Friday, November 30, 2012

Saatnya Mengembangkan Potensi dengan Berwirausaha


Penulis : Maria Susy Berindra A | Kamis, 29 November 2012 | 12:51 WIB


Saatnya Mengembangkan Potensi dengan Berwirausaha

KOMPAS.com - Saat ini, kewirausahaan mulai berkembang sangat pesat. Berbagai kalangan berusaha untuk mengembangkan potensi dengan berwirausaha agar dapat meraih keuntungan. Mahasiswa pun tak mau ketinggalan mencurahkan kreativitasnya dengan berwirausaha.

Banyaknya pihak yang memberi perhatian, mulai dari kalangan pengusaha, perbankan, hingga pendidik, membuat kewirausahaan menjadi semacam gerakan yang populer. Bahkan, sejak tahun 2009 pemerintah meluncurkan Program Mahasiswa Wirausaha yang mendorong munculnya wirausaha-wirausaha muda dari universitas.

Mengapa sih banyak pihak peduli pada perkembangan kewirausahaan? Bagaimana enggak peduli, hal ini merupakan salah satu cara untuk memperkuat fondasi ekonomi nasional. Semakin banyak wirausaha tangguh tercipta, penganggur terdidik semakin berkurang jumlahnya. Data Kementerian Tenaga Kerja menyebutkan, per Februari 2012 jumlah penganggur berijazah diploma dan sarjana mencapai 790.000 orang atau 10,4 persen dari total penganggur.

Jadi, inilah tantangannya. Kalau mahasiswa ingin berperan memajukan bangsa ini, jadilah seorang wirausaha yang sukses. Tidak hanya mengurangi satu calon penganggur, tetapi juga banyak penganggur lain karena telah membuka lapangan kerja baru. Tidak hanya menjanjikan pencapaian materi, tetapi juga lebih dari itu hasilnya berupa pribadi-pribadi yang teruji ketangguhannya menghadapi berbagai rintangan.

Pekan lalu, dalam pameran Pekan Produk Kreatif Indonesia 2012, di Jakarta, banyak ditemukan wirausaha muda. Salah satu peserta pameran adalah usaha yang dimiliki empat alumnus mahasiswa Jurusan Desain Grafis, Fakultas Seni Rupa dan Desain, Institut Teknologi Bandung, yakni Bima Nurin, Dian Effendy, Habibi Putranto, dan Sweta Kartika. Mereka berwirausaha di bidang desain grafis yang memamerkan produk kaus, tas, dan buku daur ulang yang dinaungi Wanara Studio.

”Awalnya, kami mengerjakan tugas kuliah di semester enam. Setelah selesai, kami ingin berkumpul dan berbuat sesuatu. Nah, jadilah usaha studio desain grafis ini yang salah satunya membuat kaus dengan desain ambigram,” ujar Dian.

Dengan modal awal sekitar Rp 3 juta pada tahun 2009, kini mereka bisa meraup omzet penjualan sekitar Rp 10 juta per bulan. Setiap tiga bulan, Wanara Studio akan mengeluarkan desain terbaru dalam berbagai ukuran. Biasanya, Dian dan teman-temannya akan melakukan riset budaya lokal yang kemudian desainnya dibuat lebih modern dan disukai kalangan anak muda.

”Bukan hanya kaus, kami juga menerima proyek desain grafis. Dari kami berempat, masing-masing juga bisa menerima proyek, tergantung apakah mau diberikan ke perusahaan atau dikerjakan sendiri,” ungkap Dian.

Banyak peminat

Survei Litbang Kompas awal Oktober 2012, di Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Surabaya, dan Makassar merangkum pendapat 301 mahasiswa dari sejumlah perguruan tinggi mengenai kewirausahaan. Hampir semua mahasiswa yang menjadi responden (91 persen) menyatakan ketertarikannya untuk membuat usaha sendiri alias berwirausaha. Bahkan, hampir separuh di antaranya mengaku sangat tertarik.

Siapa saja teman-teman mahasiswa yang tertarik untuk menjadi pengusaha? Kalau dilihat dari latar belakang pendidikan, peminatnya lebih banyak berasal dari teman-teman yang mengambil kuliah ilmu sosial (60 persen) dibandingkan dengan mahasiswa dari ilmu eksakta. Selain itu, teman-teman yang tertarik berwirausaha sebagian besar memiliki pengalaman bekerja sama dalam tim, baik saat mengikuti organisasi intrakampus maupun mencicipi dunia kerja.

Minat yang besar tersebut patut diapresiasi. Namun, sejauh mana mereka kenal dengan dunia ini? Coba cermati definisi berikut, entrepreneur adalah seseorang yang berani mengambil risiko, mampu mencium adanya peluang bisnis, mampu mendayagunakan sumber daya secara efektif dan efisien untuk memperoleh profit (Serian Wijatno: 2009).

Dari pengertian tersebut kita dapat menyaring kata-kata kunci, seperti berani, risiko, inovatif, dan kreatif. Kata kunci lain yang tidak bisa diabaikan adalah totalitas dan konsistensi. Pasalnya, dua hal inilah yang paling menentukan terus berlanjutnya eksistensi sebagai entrepreneur di antara proses jatuh dan bangun usahanya.

Meskipun hampir semua responden mahasiswa setuju dengan pernyataan bahwa berwirausaha penuh risiko, mereka memandangnya sebagai sebuah tantangan. Bahkan, mayoritas (77 persen) menilai, profesi ini membanggakan. Apalagi, jika ingin terjun ke usaha mandiri ini, tidak selalu membutuhkan modal yang besar. Setidaknya sekitar separuh responden berpendapat demikian.

Persepsi-persepsi positif tersebut membangun bayangan usaha yang ingin dibuat responden. Tidak kurang dari 67 persen responden mahasiswa yang berminat menjadi wirausaha memilih usaha-usaha yang mengambil peran sebagai produsen, sementara sisanya distributor barang. Hal ini memungkinkan berkembangnya aspek kreatif dan inovatif yang diharapkan dari semangat kewirausahaan.

Untuk merealisasikan niat tersebut, responden sudah memiliki bayangan usaha yang ingin dibuatnya. Bisnis kuliner paling banyak dipilih responden (28 persen). Usaha yang menjual produk makanan atau minuman ini memang sangat potensial untuk dikembangkan. Inovasi dapat dilakukan dari bahan baku, rasa, bentuk/tampilan, kemasan, dan teknik penjualan.

Selain kuliner, bisnis fashion pun menjadi pilihan mahasiswa (17 persen). Sebagian besar dari mereka ingin menjual pakaian dan aksesori fashion, sementara lainnya ingin menawarkan jasa clothing dan desain. Usaha yang menuntut kreativitas ini memang sedang populer. Coba saja selancar di internet, kita akan temukan ribuan bisnis online yang menjual produk fashion ini. Usaha di bidang pertanian, percetakan, properti, dan teknologi informasi juga ada dalam daftar pilihan responden.

Semangat dan cita-cita tersebut harus terus dikobarkan. Dana dan pendampingan dari yang lebih berpengalaman di bidang ini sudah banyak tersedia sehingga seharusnya bukan menjadi kendala utama. Yang lebih penting justru persiapan mental pelakunya. Menjadi wirausaha tidak berhenti pada fase ketika bisnis sudah berkembang dan laris, inovasi harus terus-menerus dilakukan karena itulah intinya kewirausahaan. Dalam proses inilah kembali dibutuhkan totalitas yang konsisten.

Nah, tunggu apalagi? Ayo segera wujudkan impianmu dengan mengembangkan potensi untuk berwirausaha.

(SUGIHANDARI/LITBANG KOMPAS/SIE)
Sumber :
Kompas Cetak
Editor :
Caroline Damanik
http://edukasi.kompas.com/read/2012/11/29/12511189/Saatnya.Mengembangkan.Potensi.dengan.Berwirausaha

Thursday, November 29, 2012

Tujuh Strategi Kembangkan Bisnis Situs Internet

Hits : 503 PDF Cetak E-mail
Rabu, 28 November 2012 09:55
bisnis online0412
Pebisnis pemula (start-up business) di bidang teknologi informasi tidak dapat lagi hanya mengandalkan mantra "luncurkan dan pelajari" ketika mengembangkan produk-produk atau aplikasinya.
Desainer Google Venture Design Studio, Braden Kowitz, mengatakan mantra itu merupakan pendekatan yang salah dan menyarankan tujuh strategi bagi pebisnis pemula sehingga lebih menghemat waktu.
"Dari proses membantu sejumlah tim dalam mengembangkan produk mereka secara terus menerus, kami mengumpulkan metode-metode pembelajaran yang murah, cepat, dan sempurna bagi startup," sebut Kowitz.
Berikut tujuh strategi yang disarankan Kowitz bagi pebisnis pemula situs Internet, seperti dilansir GigaOM:
1. Tampilan yang dapat di-click. Para tim pengembang aplikasi seringkali membangun tampilan antar muka aplikasi uji-coba yang menyerupai tamplian aslinya untuk mendapatkan umpan balik dari calon pengguna.
Kowitz mengatakan tim masih akan memperoleh umpan balik dari calon pengguna manakala menawarkan tampilan antarmuka sederhana dengan ruang-ruang yang dapat di-click.
"Kadang-kadang, saya melihat pengguna tertarik dengan ruang click sebagaimana produk aslinya. Hal ini  akan membantu  untuk tahu berhasil-tidaknya desain yang dikembangkan," kata Kowitz.
2. Wawancara pengguna. Pengumpulan data melalui wawancara kepada calon pengguna bertujuan memperbaiki masalah pada produk.
"Setiap orang bakal bilang wawancara pengguna adalah hal bagus, masalahnya adalah tak mudah membangun kebiasaan," kata Kowitz.
3. Pintu palsu. Pengembang situs Internet dapat dengan cepat melihat apakah pengguna akan terikat dengan fitur baru mereka dengan meluncurkan hanya dengan sebagian isi situs.
"Kalau kita lihat sebagian besar pengunjung memencet tombil akses, kita jadi yakin akan arah yang sudah kita buat  dan mengembangkan fitur sisanya," katanya.
Kowitz memberi contoh situs CustomMade yang hanya menampilkan satu tombol di layar pengguna.
4. Pengintaian. Seringkali para pengembang mengajukan asumsi-asumsi tentang pesaing mereka. Jika asumsi yang dilontarkan salah, mereka akan berakhir dengan salinan fungsi-fungsi yang sebenarnya tidak dibutuhkan pengguna.
"Para pengguna memakai produk dan segera tahu fitur yang disukai, yang tidak berguna, diabaikan, atau dibenci," katanya.
5. Survei. Kegiatan survei diarahkan sedekat mungkin dengan perilaku pengguna yang akan diuji.
"Misalnya,  beri pertanyaan dengan kotak survei pop-up kecil," sebut Kowitz.
6. Ciptakan prototipe dengan data asli. Tampilan yang dapat di-click merupakan langkah pertama bagus, tapi pengembang perlu membangun contoh asli yang mengintegrasikan data aktual.
Kowitz mengatakan situs itu mungkin penuh dengan bug dan tidak mempunyai fitur-fitur, tapi cukup untuk mendapatkan umpan balik dari pengguna.
7. Kunjungan lokasi. Desainer sejumlah layanan Google itu mengatakan kunjungan lokasi  para pengguna memakai suatu situs akan membawa pada pemahaman bagaimana mereka menggunakan situs itu. (as)

http://www.ciputraentrepreneurship.com/tips-bisnis/178-bisnis-online/21805-tujuh-strategi-kembangkan-bisnis-situs-internet.html

Pembayaran via internet: Fee recehannya segudang

PELUANG BISNIS PEMBAYARAN ONLINE

Pembayaran via internet: Fee recehannya segudang

Pembayaran via internet: Fee recehannya segudang
Usaha jasa perantara pembayaran online menjanjikan laba besar. Pelaku usaha ini mengaku bisa mengembalikan modal yang telah mereka keluarkan kurang dari satu tahun. Dengan biaya operasional yang kecil, untung pun bisa maksimal.

Kemajuan transaksi pembayaran via internet (online) telah melahirkan beragam peluang usaha baru. Salah satu usaha yang tengah marak saat ini adalah penyediaan jasa perantara pembayaran online atau payment point online bank (PPOB).

Jangan keburu bingung. Tak serumit namanya, usaha ini sebenarnya sangat sederhana.  Gampangnya, pengusaha PPOB menjadi perantara pembayaran untuk aneka tagihan seperti listrik, air, pulsa, televisi berbayar, ataupun pinjaman dari multifinance. Dus, ketimbang harus repot mengantre di bank atau loket pembayaran, konsumen bisa membereskan semua tagihannya via PPOB. Cepat dan praktis!

Pengusaha PPOB bisa menyediakan jasa itu karena mereka memiliki kerja sama dengan perusahaan yang mengeluarkan tagihan atau sering disebut biller. Bermodal kerja sama itu, mereka memperoleh akses terhadap data pelanggan si biller. Agar bisa melakukan pembayaran secara online, biasanya, PPOB juga memiliki kerja sama dengan bank.

Peminat layanan ini cukup tinggi, lo. Tengok saja jumlah anggota (member) fastpay.co.id yang mencapai 37.000. Padahal, fastpay.co.id yang berada di bawah naungan PT Bimasakti Multiwealth baru memulai usahanya pertengahan 2010.

Pemain lain di bisnis ini adalah ppobnusantara.com yang sudah memiliki 12.000 agen. “Agen kami tersebar di 29 provinsi dan 4 negara,“ kata Ditto Anindita, salah seorang pemilik ppobnusantara.com. Catatan saja, agen adalah mitra yang berhubungan langsung dengan konsumen. Situs ppobnusantara.com berdiri pertengahan tahun lalu. Situs itu merupakan usaha patungan dua perusahaan, yaitu PT Ruangkerja Software Engineering dan CV Bakoel Corporation.

Manajer fastpay.co.id Bagus Cahyono bercerita, peminat jasa perantara pembayaran ini berasal dari berbagai daerah di Tanah Air. Di Jawa, pelanggan fastpay tersebar di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi alias kawasan Jabodetabek, serta Jawa Barat.

Di luar Pulau Jawa, pelanggan fastpay.co.id ada di Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan, dan Kalimantan Selatan. Menurut Bagus, jenis layanan yang paling banyak dimanfaatkan oleh pelanggannya adalah pembayaran tagihan PLN, telepon, pembayaran pulsa, serta pembelian tiket kereta api.

Cerita Bagus itu menggambarkan betapa besarnya potensi pasar bisnis ini. Daya tarik lainnya adalah kebutuhan modal yang tak besar. “Usaha ini juga menjanjikan modal cepat kembali. Tidak sampai satu tahun,” kata Ditto.

Berdasarkan penelusuran KONTAN, lazimnya, para pengusaha PPOB memakai dua strategi dalam menjaring penghasilan. Pertama, PPOB memberikan pelayanan langsung ke konsumen. Kedua, PPOB merekrut agen, mitra, atau member untuk melayani konsumen. Pada cara kedua ini, PPOB tidak langsung bersentuhan dengan konsumen.

Situs ppobnusantara.com adalah contoh PPOB yang memilih strategi kedua. Mereka memilih mengandalkan agen karena skema pengelolaannya lebih sederhana. “Kami fokus melayani komplain, pelatihan, dan informasi dari loket atau agen,” tutur Ditto.

Untuk menggaet mitra sebanyak-banyaknya, ppobnusantara.com mencari calon agen melalui iklan di website, Twitter, Facebook, dan pameran industri kreatif. “Kami juga menunjuk koordinator wilayah sebagai penanggung jawab di wilayah tersebut,” kata Ditto.

Sementara itu, fastpay.co.id memilih cara gado-gado. Mereka melayani langsung pembayaran dari konsumen dan sekaligus menjaring agen.


Menjadi agen

Anda tertarik untuk menjajal usaha ini? Berdasar ulasan tersebut, tampak, ada dua pilihan usaha untuk Anda: menjadi pengusaha PPOB atau cukup menjadi agen.

Yang termudah, tentu, menjadi agen atau member PPOB yang sudah beroperasi. Dengan sedikit modal duit dan kemauan, Anda sudah bisa menjadi agen PPOB.

Calon agen, mitra, atau member bisa mendaftar langsung mendaftar melalui website setiap PPOB. Ada biaya pendaftaran, tapi murah. Rata-rata, PPOB memungut biaya berkisar Rp 350.000 hingga Rp 500.000. Perusahaan PPOB akan memanfaatkan uang pendaftaran itu sebagai deposit yang bisa ditarik kembali.

Setelah membayar, Anda akan memperoleh kode agen serta username dan kata kunci (password) untuk mengakses sistem pembayaran yang disediakan PPOB. Nah, begitu, urusan pendaftaran beres, agen atau member sudah bisa menerima pembayaran tagihan dari para konsumen.

Karena proses pembayaran dilakukan secara online (web based), tentu saja, Anda harus memiliki komputer yang terkoneksi dengan internet. Agar bisa memberikan bukti pembayaran kepada konsumen, agen juga mesti memiliki printer.

Di tahap awal operasi, sebaiknya, Anda juga mengalokasikan dana untuk promosi. Misalnya untuk membuat spanduk atau brosur.

Bagaimana dengan tempat usaha? Inilah enaknya menjadi agen. Anda tidak memerlukan tempat usaha yang khusus untuk membuka loket pembayaran. Agen bisa beroperasi di mana saja, termasuk di rumah.

Jumlah karyawan juga tak perlu banyak-banyak. “Tidak perlu karyawan banyak. Cukup satu saja,” kata Ditto.

Lantas dari mana sumber pendapatannya? Anda akan mendapatkan pembagian fee dari PPOB untuk setiap transaksi pembayaran. Perlu dicatat, besar fee untuk setiap transaksi tidak sama.

Ambil contoh di ppobnusantara.com. Untuk pembayaran tagihan rekening listrik, agen memperoleh fee Rp 1.000 per transaksi, tagihan telepon Rp 1.250, tagihan air ledeng Rp 1.500, televisi berbayar Rp 1.500, dan isi ulang pulsa Rp 500 per transaksi. Fee terbesar berasal dari penjualan tiket pesawat, yakni mencapai sekitar Rp 10.000 per transaksi. “Makin mahal tiketnya, makin besar pula fee-nya,” ujar Ditto.

Setelah itu, rumus matematika yang akan bekerja. Semakin banyak transaksi yang Anda layani, semakin besar pula fee yang Anda kantongi.

Agar menggaet banyak pelanggan Anda harus rajin berpromosi melalui mulut ke mulut. Yang tak kalah penting, Anda harus rajin meyakinkan pelanggan bahwa transaksi Anda resmi dan aman. “Karena agen kami kebanyakan di daerah pinggir kota yang jarang fasilitas ATM atau perbankan, promosi mulut ke mulut cukup ampuh,” tambah Ditto.


Menjadi PPOB

Jika memiliki modal dan kemampuan yang lebih dari sekadar menjadi agen, Anda bisa saja membuka PPOB sendiri. Pilihan ini cocok bagi mereka yang memiliki pengetahuan di bidang teknologi informasi. Maklum, usaha ini sangat erat hubungannya dengan teknologi informasi. Misalnya, Anda harus cukup memahami pengelolaan server. Maklum, server menjadi “nyawa” aplikasi yang digunakan untuk melayani konsumen serta pusat komunikasi sistem PPOB dengan biller maupun bank pembayar.

Oh, iya, kemitraan dengan perusahaan yang mengeluarkan tagihan atau biller menjadi modal utama PPOB. Caranya mudah. Anda cukup mengajukan penawaran kerja sama. Jika fee setiap transaksi sudah disepakati, kerja sama dengan biller dapat terjalin. “Fee yang diberlakukan masing-masing biller berbeda-beda,” kata Ditto.

Proses yang tersulit dalam pendirian PPOB adalah menjalin kerja sama dengan bank yang berperan menyalurkan dana dari PPOB ke biller. Setelah Anda mengajukan proposal kerja sama, bank akan melakukan survei untuk melihat reputasi calon PPOB.

Lama proses seleksi tergantung dari reputasi calon PPOB. Maklum, bank akan menelisik apakah calon PPOB memiliki masalah dengan perbankan. Biasanya, bank juga meminta uang garansi. Mayoritas bank akan meminta calon pebisnis PPOB menyerahkan uang garansi sekitar Rp 1 miliar. Uang itu akan dimanfaatkan bank sebagai deposit.

Setelah urusan dengan bank beres, Anda juga harus menyediakan dana untuk membeli perlengkapan. Untuk menjalankan usaha PPOB, setidaknya, Anda harus membeli satu unit komputer server. Sebaiknya, Anda juga memiliki genset agar server bisa beroperasi 24 jam tanpa gangguan meskipun listrik dari PLN mati. Yang lain, perlu juga disediakan peralatan kantor seperti komputer, printer, dan alat-alat lainnya.

Jumlah karyawan PPOB bervariasi. Sebagai gambaran, “Saya memiliki 15 orang karyawan untuk mengurus administrasi,” kata Ditto.

Anda juga harus mengalokasikan dana untuk membayar sewa kantor. Paling tidak, tarif sewa kantor mencapai Rp 30 juta per tahun untuk bangunan dengan luas 80 meter persegi.

Uniknya, fee yang diperoleh PPOB tidak sebesar fee agen. Ditto menyebut, ppobnusantara.com memperoleh fee sekitar Rp 100–Rp 300 per transaksi. Misalnya, dari pembayaran tagihan PLN, mereka memperoleh fee Rp 200 per transaksi. Sejatinya, total fee yang dibebankan ke konsumen mencapai Rp 1.600 per transaksi. Dari jumlah itu, agen memperoleh Rp 1.000, sementara PPOB, bank, dan PLN masing-masing memperoleh Rp 200.

Tapi, jangan berkecil hati. Meskipun recehan, karena biasanya jumlah transaksi yang dilayani PPOB besar, total laba yang bisa dikantongi PPOB cukup menggiurkan.

Dalam sebulan, ppobnusantara.com bisa melayani 500.000 transaksi. Total nilainya mencapai ratusan juta rupiah. Dengan skema seperti itu, kalau dihitung, keuntungan yang didapat ppobnusantara.com sekitar 30% dari omzet.  

http://peluangusaha.kontan.co.id/news/pembayaran-via-internet-fee-recehannya-segudang

Yang Harus Dihindari Saat "Personal Branding"


Rabu, 28 November 2012 | 14:58 WIB

Bangun citra positif dengan mematuhi aturan mainnya.
KOMPAS.com - Membangun citra personal juga ada aturan mainnya. Jangan lakukan ini jika ingin memiliki citra positif yang berdampak besar untuk karier.

* Berpura-pura.
Selain akan sangat melelahkan, berpura-pura menjadi orang lain juga akan mendapat penilaian negatif dari banyak orang. Efeknya, tentu tidak akan mudah mengembalikan kepercayaan publik atau orang banyak ketika mereka tahu Anda tidak jujur. Intinya, brand adalah tentang menunjukkan kelebihan diri, bukan menjadi orang lain.

* Menjatuhkan orang lain.
Lakukan hal positif dan pilih cara yang positif. Hindari kecurangan untuk meningkatkan citra diri semata. Misalnya, karena Anda memiliki keahlian yang sama dengan orang lain, maka Anda lantas menjelek-jelekkan kualitas orang tersebut di hadapan klien. Jangan lupa, saat melakukan hal negatif, maka aura negatiflah yang akan terpancar dari diri Anda. Jadi, bersainglah dengan sehat.

* Menunggu.
Jangan menunda membangun brand pribadi, beranikan diri dan mulai saat ini juga. Membangun brand pribadi memang tidak mudah, dibutuhkan proses dan kerja keras untuk menjalaninya. Tapi, semakin lama menunda, semakin jauh pula Anda mencapai citra yang diinginkan.

* Hancurkan brand.
Membangun citra membutuhkan kesabaran dan waktu yang tidak sebentar. Karena itu, ketika citra yang diinginkan sudah berhasil terbangun, jagalah dari berbagai hal yang bisa menjatuhkannya.

Yasha Chatab, pakar branding menyebutkan ada dua hal lainnya yang juga harus dihindari saat melakukan personal branding, yakni:

* Banyak komplain dan mengeluh.
Walau cara ini bisa membuat sebagian orang simpati dengan Anda, tapi ini bisa menjebak. Daripada menyebar aura negatif lebih baik menjadi positif dengan tahu porsi dan waktu untuk komplain.

* Jadi "ajaib". Setiap orang memang unik, tapi keunikan tersebut jangan membuat Anda merasa elit dan tertutup dengan ide baru.

(Majalah Chic/Bestari Kumala Dewi)

Editor :
wawa
http://female.kompas.com/read/2012/11/28/14582632/Yang.Harus.Dihindari.Saat.Personal.Branding

Bukan Zona Nyaman

KIAT MANAJEMEN: Bukan Zona Nyaman

Compact_zona_nyaman ---- “Jangan berdoa untuk mendapatkan kehidupan yang mudah. Berdoalah menjadi orang yang makin kuat dan makin kuat.”

“ Apa yang tidak membunuh kita, membuat kita lebih kuat “ ( Friedrich Nietzsche ).

Syahdan suatu kisah, berapa orang nelayan Jepang berburu ikan salmon di samudra luas. Samudra itu cukup jauh dari daratan yang mengakibatkan kebanyakan ikan salmon hasil tangkapan sudah mati ketika tiba di darat. Jelas ini bukan hal yang dikehendaki. Konsumen menghendaki ikan segar. Akibat lanjutan, ikan salmon menjadi menumpuk, membusuk tidak terjual.

Para nelayan kemudian urun-rembuk menggulangi soal ini. Pertama-tama, mereka coba menaruh ikan salmon hasil tangkapan ke dalam sebuah bak air. Hasilnya, ikan salmon tetap mati karena tidak tahan melintasi perjalanan ke darat yang sangat panas dan lama. Lalu dicoba cara lain.

Kali ini mereka taruh bongkahan es ke dalam bak air dengan harapan suhu panas dapat dikurangi. Namun, ikan salmon tetap mati juga. Berkali-kali cara lain dicoba, hasilnya sama saja. Suatu saat, seorang nelayan secara iseng (mungkin juga bercampur rasa jengkel) memasukkan seekor anak hiu kecil ke dalam bak air tempat salmon tangkapan ditaruh. Luar biasa ! Ikan-ikan salmon itu malah tetap hidup hingga di daratan, tidak seperti sebelumnya.

Apa yang sebenarnya terjadi? Ternyata, di dalam bak, ikan-ikan salmon bergerak terus tanpa henti karena diburu oleh anak ikan hiu. Pergerakan itulah yang membuat salmon-salmon mengeluarkan kekuatan terbaik dan tetap hidup.

Seekor kelinci yang tertembak peluru di kakinya, tetap berhasil lolos dari kejaran anjing pelacak milik sang pemburu. Karena kehebatannya dalam meloloskan diri, saudara-saudaranya menghampiri dan mengelilinginya seraya bertanya, takjub, “Anjing pemburu itu galak dan larinya kencang sekali, bagaimana kamu bisa lolos dari kejarannya? “. Kelinci menjawab,  “ Anjing itu berusaha menangkapku sekuat tenaga. Sedangkan aku berlari mati-matian. Jika anjing itu gagal menangkapku, paling-paling dia akan dicaci-maki majikannya. Kalau aku tidak berjuang, berlari mati-matian, nyawaku akan melayang. Itu kondisi yang berbeda sekali.”

Seorang kawan saya, seorang ibu dengan dua anak yang sudah dewasa, pernah bercerita, bagaimana mereka berjuang keras, sepeninggal wafat sang suami agar tetap dapat bertahan hidup dengan baik. Terhadap anak kedua khususnya, sang kawan ini cukup was-was. Begitu sang suami wafat, si anak, dengan kondisi ekonomi yang berubah, sang kawan harus menyesuaikan dirinya.

Si anak nomor dua yang pintar tetapi cenderung bandel dan bermalas-malasan, perlu mendapat peringatan ekstra. “Mama hanya punya tabungan untuk bayar kuliahmu satu setengah tahun lagi. Kalau Adi tidak selesai dalam tempo itu, rasanya kita akan kesulitan,” sang kawan mengingatkan anak keduanya, Adi.

Pekerja Keras

Nampaknya Adi menyadari benar kondisi yang membahayakan ini. Lalu ia pun banting stir. Dari kuliah sekadar kuliah, Adi berubah menjadi mahasiswa paling giat dan paling tekun. Ia belajar dan belajar, hingga tamat kuliah tepat waktu.

Seorang kawan yang relatif belia, seorang pengusaha – eksportir pelbagai bumbu-bumbu makanan, dikenal sangat spartan dalam bekerja. Seminggu 60 – 70 jam itu standar waktu minimum kerja baginya (bukan sekadar 40 jam).

Kalau lagi ngobrol, dan ditanya alasan kenapa bekerja gila-gilaan, dia akan sangat serius mengatakan pejelasannya, “Usaha saya ini sangat ditopang pinjaman yang besar dari bank. Kalau sampeyan lihat buku keuangan saya, sampeyan pasti akan ikut ngeri. Saya punya tanggungan besar di situ. Saya harus berpacu terus supaya kewajiban-kewajiban dan asset saya tetap seimbang. Sementara, saya harus menghidupi sekitar 500 orang karyawan langsung, dan beberapa ribuan tenaga kerja yang bersandar sepenuhnya terhadap usaha ini.”

Kondisi demi kondisi yang dalam posisi-posisi terancam memang bukan posisi yang nyaman. Ini adalah posisi kontra terhadap kondisi yang dikenal sebagai  comfort zone ( zona nyaman ).

Dalam kondisi comfort zone, segala sesuatu ada tersedia. Segala sesuatu mengalir lancar. Berbisnis dalam comfort zone misalnya, pasar terbentang luas, penuh potensi menggiurkan. Sumber dana (funding capability) sangat cukup. Arus kas keuangan (cash-flow) bagus sekali. Karyawan-karyawan baik-baik dan memiliki produktivitas tinggi. Seluruh mekanisme sistem perusahaan berjalan baik. Aturan dari pemerintah sangat membantu kelancaran bisnis. Life is so beautiful ...

Namun, patut diwaspadai, comfort zone adalah kondisi yang bisa memabukkan. Ibarat mengendarai mobil di jalan tol yang panjang, lengang, lancar tanpa gangguan sama sekali. Timbulnya kantuk dan kemudian terlena sangat mungkin terjadi. Dan bila itu terjadi, jelas akan membahayakan keselamatan jiwa.

Demikianlah, kondisi bukan zona nyaman sepatutnya disikapi secara bijaksana. Krisis demi krisis yang terjadi, layak ditanggapi secara positif. Krisis demi krisis adalah bagian normal dari siklus kehidupan, yang akan membuat sebagian manusia semakin pintar dan kuat (sebagian lainnya terpental).

Pada ujungnya, secara spiritual, nasihat Harry S. Truman, Presiden Amerika Serikat kala itu, amat relevan, “Jangan berdoa untuk mendapatkan kehidupan yang mudah. Berdoalah menjadi orang yang makin kuat dan makin kuat.” (Ilustrasi:staff.ub.ac.id) (msb)

*Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Rental Kendaraan Indonesia (Asperkindo)

http://www.bisnis.com/articles/kiat-manajemen-bukan-zona-nyaman

Tuesday, November 27, 2012

Kiat Sukses Lanjutkan Usaha Keluarga


Penulis : Christina Andhika Setyanti | Jumat, 23 November 2012 | 17:32 WIB

Melanjutkan usaha keluarga juga ada caranya agar bisa lebih sukses dan awet.
KOMPAS.com - Setelah susah-payah membangun usaha bertahun-tahun dan akhirnya sukses, biasanya orangtua berharap anak-anaknya bisa menjadi penerus usaha. Sayangnya, tidak semua anak mau melakukannya karena punya hasrat  tinggi untuk mengejar karier impiannya masing-masing. Selain itu, banyak suara sumbang yang mengatakan bahwa meneruskan usaha keluarga tidak ada tantangannya dan tinggal terima enaknya.
"Setiap pilihan pekerjaan pasti ada risiko dan tantangannya masing-masing. Ketika melanjutkan usaha keluarga, Anda tetap harus punya ide baru untuk membangun perusahaan, sama seperti saat harus membangun usaha dari awal," ungkap praktisi bisnis Rhenald Kasali, beberapa waktu lalu di Jakarta. Ketika memutuskan untuk mengalihkan usaha, ada dua hal yang harus diperhatikan agar tetap sukses.
1. Pemberi warisan
Ketika memutuskan untuk menyerahkan usaha pada anak, pastikan anak memang benar-benar ingin melanjutkan usaha Anda. Sebaiknya jangan pernah memaksa anak untuk melanjutkan usaha ketika mereka tidak menginginkannya karena bisa berakibat buruk pada perkembangan usaha.
"Orang tua harus bisa membedakan antara kecakapan nilai dengan bakat. Sekalipun secara teori nilai mereka bagus dan dianggap mampu menjalankan perekonomian perusahaan, namun ketika minat dan bakat mereka bukan dalam hal itu maka keduanya tidak saling melengkapi, dan percuma," jelasnya.
Syarat kedua, pastikan Anda sudah benar-benar yakin bahwa anak mampu untuk meneruskan usaha Anda. Jangan bersikap setengah-setengah karena ini akan membuat anak tertekan dalam menjalankan usaha. "Seringkali orangtua masih belum percaya sepenuhnya pada anak sehingga mereka masih dominan dan cenderung mendikte anaknya. Sebaiknya beri kepercayaan pada mereka," saran Rhenald.
Sebaliknya, orangtua harus bersikap sebagai seorang mentor yang andal, yang mampu meng-coaching anak dengan memberikan berbagai pertanyaan yang membangun, dan bukan mendikte agar melakukan hal-hal sesuai perintahnya. Proses coaching ini akan membantu generasi penerus Anda untuk bisa berpikir lebih baik, sehingga mengasah kemampuan dan kreativitasnya untuk mengambil keputusan.
2. PewarisMenjadi seorang pewaris usaha bukan berarti Anda bisa ongkang-ongkang kaki dan menikmati hasil usaha orangtua seenaknya. Pengusaha muda Billy Boen mengungkapkan, sebagai penerus usaha seharusnya Anda memiliki berbagai pemikiran baru yang mendukung perkembangan usaha yang lebih baik.
"Sama seperti saat merintis usaha dari awal, seorang pewaris usaha juga harus peka dengan keadaan sekitarnya. Anda harus jeli melihat peluang yang ada, dan berperan memberi nilai tambah pada produk atau jasa perusahaan Anda," katanya.
Senada dengan Billy, Rhenald juga setuju bahwa setiap generasi penerus usaha pasti akan memberi sebuah gaya perubahan dalam perusahaan sesuai dengan zamannya. "Jika di jaman orangtua Anda dulu teknologi informasi belum dikenal, maka sebagai penerus Anda bisa membuat perubahan dengan menambah produk yang dijual secara online dan lainnya. Gerakan kecil ini merupakan sebuah kemajuan usaha," kata Rhenald.
Selain itu, punya sikap yang jujur, percaya diri, dan terbuka juga harus Anda miliki. Keterbukaan pada orang tua yang mewariskan usaha pada Anda akan membantu menyelesaikan masalah yang mungkin saja sulit diselesaikan sendiri.
Editor :
Dini
 
http://female.kompas.com/read/2012/11/23/17325020/Kiat.Sukses.Lanjutkan.Usaha.Keluarga

Kiat Bertahan Saat Jabatan Diturunkan


Selasa, 27 November 2012 | 11:03 WIB

Penurunan jabatan kadang-kadang dilakukan perusahaan untuk menyelamatkan karyawannya.
KOMPAS.com - Dalam perkembangannya, suatu perusahaan bisa mengalami kemajuan maupun kemunduran. Oleh karena itu, struktur organisasinya juga akan menyesuaikan dengan perubahan ini.
"Perubahan struktur bisa membawa kita ke jenjang karier yang lebih tinggi, atau sebaliknya ke jenjang yang lebih rendah. Misalnya, Anda yang tadinya melapor langsung pada manajer jadi melapor pada asisten manajer, dengan beberapa pengurangan tugas," jelas Visi Mirani, MPsi, psikolog sekaligus organization analyst pada sebuah perusahaan multinasional di Jakarta.
Tujuan dari penurunan jabatan atau pengurangan tanggung jawab di tempat kerja (disebut demosi) jelas bukan karena karyawan tidak dapat melaksanakan tugas sehari-hari, melainkan demi membuat organisasi berjalan lebih efektif.
Sama-sama sulit
Bukan hal mudah bagi karyawan untuk menerima keputusan penurunan jabatan. Tetapi yang perlu kita ketahui, keputusan demosi itu juga diambil setelah melalui proses yang panjang dan melalui berbagai pertimbangan.
"Perusahaan tahu persis bahwa keputusan ini tidak populer dan punya dampak serius, baik bagi pegawai maupun bagi perusahaan," kata Visi. "Namun, pada banyak perusahaan yang terpaksa melakukan downsizing akibat krisis ekonomi yang melanda negaranya,  pilihan demosi lebih sering diambil ketimbang pemecatan. Terutama jika pegawai tersebut adalah pencari nafkah utama dalam keluarga."
Daripada kita hanya terpaku pada keputusan ini, ada baiknya berfokus untuk mengembalikan karier pada jalurnya. Antara lain mulai menyesuaikan diri dengan posisi dan tanggung jawab yang baru dan juga berusaha untuk berpikir positif dalam menyikapinya.  Visi menyarankan hal berikut untuk membantu Anda melalui masa sulit:
* Yang pertama dan terpenting: Kesampingkan ego!
"Penurunan jabatan sangat melukai ego, terutama jika posisi Anda cukup tinggi. Tetapi jika Anda tidak dapat berbesar hati menerima kenyataan, proses penyesuaian akan lebih sulit dan justru memperburuk kinerja," papar visi.
* Berhati-hatilah mengekspresikan kekecewaan di tempat kerja
Perasaan marah dan kecewa wajar saja dialami akibat demosi, tapi jangan sampai membuat "drama" di kantor. "Hal ini bisa memperkuat atau meyakinkan perusahaan bahwa keputusan demosi itu memang tepat, karena Anda bisa dianggap tidak matang secara personal. Kuasai diri, kalau perlu ambil cuti sejenak untuk menenangkan diri," sarannya.
* Cobalah berpikir terbuka, bahwa tidak selaanya posisi lebih rendah tidak dapat memberikan nilai lebih pada kehidupan profesional
Cari tahu secara menyeluruh tentang job description sekarang, lalu apa yang bisa dilakukan lebih. Mengingat pernah duduk di posisi lebih tinggi, mungkin Anda tahu persisi yang diharapkan di posisi Anda sekarang.
* Berdiskusilah dengan atasan untuk mendapat gambaran apa alasan di balik penurunan jabatan
Kalau ternyata memang ada masalah pada diri Anda, seperti kinerja buruk atau karena ada kesalahan fatal, cari tahu apa yang diharapkan atasan untuk memperbaiki masalah itu. Lalu, tanyakan atasan apa yang bisa dilakukan untuk bisa kembali ke posisi semula. Ini akan menimbulkan persepsi positif dari perusahaan terhadap diri kita, sehingga dapat menjadi awal baik untuk memulai kembali. "Belajarlah dari kesalahan, hindari membuat kesalahan yang sama. Anggap kejadian ini sebagai feedback terhadap kinerja Anda selama ini," urai Visi.
* Belajarlah dari rekan kerja yang selevel dengan Anda
Posisi baru justru bisa membuka pergaulan yang selama ini mungkin tidak bisa Anda akses. Misalnya, karena dulu posisi Anda tinggi, beberapa kolega jadi sungkan bergaul. Tapi sekarang batas-batas itu hilang karena Anda sudah setara dengan mereka. Manfaatkan kondisi ini untuk mendapat sudut pandang lain yang akan membantu pekerjaan Anda.
* Tepis gosip atau kabar yang simpang-siur tentang Anda
Tunjukkan pada rekan sekantor bahwa Anda dapat berbesar hati menerima keadaan.  "Bersikaplah dewasa dan bijaksana. Reaksi Anda terhadap demosi akan menentukan apakah ada kemungkinan untuk kembali ke posisi semula atau tidak," imbuh Visi.
* Manfaatkan berkurangnya tanggung jawab dengan lebih meng-upgrade diri, baik secara personal maupun profesional
Misalnya, dengan ikut pelatihan, membaca buku, atau sekadar memperluas networking. Adanya waktu luang lebih banyak bisa memberi kesempatan bagi Anda untuk melakukan inovasi, sehingga jalan Anda bisa lebih terbuka untuk mencapai posisi sebelumnya lagi.
* Jika keputusan penurunan jabatan diambil karena adanya restrukturisasi, coba evaluasi sejauh mana penurunan tanggung jawab Anda dan apakah masih masuk akal
Cari tahu sejauh mana dampaknya terhadap karier. Anda bisa menganggap demosi sebagai kesempatan kedua yang diberikan perusahaan karena bisa saja Anda sebenarnya kehilangan pekerjaan. Selain itu, penurunan jabatan biasanya juga tidak berarti penurunan gaji karena hal ini tidak diperkenankan oleh Undang-undang Ketenagakerjaan.
(Irene J. Meiske)



Sumber: Majalah Sekar
Editor :
Dini
http://female.kompas.com/read/2012/11/27/11030851/Kiat.Bertahan.Saat.Jabatan.Diturunkan

Friday, November 23, 2012

7 Langkah Agar Bisnis Baru Anda Dipublikasikan Media

Hits : 2386 PDF Cetak E-mail
Kamis, 22 November 2012 14:30
Memiliki usaha baru membuat entrepreneur harus banting tulang membuat semua orang sadar akan eksistensi usahanya dan manfaat produk/ jasa bagi masyarakat. Dan sering kita jumpai sebuah usaha yang stagnan meski produk/ layanannya berkualitas tinggi hanya karena mereka kurang terampil mengangkat usaha baru tersebut ke media. Di era informasi sekarang ini, media memang berperan penting untuk memperkenalkan usaha baru Anda ke masyarakat luas. Untuk itulah, Anda perlu mengetahui bagaimana merebut perhatian media, baik yang mainstream atau yang baru.

Langkah 1: Miliki blog bisnis yang aktual

Penting sekali bagi sebuah usaha baru (startup) untuk memiliki blog bisnis yang update. Banyak yang belum menyadari pentingnya hal ini. Meskipun Anda bukan seorang yang berbakat dalam tulis menulis pun, Anda masih bisa menulis blog karena pada intinya Anda hanya perlu memberitakan apa yang telah, sedang dan akan dilakukan oleh usaha baru Anda ke pengguna Internet yang berkunjung. Tidak perlu menguasai teknik penulisan yang tinggi, asal apa yang Anda tulis mampu menyampaikan pesan dengan baik dan komunikatif. Banyak entrepreneur yang merasa kurang perlu membuat blog untuk usaha barunya karena dirinya kurang bisa menulis, padahal dengan menulis di blog, kemungkinan Anda ditemukan oleh media juga lebih tinggi.


Langkah 2: Berinteraksi dengan para jurnalis/ blogger media di jejaring sosial

Jika Anda membidik sebuah situs atau media online yang terkenal agar mau memuat kisah bisnis Anda, cobalah berkenalan dengan para jurnalis, reporter atau blogger yang bekerja di dalamnya yang juga menulis perkembangan industri yang Anda tekuni. Ingat untuk berinteraksi dengan mereka di jejaring sosial maupun di acara offline.
Dan bersikaplah apa adanya dan tulus saat menjalin hubungan dengan mereka dan pahami apa yang mereka sukai. Dengan demikian, saat Anda mengirimkan tulisan mengenai startup Anda, mereka akan dengan lebih terbuka menerima dan mungkin mau memuatnya.

Langkah 3: Bidik jurnalis/blogger yang masih ‘hijau’

Alasan paling masuk akal untuk memilih mengirimkan tulisan mengenai startup Anda pada jurnalis yang masih belum banyak berpengalaman ialah karena mereka memiliki lebih banyak waktu luang. Para pewarta dan blogger yang sudah dikenal luas biasanya memiliki banyak kesibukan dan tidak memiliki cukup waktu untuk membaca email berisi tulisan Anda. Karenanya, cobalah berkomunikasi dengan mereka yang lebih muda dan masih baru. Pastikan mereka adalah wartawan yang memang berkecimpung dalam bidang industri Anda.

Langkah 4: Tulis email yang menarik pada jurnalis/ blogger

Anda kemudian harus menulis kalimat yang menarik dalam email Anda kepada jurnalis yang dimaksud. Buat mereka tertarik untuk menayangkan tulisan Anda karena bisa jadi apa yang Anda miliki bermanfaat bagi para pembaca berita media tersebut. Di paragraf pertama, Anda bisa menuliskan sapaan, atau membahas sedikit tentang tulisannya yang terbaru atau yang Anda sukai. Kemudian Anda jelaskan mengenai apa yang perlu disampaikan, misalnya mengenai perkembangan produk dan layanan yang terbaru dan perlu diketahui pembacanya. Jelaskan bagaimana produk dan jasa itu akan bermanfaat bagi pembaca. Dan ceritakanlah secara panjang lebar mengenai berita yang ingin Anda sebarkan. Awalnya akan ada banyak penolakan atau tidak ada balasan.
Saat bisnis Anda makin berkembang, Anda juga harus menyadari kekuatan Anda dalam tawar menawar juga makin tinggi. Anda bisa menambahkan tenggat waktu pada jurnalis yang bersangkutan kapan informasi itu akan kadaluarsa. Bereksperimenlah karena dengan begitu, Anda bisa banyak belajar. Gunakan pendekatan yang berbeda.
Untuk merangkai informasi menjadi lebih menarik untuk dimuat, Anda perlu mempertimbangkan faktor-faktor berikut ini: relevansi dengan audiens (pembaca media yang bersangkutan), tingkat sensasionalitas, relevansi dengan tren terkini dan layak dimuat karena ada yang baru dan segar.

Langkah 5: Gunakan pendekatan personal

Anda harus gunakan jejaring sosial untuk mempertinggi kesempatan Anda menjangkau jurnalis yang dimaksud. Sebelum mengirimkan email padanya, coba hubungi melalui jejaring sosial (jika ia aktif di sana) atau bisa juga berkirim pesan pendek ke ponselnya. Setelah ia merespon, Anda bisa mengirimkannya. Ini untuk mencegah email Anda tidak terbaca atau masuk ke folder spam.
Berikan kesempatan bagi jurnalis untuk menanyakan pertanyaan. Berikan informasi eksklusif yang tidak ditayangkan di media lain, seperti wawancara atau tour ke kantor Anda, dan semacamnya.

Langkah 6: Jadwal email dan tweet

Pemilihan waktu sangat penting. Biasanya hari yang paling ramai dengan kunjungan pembaca ialah Selasa, Rabu dan Kamis. Senin menjadi hari yang sangat sibuk karena sang jurnalis masih harus membaca inboxnya yang dipenuhi email baru. Cobalah mengirimkan email sebelum pukul 10 pagi.
Meski hari Jumat tidak begitu ramai,  hari itu para jurnalis bekerja lebih lambat sehingga Anda bisa mencoba saat itu untuk mengirimkan email.

Langkah 7: Bekerja maksimal setelah informasi dimuat

Bila berita sudah dimuat oleh jurnalis, kini giliran Anda dan kru untuk menunjukkan yang terbaik.  Jangan buru-buru berpesta, karena masih banyak pekerjaan rumah menanti Anda. Pantau komentar yang masuk setelah makin banyak orang yang mengetahui startup dan produk Anda. Bagikan lagi berita yang dimuat di media massa. Jangan lupa sebutkan si jurnalis. Intinya sebarkan berita yang dimuat untuk memulai percakapan lebih lanjut dengan konsumen dan pihak-pihak lain yang bisa membantu mengembangkan bisnis Anda. Saat dikritik, terimalah dengan terbuka dan hindari mencari alasan untuk membenarkan masalah yang timbul. Ucapkan terima kasih dan pecahkan masalah itu segera. Jika memang belum bisa, katakan terima kasih atas masukan yang Anda terima dan minta maaf karena belum dapat memberikan solusi segera.(*AP)

http://ciputraentrepreneurship.com/tips-bisnis/175-penjualan-dan-pemasaran/21704-7-langkah-agar-bisnis-baru-anda-dipublikasikan-media.html

Cara Temukan Ide Kreatif untuk Bisnis Anda

Hits : 1812 PDF Cetak E-mail
Kamis, 22 November 2012 08:46
Entrepreneur yang berpengalaman mengetahui betapa kesuksesan mereka dalam berbisnis turut ditentukan oleh bisa tidaknya ia menghasilkan dan menerapkan ide-ide kreatif dalam memecahkan masalah. Mereka menyadari bahwa menelurkan ide kreatif saja belum cukup. Ide itu harus  diimplementasikan secara nyata dan harus dievaluasi setelahnya apakah ia efektif dalam memecahkan masalah atau belum. Jika belum, perlu disempurnakan lagi dan jika tidak, temukan ide lain yang lebih baik.

Saat ini, belum banyak tingkat kreativitas yang dimiliki oleh perusahaan-perusahaan, umumnya karena belum seimbangnya fokus pendidikan dan pelatihan kita kepada diri sendiri dan karyawan. Keseimbangan perlu dicapai di sini: antara menjalankan kegiatan analisis bisnis yang logis dan mengeluarkan sisi kreatif kita dalam pekerjaan. Itulah mengapa konsep "berpikir di luar kotak" begitu langka penerapannya.

Dalam uraian berikut ini, Michael Michalko penulis "Creative Thinkering" mengemukakan pandangannya mengenai cara-cara membangun dan memelihara sebuah lingkungan kerja yang kreatif:
  • Carilah pola-pola yang familiar dalam hal-hal yang belum dikenali: Karena kebiasaan dan rutinitas yang sudah mendarah daging dalam diri kita, ide-ide kreatif jangan sampai sama persis dengan ide lama yang sudah usang. Para pemikir yang kreatif mendapatkan hasil denganmenggabungkan subjek-subjek yang tidak sama, seperti investor dan pesaing. Startup/ usaha rintisan yang mencari pendanaan umumnya tidak pernah berpikir untuk melontarkan pertanyaan pada mitra strategis daripada para venture capitalist.
  • Ubah cara pandang Anda terhadap suatu hal dan hal itu akan berubah: Pemikiran-pemikiran yang sudah dijadikan asumsi umum sering menjadi penghalang dan menghambat imajinasi kita. Kadang cukup membantu pula untuk membayangkan pendekatan yang berlawanan atau bekerja dengan orang/ pihak yang menurut kita tidak memiliki pemikiran atau sikap yang sejalan. Banyak perusahaan yang sukses justru karena menerapkan strategi yang 'aneh' dan berlawan arah. Misalnya, saat pasar dipenuhi dengan pesaing yang banting harga, Anda jangan ikut arus! Alih-alih mendiskon produk dan layanan Anda, naikkan harga dan berikan jaminan kualitas yang setara untuk kisaran harga itu. Langkah Anda ini justru akan banyak dirindukan konsumen yang sudah 'muak' dengan harga murah yang berkonsekuensi turunnya kualitas.  
  • Pikirkan yang tidak terpikirkan: Kita semua membutuhkan cara untuk membongkar imajinasi kita agar lebih leluasa mengeksplorasi seluas mungkin kemungkinan di luar batasan-batasan yang ada sehingga kita dapat melejit di luar apa yang sudah biasa dicapai orang kebanyakan. Dalam bisnis, hal ini mungkin sama simpelnya dengan mengganti produk yang masih menghasilkan untung atau sebuah usaha rintisan yang mampu mengalahkan perusahaan besar dalam sebuah tender. Orang-orang kreatif di Facebook, misalnya, tengah menerapkan prinsip ini dalam pekerjaan mereka sehari-hari.
  • Niat merupakan awal pemikiran kreatif: Niat mengantarkan kita menuju kesadaran penuh pada otak kita akan hal-hal yang penting bagi diri kita. Satu cara untuk melejitkan kreativitas adalah dengan membangkitkan kesadaran mengenai apa yang hendak Anda capai.
  • Ubah cara berbicara dan Anda mengubah cara berpikir: Banyak entrepreneur fokus pada kekurangan mereka dan mengutarakan pemikiran dan ide dengan nada negatif seperti menggunakan kata "tidak", "jangan", dan "bukan". Lakukan upaya sadar untuk mengubah diri menjadi pribadi yang lebih positif dengan membuat pola bicara yang positif. Sepuluh rekomendasi dari konsumen lebih baik daripada "tidak ada keluhan".
  • Sikap dan perilaku saling mempengaruhi Sikap mempengaruhi perilaku namun perilaku juga mempengaruhi sikap. Kenyataan sering menunjukkan adanya keseragaman dengan keyakinan dan pemikiran, entah itu positif atau negatif. Dalam dunia bisnis online sekarang contohnya, akan lebih mudah untuk berpura-pura menjadi perusahaan yang besar dan mapan dan kepura-puraan itu kadang mengantarkan kita pada yang sebenarnya.
Brainstorming (curah gagasan), penggodokan ide, pemikiran di luar kotak, pemikiran radikal, pemikiran kreatif - apapun istilah yang Anda gunakan untuk mengacu pada pendekatan ini ialah sesuatu yang harus dieksplorasi setiap saat dalam berbisnis. Anda harus melepaskan hal-hal yang menahan Anda agar kreativitas itu muncul dan mengambil peluang dalam bisnis terutama setelah menghasilkan satu ide cemerlang.

Anda tidak bisa mengatur muncul tidaknya sebuah ide baru. Namun, seiring dengan banyaknya praktik dan latihan, 'otot' imajinasi Anda akan makin kuat. Akhirnya suatu saat nanti Anda akan mencapai tahapan yang lebih baik dalam menggabungkan konsep-konsep berbeda secara konseptual dari konteks yang berbeda, yang akhirnya akan menggiring ke ide-ide dan pandangan orisinal yang mengagumkan. (*AP)

http://ciputraentrepreneurship.com/tips-bisnis/37-advise/21695-cara-temukan-ide-kreatif-untuk-bisnis-anda.html

Kiat Menjadi Populer di Instagram



5 Cara Menjadi Negosiator Andal


Rabu, 21 November 2012 | 09:41 WIB

Setiap orang bisa menjadi negosiator andal, asal mau berlatih.
KOMPAS.com - Untuk mencapai deal, ada dua hal pokok yang perrlu diketahui, yaitu bahasa tubuh dan bahasa lisan. Negosiator andal adalah orang yang memenangkan negosiasi dan meninggalkan lawan dengan perasaan senang karena dia juga merasa senang. Berikut lima cara melatih kemampuan negosiasi:

1. Berstrategi.Seperti perang, dalam negosiasi Anda juga perlu punya banyak strategi dan taktik. Adanya strategi akan membantu Anda melakukan pendekatan terbaik unuk mencapai tujuan. Sedangkan taktik, adalah langkah-langkah teknis untuk mendukung strategi. Tanpa keduanya, negosiasi akan berjalan lambat dan tanpa arah yang jelas. Istilahnya yang terjadi hanya debat kusir tak berujung. Apa strategi yang perlu dimiliki setiap negosiator? Kemampuan berpikir kreatif dan cepat. Pemikiran ini nantinya akan menghasilkan sejumlah alternatif yang dapat diterima. Negosiator sukses adalah mereka yang memiliki strategi baik sehingga bisa mengubah pilihan-pilihan mereka menjadi kenyataan

2. Jangan gampang emosi.

Salah satu kunci keberhasilan orang yang jago nego adalah dia mampu mengendalikan emosi. Tidak mudah marah atau meledak ketika negosiasi berlangsung alot. Atau mendadak bete ketika berhadapan dengan lawan bicara yang tidak kooperatif. Ketika bernegosiasi kecerdasan emosional Anda diuji, bagaimana memengaruhi orang lain dalam kondisi apa pun. Selain itu, pengelolaan diri yang baik juga memudahkan Anda untuk mengenali setiap sisi positif dan lawan bicara. Perlu digarisbawahi, negosiasi tidak bisa lepas dari komunikasi. Tak mungkin Anda melakukan proses tawar menawar hanya dengan menggunakan bahasa tubuh. Kuasai keterampilan komunikasi dan Anda sudah memenangkan setidaknya 50 persen dari negosiasi.

3. Tanpa debat.

Menyelesaikan proses negosiasi dengan berdebat hanya akan menunjukkan pada orang lain bahwa Anda bukanlah seorang negosiator yang baik. Membantah jika memang harus, tapi jangan pernah lupa bahwa berdebat tidak pernah menjadi penyelesaian yang tepat dalam bernegosiasi. Bahkan, seorang negosiator yang baik akan menunjukkan sikap seolah-olah tak peduli terhadap siapa yang memperoleh kemenangan atas kesepakatan yang berhasil dibuat. Ia pandai membuat pihak lain merasa seolah-olah persetujuan akhir tersebut merupakan idenya.

4. Menyimak lawan bicara.

Bagaimana rasanya bila saat Anda bicara, lawan bicara malah sibuk sendiri atau melamun? Yang ada malah "emosi jiwa" dan kecewa karena merasa "dicuekin". Begitu juga dengan lawan bicara Anda. Bagaimana negosiasi bisa berhasil, bila Anda tidak menyimak setiap kata yang diucapkan lawan bicara? Hanya tubuh Anda yang ada di sana, namun pikirran melayang ke mana-mana, memikirkan pekerjaan yang belum kelar, pacar yang ngambek. Atau Anda terlalu sibuk memikirkan apa yang ingin Anda katakan selanjutnya.

Untuk memudahkan Anda menyimak pembicaraan lawan bicara, perhatikan ketiga hal berikut:

* Jika mereka berbicara tentang analisis, berarti mereka sedang menyampaikan apa yang dipikirkannya.

* Jika mereka berbicara dengan nada bertanya atau menyelidik, ini berarti ada kekhawatiran yang mereka pikirkan. Inilah saat yang tepat untuk memberi penjelasan dan meyakinkan lawan bicara.

* Biasanya mereka juga akan menyampaikan apa yang menjadi harapannya. Ini adalah ekspektasi mereka terhadap hasil negosiasi.

5. Jangan malu bertanya.

Dalam negosiasi bertanya tidak dilarang, malah sangat dianjurkan. Mengapa, karena bertanya adalah seni yang bisa membuat lawan bicara melihat kemampuan Anda mengelola proses negosiasi. Untuk bisa bertanya tentu saja Anda perlu saling menyimak apa yang disampaikan masing-masing pihak. Adanya pertanyaan akan membuat proses negosiasi lebih hidup dan tak menutup kemungkinan menghasilkan pemikiran dan ide-ide baru. Apalagi negosiasi, sebenarnya bukan sekadar situasi tawar-menawar, melainkan sebuah proses menyatukan alur pemikiran di mana setiap pihak punya kedudukan sama penting.

(Majalah Chic/Bestari Kumala Dewi)


Editor :
wawa
http://female.kompas.com/read/2012/11/21/09413246/5.Cara.Menjadi.Negosiator.Andal

Ini 5 Tips Agar Usaha Bisa Menjadi Besar


Zulfi Suhendra - detikfinance
Rabu, 21/11/2012 13:03 WIB
Jakarta - Untuk mengembangkan sebuah usaha kecil atau menengah menjadi besar bukanlah hal mudah. Tapi ada beberapa langkah yang harus dilakukan jika ingin membuat usaha menjadi besar. Apa saja?

Ketua Green Purchasing Network Indonesia Handito Joewono mengatakan, ada 5 langkah utama dan 1 faktor pendorong sebuah usaha agar menjadi berskala besar. Langkah yang pertama harus diambil sebuah pelaku industri ialah perluasan pasar.

"Jadi sebuah industri jangan fokus di pasar tertentu saja. Kalau sudah ada pasar di dalam negeri dibuat lebih intensif lagi. Dan juga masuk ke pasar ekspor," ungkap Handito di acara Indonesia Innovations and Competitveness Summit di Gedung Smesco Kementerian Koperasi dan UKM, Jalan Gatot Subroto, Jakarta, Rabu (21/11/12).

Dia melanjutkan, sebuah industri harus berani melakukan diversifikasi bisnis. "Yang kedua itu diversifikasi bisnis. Contoh, Sinarmas, yang kita amati Sinarmas ini kokoh karena punya bisnis yang beragam," jelasnya.

Ketiga, lanjut Handito adalah pengelolaan perusahaan atau corporate governance. Dia mengatakan, seorang pioneer sebuah industri memiliki peran sangat penting untuk mengembangan usaha dalam tahap skala kecil menuju menengah.

"Ada pengelolaan perusahaan yang baik. Jadi perusahaan kecil sampai menengah itu tergantung pada sikap pendirinya. Pada saat menjadi besar, enterpreneurship ini perlu dikembangkan ke direksi, manajer, karyawan. Kalau perusahaan tidak punya, maka perusahaan jalan begitu saja. Jalan ya jalan saja," paparnya.

Kemudian keempat adalah pengembangan teknologi. Menurut Handito, teknologi merupakan faktor yang cukup penting dalam mengembangkan usaha. Dia mengatakan, jika sebuah industri terkendala dalam tahap ini, diharapkan pemerintah dapat membantu dengan pemberian insentif.

"Perusahaan yang belum besar, kemampuan di sini terbatas. Mudah-mudahan pemerintah memberikan insentif teknologinya. Korea selatan negara paling besar yang memberikan insentif teknologi terhadap industri. Tidak heran kemajuan industrinya luar biasa," lanjutnya.

Langkah kelima adalah sebuah perusahaan perlu menjaga aset dan mengelolanya dengan baik. Jadi tak hanya mengelola pendapatan saja. Handito menjelaskan, aset suatu perusahaan itu terbagi menjadi 2, yaitu tangible asset (aset yang dapat disentuh) dan intangible asset (asset yang tak dapat disentuh).

Semua langkah itu harus didorong oleh sebuah inovasi. Adalah sebuah kewajiban menurut Handito untuk menerapkan suatu inovasi terhadap setiap industri. Jika tidak, daya saing akan semakin melemah.

"Innovation (inovasi) ternyata buat industri Zaman sekarang itu wajib. Itu bisa inovasi produk, proses, manajemen. Yang penting membuat sesuatu yang baru, yang kreatif dan juga diimplementasikan," cetusnya.



(zul/dnl)
http://finance.detik.com/read/2012/11/21/130347/2096897/1036/ini-5-tips-agar-usaha-bisa-menjadi-besar

Menghindari Pesaing, Kesalahan Utama Saat Berbisnis


Kamis, 22 November 2012 | 13:33 WIB

Saat berbisnis jangan hanya memikirkan soal uang dan keuntungan. Tentukan tujuan lain dari bisnis.
KOMPAS.com - Banyaknya kisah sukses di balik sepak terjang wirausahawan tak pelak membuat orang tertarik berkecimpung di dalamnya. Akan tetapi, pada kenyataannya memulai usaha memang tak semudah membalikkan telapak tangan. Banyak faktor yang menuntut pelakunya pantang menyerah dalam memasarkan barang dagangan agar tidak tenggelam di tengah persaingan.

Selain perkara modal, kejelian melihat peluang pun menjadi faktor penting dalam memulai usaha. “Penting diingat bahwa di samping menggapai kesuksesan, bisnis juga bertujuan membantu masyarakat dengan memberikan solusi yang lebih baik untuk memenuhi kebutuhannya,” ujar Laksita Utama Suhud, konsultan bisnis di Business Wizards Consulting.

Tak dapat dipungkiri, seorang pemula memang harus memperbanyak referensi agar terhindar dari kesalahan-kesalahan yang dapat memperlambat atau bahkan mematikan laju pertumbuhan bisnis. Nah, menurut Laksita, terdapat tiga jebakan wirausaha yang seringkali ditemui para pebisnis. Yuk, simak bersama uraian dari business and marketing consultant  ini.

Menghindari pesaing
Memilih produk untuk bisnis membutuhkan begitu banyak perhitungan. Sebelum Anda memutuskan jenis barang atau jasa yang akan ditekuni, ketahui terlebih dahulu atmosfer bisnis dari masing-masing produk.

“Kecenderungan pemula dalam memilih bidang usaha biasanya mencari lahan yang tidak ada kompetitor. Mereka mencari aman dan terjebak di penjualan barang atau jasa yang tidak dibutuhkan pasar dalam jumlah besar,” ujar penulis buku Start Up Business Wizard  ini. Laksita menambahkan, dengan memilih produk yang tidak dibutuhkan pasar dalam jumlah banyak, berarti waktu yang diperlukan untuk mengembangkan usaha semakin panjang.

Memilih produk memang cukup rumit. Di satu sisi, berbisnis dalam bidang yang langka membuat hati tenang karena minimnya pesaing. Namun di sisi lain, pebisnis membutuhkan kesabaran karena produk yang dijual bukan barang primer masyarakat. Sementara ketika memilih produk yang dibutuhkan pasar dalam jumlah yang banyak, “Produk yang memiliki peluang bagus untuk dijual pasti memang ramai akan persaingan, namun permintaan masyarakat pun sudah jelas ada,” tambahnya.

Contoh, Anda ingin membuat usaha di wilayah dekat kampus yang ramai akan mahasiswa. Toko alat tulis serta aneka jenis makanan tentu sudah marak, namun target pemasaran sudah jelas karena Anda menjual barang yang selalu mereka butuhkan. Berbeda jika Anda memutuskan membuka pet shop. Meskipun hanya satu-satunya di wilayah itu, namun gairah konsumsi terhadap produk tersebut terbatas pada golongan tertentu serta intensitasnya tidak terlalu tinggi.

Mudah merasa puas
Ketika seseorang sudah memilih bidang yang akan ditekuni, selanjutnya ia mencari cara agar produk yang ia jual mampu mencuri hati konsumen. “Ingat, pasar selalu mencari yang terbaik. Maka pebisnis harus memiliki keunggulan bersaing,” kata Laksita.

Keunggulan kompetitif ini, biasanya luput dari pebisnis yang hanya memusatkan perhatian kepada usahanya, tanpa ikut memperhatikan geliat bisnis lain yang ada di sekitarnya. Maka, kesalahan kedua pebisnis adalah mudah merasa puas dengan pencapaiannya sehingga tidak memiliki keunggulan kompetitif yang membuat pelanggan kembali mengonsumsi barang yang ditawarkan. Pasalnya seperti prinsip ekonomi, masyarakat akan memilih mengeluarkan uang sekecil-kecilnya untuk manfaat yang sebesar-besarnya.

Maka untuk mendapatkan konsumen tetap, ada beberapa unsur yang harus diperhatikan dalam berbisnis. Unsur tersebut meliputi product, price, place, promotion, dan people, yang lebih baik dibandingkan tempat lain. “Kita harus memiliki produk yang lebih baik, dilihat dari penyajian, bahan baku, ataupun keunikannya. Akan lebih baik jika kita mengembangkan apa yang sudah banyak di pasaran,” ujar Laksita.

Laksita juga menjabarkan bahwa masalah harga (price) pun harus kompetitif. Dengan produk yang lebih unggul, kita harus mencermati sehingga harga yang ditetapkan sesuai dengan produk yang kita tawarkan.

Sementara dari segi tempat (place), yang perlu diperhatikan bukan hanya memilih tempat strategis yang dilewati banyak calon pembeli, tapi juga bagaimana wirausahawan memperhatikan konsep ruang bisnis yang unik dan membuat nyaman konsumen.

“Bagaimana melakukan promosi yang baik? Kuncinya adalah membuat calon pembeli menjadi pembeli, dan dia yang sudah membeli menjadi langganan bahkan memberi tahu teman-temannya untuk datang,” ujar Laksita. Ingat, pelanggan yang puas, dapat menjadi aset promosi terbaik untuk usaha Anda.

Terakhir adalah better people. Inti dari poin ini adalah bagaimana memperbaiki jasa pelayanan yang dapat membuat konsumen puas dan nyaman. “Karena apabila keempat unsur tadi sudah bagus tapi pelayanannya tidak memuaskan, bisa-bisa pembeli tidak ingin kembali lagi,” tukas Laksita. Untuk hal-hal tersebut, sudah sepatutnya pebisnis tidak merasa cepat puas agar terus ada keinginan untuk mengembangkan dan membuka bisnisnya lebih baik.

Tidak gigih
Jika hal-hal yang penting dilakukan dalam bisnis sudah dilaksanakan namun usaha Anda tak kunjung menunjukkan pertumbuhan, Laksita mengatakan, bisa jadi kesalahannya ada pada kegigihan Anda. “Jebakan yang ketiga adalah jika kita merasa semua yang kita lakukan cukup dan tidak perlu massive action,” pungkasnya.

Ia mengatakan, banyak pebisnis yang sekadar ingin memiliki usaha namun tidak memiliki niat untuk mengembangkannya. “Indikator sukses itu high sales. Jika usaha tak kunjung berkembang, penjualan atau permintaan dari konsumen tidak kunjung tinggi, padahal Anda sudah menawarkan produk, harga, tempat, dan faktor lain yang bagus, berarti Anda kurang ngotot dalam usaha,” tambahnya. Pasalnya, ia menambahkan, pebisnis tidak bisa setengah-setengah. Jiwa bisnis dan keinginan untuk sukses, harus ditanamkan penuh dalam diri sebelum memulai usaha.
(Tabloid Nova/Annelis Brilian)

Editor :
Dini

http://female.kompas.com/read/2012/11/22/13332269/Menghindari.Pesaing..Kesalahan.Utama.Saat.Berbisnis

Pemimpin Signifikan

KIAT MANAJEMEN: Pemimpin Signifikan

Compact_pemimpin --- Jodjana Jody meyakini bahwa sukses seorang pemimpin apabila kepemimpinannya digerakkan oleh nilai-nilai organisasi--

Memimpin perusahaan yang menjadi penguasa pasar sama menantangnya dengan memimpin perusahaan yang sedang mencari pasar. Pada perusahaan yang sedang mencari pasar tantangan terbesar pemimpin tidak lain membangun kekompakan tim untuk kemudian bersama-sama dengan seluruh anggota tim menaklukkan pasar.

Jika sang pemimpin mampu menaklukkan pasar, kemungkinan besar ia akan tetap bertahan menjadi pemimpin dengan tanggungjawab yang lebih menantang. Pun apabila terjadi kebalikan - pasar tidak mampu ia taklukkan – kemungkinan besar ia sendiri yang akan takluk sebagai pemimpin.

Pada perusahaan yang memimpin pasar, ada dua tantangan yang menghadang. Pertama, sang pemimpin harus bisa keluar dari bayang-bayang pemimpin terdahulu. Sungguh bukan pekerjaan mudah menyoal hal satu ini.

Para konstituen tentu akan membandingkan seluruh perilaku dan kinerjanya dengan pemimpin terdahulu. Bila perilakunya buruk dengan meminggirkan etika, perlawanan tentu akan muncul dari konstituennya. Jika kinerjanya biasa-biasa tanpa ada kenaikan signifikan, dianggap kepemimpinannya sekedar meneruskan seluruh kebijakan pendahulunya.

Tantangan kedua, ia memiliki tanggungjawab moral tidak hanya mempertahankan pasar. Lebih dari itu yaitu memperluas atau menciptakan pasar baru. Ketika sudah dalam posisi penguasa pasar –terlebih dalam industri yang sudah ketat persaingannya – bertumbuh melampaui dua digit bukan perkara gampang.

Selain pasar yang dikuasai sudah besar, para pesaing juga melakukan penetrasi pasar yang intensif. Hal seperti ini yang membuat sang pemimpin harus lebih kreatif dalam menyiasati pasar dan tangguh dalam mempertahankan kekompakan tim.

Sebagai CEO Auto 2000, Jodjana Jody menghadapi tantangan jenis kedua ini: organisasi yang dipimpinnya sudah lama menjadi penguasa pasar. Auto 2000 menjadi diler utama produk-produk keluaran Toyota.

Sampai hari ini jumlah diler yang dimiliki sebanyak 159 gerai yang tersebar di Sumatra, Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, Kalimantan, Bali dan Nusa Tenggara. Pasar yang dikuasai adalah 78% dari total penjualan Toyota.

Secara umum Toyota sendiri merupakan penguasa pasar produk-produk otomotif. Di Indonesia, Toyota mampu bertengger pada angka 38% dari keseluruhan penjualan merek mobil nasional. Kedigdayaan Toyota ini sudah berlangsung puluhan tahun.

Peran Auto 2000 sendiri tidak sebatas menyalurkan produk-produk Toyota. Auto 2000 merupakan miniatur dari Toyota, di mana dalam operasionalnya juga terlibat dalam pemasaran, perbaikan (service), penjualan suku cadang hingga perawatan kendaraan. Intinya, Auto 2000 merupakan garda depan Toyota ketika berhubungan dengan pelanggannya.

Mirip dengan peran Auto 2000, peran kepemimpinan Jodjana Jody juga tidak sebatas pada mengatur anak buah. Di dalam kepemimpinannya juga bertautan dengan pemberdayaan, pelayanan, kaderisasi hingga membangun etos kerja yang baik bagi seluruh karyawan Auto 2000. Ia memperoleh mandat untuk membentuk seluruh karyawan Auto 2000 menjadi karyawan berkinerja prima dengan moralitas nan menawan.  Bagaimana kiat-kiat kepemimpinan yang dijalankan Jodjana Jody?

Perjalanan Karir


Karir Jodjana Jody di Auto 2000 bermula dari karyawan level staf. Gabungan nan kuat antara kompetensi, karakter dan pengetahuan akhirnya membawa Jodjana Jody meraih posisi sebagai pemuncak organisasi. Perjalanan karir dari strata bawah ini yang menyebabkan Jodjana Jody tahu luar dalam organisasi Auto 2000. Hal demikian yang memberi nilai tambah padanya ketika ia didaulat untuk menyopiri kendaraan Auto 2000.

Jodjana Jody meyakini bahwa sukses seorang pemimpin apabila kepemimpinannya digerakkan oleh nilai-nilai organisasi. Di Auto 2000, ada lima nilai yang menjadi pegangan seluruh karyawan, yakni: Focus on customer, Integrity, Respect for others, Strive for excellence, dan Teamwork.

Nilai pertama focus on customer mengabarkan bahwa Auto 2000 ada untuk melayani konsumennya. Pelayanan prima selalu diciptakan oleh para karyawan. Menyadari hal demikian maka karyawan yang dikembangkan oleh Jodjana Jody yaitu karyawan yang memiliki loyalitas, produktif, ahli dibidangnya dan nyaman ketika bekerja.

Nilai kedua bernama integritas tak lain merupakan komitmen total dari Jodjana Jody untuk melayani pelanggan eksternal (konsumen Toyota) dan pelanggan internal (karyawan Auto 2000). Khusus untuk pelanggan internal, integritas diwujudkan melalui demonstrasi karakternya yang kuat dengan basis pada nilai-nilai kemanusian. Hal ini bertautan dengan nilai ketiga, Respect for others. 

Semangat kelompok hanya bisa muncul apabila sesama anggota ada rasa saling menghargai dan menghormati (respek). Respek akan bergulir kencang apabila dimulai dari pemimpin tertingginya. Sang pemimpin tidak membeda-bedakan anak buah hanya karena berbeda keyakinan, suku, asal-usul dan sejenisnya. Kompetensi dan profesionalitas menjadi acuan utama pemimpin dalam mengatur anak buahnya. Respek kepada yang lain ini merupakan penyebab mengapa kekompakan tim bisa terjaga di Auto 2000. Respek kepada yang lain juga menciptakan rasa saling percaya antara pemimpin dan yang dipimpin.

Nilai keempat strive for excellence tak lain berbicara tentang pencapaian. Akan lebih muda menerangkan strive for excellence ini melalui data. Pada penjualan global, 2006 penjualan Toyota di Indonesia berada pada nomor 12 dibandingkan dengan negara lain. Pada 2007 merangkak menjadi nomor 10, mengalahkan Italia dan Inggris.

Empat tahun berikut - pada 2011 - sudah berada pada posisi empat, di bawah Amerika Serikat, Jepang dan China. Pencapaian signifikan ini hanya mungkin diraih apabila perusahaannya juga dipimpin oleh pemimpin yang signifikan. Jodjana Jody membuktikan.

Nilai kelima, teamwork. Alhasil keempat nilai utama Auto 2000 ini akan tercipta dengan cepat jika dilandasi oleh pondasi yang kuat. Pondasi ini bernama kerja sama tim. Sang pemimpin - Jodjana Jody – percaya bahwa tim solid tercipta apabila ada kebersamaan dan keceriaan (suka cita).

Untuk itulah acara-acara kebersamaan, entah dalam bentuk pengembangan pengetahuan (forum pembelajaran bersama) ataupun family gathering rutin diadakan manajemen Auto 2000. Dan kerja sama tim ini akhirnya terwujud dengan nyata ketika para pelanggannya datang ke gerai Auto 2000. Pelanggan akan merasakan pelayanan prima yang diciptakan oleh manusia-manusia Auto 2000.

Jodjana Jody memang pemimpin yang signifikan. Signifikan dalam menunjukkan kinerja dan signifikan dalam mengelola anak buah. Pantas kalau ia diproyeksikan menjadi pemimpin masa depan induk perusahaannya: Astra International. (msb)

*Trainer bisnis. Mitra pengelola LA Learning.

http://www.bisnis.com/articles/kiat-manajemen-pemimpin-signifikan