Hits : 503 |
Rabu, 28 November 2012 09:55 |
Pebisnis pemula (start-up business) di bidang teknologi informasi tidak dapat lagi hanya mengandalkan mantra "luncurkan dan pelajari" ketika mengembangkan produk-produk atau aplikasinya.
Desainer Google Venture Design
Studio, Braden Kowitz, mengatakan mantra itu merupakan pendekatan yang
salah dan menyarankan tujuh strategi bagi pebisnis pemula sehingga lebih
menghemat waktu.
"Dari proses membantu sejumlah tim
dalam mengembangkan produk mereka secara terus menerus, kami
mengumpulkan metode-metode pembelajaran yang murah, cepat, dan sempurna
bagi startup," sebut Kowitz.
Berikut tujuh strategi yang disarankan Kowitz bagi pebisnis pemula situs Internet, seperti dilansir GigaOM:
1. Tampilan yang dapat di-click.
Para tim pengembang aplikasi seringkali membangun tampilan antar muka
aplikasi uji-coba yang menyerupai tamplian aslinya untuk mendapatkan
umpan balik dari calon pengguna.
Kowitz mengatakan tim masih akan
memperoleh umpan balik dari calon pengguna manakala menawarkan tampilan
antarmuka sederhana dengan ruang-ruang yang dapat di-click.
"Kadang-kadang, saya melihat
pengguna tertarik dengan ruang click sebagaimana produk aslinya. Hal
ini akan membantu untuk tahu berhasil-tidaknya desain yang
dikembangkan," kata Kowitz.
2. Wawancara pengguna. Pengumpulan data melalui wawancara kepada calon pengguna bertujuan memperbaiki masalah pada produk.
"Setiap orang bakal bilang wawancara pengguna adalah hal bagus, masalahnya adalah tak mudah membangun kebiasaan," kata Kowitz.
3. Pintu palsu. Pengembang situs
Internet dapat dengan cepat melihat apakah pengguna akan terikat dengan
fitur baru mereka dengan meluncurkan hanya dengan sebagian isi situs.
"Kalau kita lihat sebagian besar
pengunjung memencet tombil akses, kita jadi yakin akan arah yang sudah
kita buat dan mengembangkan fitur sisanya," katanya.
Kowitz memberi contoh situs CustomMade yang hanya menampilkan satu tombol di layar pengguna.
4. Pengintaian. Seringkali para
pengembang mengajukan asumsi-asumsi tentang pesaing mereka. Jika asumsi
yang dilontarkan salah, mereka akan berakhir dengan salinan
fungsi-fungsi yang sebenarnya tidak dibutuhkan pengguna.
"Para pengguna memakai produk dan segera tahu fitur yang disukai, yang tidak berguna, diabaikan, atau dibenci," katanya.
5. Survei. Kegiatan survei diarahkan sedekat mungkin dengan perilaku pengguna yang akan diuji.
"Misalnya, beri pertanyaan dengan kotak survei pop-up kecil," sebut Kowitz.
6. Ciptakan prototipe dengan data
asli. Tampilan yang dapat di-click merupakan langkah pertama bagus, tapi
pengembang perlu membangun contoh asli yang mengintegrasikan data
aktual.
Kowitz mengatakan situs itu mungkin
penuh dengan bug dan tidak mempunyai fitur-fitur, tapi cukup untuk
mendapatkan umpan balik dari pengguna.
7. Kunjungan lokasi. Desainer
sejumlah layanan Google itu mengatakan kunjungan lokasi para pengguna
memakai suatu situs akan membawa pada pemahaman bagaimana mereka
menggunakan situs itu. (as)
|
http://www.ciputraentrepreneurship.com/tips-bisnis/178-bisnis-online/21805-tujuh-strategi-kembangkan-bisnis-situs-internet.html
No comments:
Post a Comment