Rp 4,75 juta. Kemudian dari situlah mereka mengawali untuk memproduksi boneka-bonekanya. Modal itu kemudian dibelikan berbagai peralatan sederhana untuk membuat boneka dari bahan-bahan serbuk gergaji.

Bukan hal mudah bagi Gigin untuk mengembangkan usaha bonekanya menjadi besar. Terlebih saat rekan-rekan Gigin satu persatu meninggalkannya karena memilih melamar dan bekerja di perusahaan. Namun, dengan tekadnya yang kuat, Gigin tetap berupaya mempopulerkan boneka horta.

Pada awalnya, untuk memproduksi Boneka Horta Gigin mulai merekrut tiga orang karyawan dengan produktivitas yang cukup baik, lima puluh boneka per minggu.  Namun, dengan semakin membanjirnya pesanan dan meningkatnya penjualan Boneka Horta, kini Gigin mempunyai empat puluh karyawan yang ditempatkan di rumah produksi  di Ciomas.  Sekarang pun produksinya sudah mencapai tujuh ratus hingga seribu boneka per hari.

Boneka Horta adalah produk utama dari usaha wiraswasta ini. Gigin selalu menekankan pentingnya kreativitas dan terus melakukan inovasi produk.  Produk ini cukup menarik perhatian masyarakat dan menjadi salah satu produk unggulan.  Sampai sekarang Horta mempunyai diferensiasi produk, yaitu Boneka Horta Panda, Horta Kura-kura, Horta Platipus, Horta Sapi, dan sebagainya. Bahkan, untuk ke depan Horta sudah menyiapkan boneka dengan variasi bentuk buah-buahan.

Sembilan puluh persen boneka masih diproduksi dan dipasarkan sesuai dengan pemesanan. Proses produksi memakan waktu sekitar satu minggu. Apabila konsumen memesan hari ini, minggu depan Boneka Horta baru bisa diambil. Boneka Horta sering mendapatkan pesanan dari perusahaan-perusahaan besar yang ingin menggunakan produknya sebagai souvenir.  Beberapa perusahaan tersebut antara lain adalah Toyota, Frisian Flag, dan Bank Ekonomi. Untuk sepuluh persen sisanya dijual dan didistribusikan ke toko, ritel, dan pusat-pusat perbelanjaan.

Uniknya, pada awalnya target market Boneka Horta adalah para siswa TK dan SD, dengan tujuan ingin memperkenalkan dunia pertanian kepada mereka. Namun Boneka Horta ternyata disukai oleh segmen anak muda.

Horta membandrol produknya dengan harga berkisar Rp 7000 sampai Rp 15.000 di toko Boneka Horta sendiri. Sedangkan di tempat-tempat perbelanjaan lain, konsumen bisa mendapatkan boneka dengan harga Rp 20.000 sampai Rp 25.000.  Menurut Gigin, sampai saat ini Boneka Horta sudah terdistribusi di seluruh Indonesia, tapi  untuk sementara masih di kota-kota besar. Dalam satu bulan mereka bisa memproduksi dan mendistribusikan lebih dari dua puluh empat ribu boneka. Dari penjualan yang konstan, setiap bulan Boneka Horta bisa meraih omzet Rp 100 juta hingga Rp 150 juta perbulan.

Untuk ke depan, Boneka Horta mencoba fokus pada segmen anak-anak dan melakukan edukasi tentang pertanian kepada mereka. Dengan semboyan mainan unik, kreatif, dan imajinatif yang berwawasan lingkungan, Boneka Horta optimis memasuki segmen itu. Wujud nyatanya adalah dengan memberikan pelatihan-pelatihan Boneka Horta pada anak-anak. (*/ Gentur)

 Sumber:
 http://ciputraentrepreneurship.com/manufaktur/11184-gigin-mardiansyah-bangun-bisnis-dari-kesederhanaan-ide.html

No comments:

Post a Comment