SENTRA PENJUALAN KAIN DI PASAR KANOMAN CIREBON
Sentra Kain Cirebon: Jual aneka bahan celana (1)
Oleh Revi Yohana - Selasa, 25 Desember 2012 | 16:18 WIB | Sumber Kontan 21/12/2012
Pasar ini makin tenar sejak pemerintah setempat membangun gedung baru sebagai lokasi pasar sejak tahun 1998. Sebelumnya, para pedagang masih berbaur dengan pedagang lainnya.
"Sejak dipindah ke lantai dua, banyak pedagang baru bermunculan," kata Rahmat, pedagang kain yang sudah berjualan di Pasar Kanoman sejak tahun 1996.
Kini hampir seluruh lantai dua menjadi lokasi penjualan kain. Setelah pedagang bertambah, pengunjung pun semakin ramai.
Saat ini, terdapat sekitar 70 pedagang yang memenuhi lantai dua gedung Pasar Kanoman.
Mereka menjajakan aneka kain khas Cirebon hingga kain buat bahan pakaian, sepertu katun, wol, brokat, dan lain-lain.
Selain produknya lengkap, harganya juga tergolong murah. Makanya, hampir setiap hari, Pasar Kanoman ramai dikunjungi pembeli.
Akses jalan menuju pasar ini tidak terlalu sulit. Bila dari Jalan Siliwangi, Anda tinggal terus saja menyusurinya. Sampai di ujung jalan lalu belok ke kiri masuk ke Jalan Kanoman. Letak pasar ini berada persis di sebelah Keraton Kanoman.
Di kiosnya, Rahmat menjual aneka kain batik dan kain untuk bahan pakaian, seperti wool, polyster, hingga jet black.
Kain di tempatnya dibanderol mulai harga Rp 12.000 per meter.
Yang paling mahal kain jet black yang dibanderol Rp 45.000 per meter. "Kain ini paling bagus untuk celana," tutur Rahmat.
Kain jet black ini merupakan produk andalan Rahmat. Menurutnya, para pedagang lain juga memiliki kain jenis-jenis khusus sebagai produk andalan.
Rahmat mengaku memiliki banyak pelanggan tetap yang sudah puluhan tahun berlanggan kain dengannya. Dalam sebulan, omzet yang dikantonginya mencapai Rp 60 juta.
Pedagang lainnya adalah Eni. Ia telah berjualan kain di pasar ini selama 14 tahun. Eni sendiri termasuk pedagang yang baru bergabung saat gedung baru mulai beroprasi tahun 1998.
Eni melihat prospek yang bagus untuk berdagang di pasar tersebut. Di pasar ini, ia fokus berjualan jenis kain katun. "Saya menjual segala jenis katun, mulai katun rayon, katun Jepang, sampai katun Paris," katanya.
Eni membanderol harga kain mulai Rp 15.000 per meter untuk katun standar, hingga Rp 45.000 per meter untuk katun Paris. Kain katun, menurutnya, sangat banyak dicari dan biasa digunakan untuk kebutuhan busana sehari-hari.
Dalam sebulan, ia mengantongi omzet sekitar Rp 20 juta. Pedagang lain yang juga bisa meraih omzet puluhan juta dari sentra ini adalah Yahya Mohamad yang juga mulai berjualan sejak 1998.
Yahya fokus berjualan kain brokat dan satin yang banyak dicari kaum wanita untuk membuat kebaya.
Harga termurah mulai Rp 10.000 per meter.
Sementara paling mahal Rp 75.000 per meter. "Omzet saya Rp 50 juta per bulan," katanya.
Sentra Kain Cirebon: Panen jelang hari raya (2)
Oleh Revi Yohana - Rabu, 26 Desember 2012 | 17:34 WIB
Sentra penjualan kain di Pasar Kanoman, Cirebon, Jawa Barat, sudah kesohor hingga ke pelbagai daerah, baik di Jawa Barat maupun di Jawa Tengah. Di antara pembeli yang datang ke sentra ini, sebagian di antaranya berasal dari Tegal, Indramayu, Majalengka, maupun Brebes.Selain para pedagang kain, konsumen dari luar Cirebon itu juga banyak sebagai pengguna langsung (end user). Khusus konsumen pengguna, biasanya mereka ramai menyambangi pasar ini saat ada liburan panjang atau menjelang perayaan Hari Raya Idul Fitri.
Saat itu, pedagang kain di Pasar Kanoman bakal memperoleh omzet berlipat. Eni, salah seorang pedagang di Pasar Kanoman mengaku, banyak memiliki pelanggan dari luar Kota Cirebon, seperti Tegal, Indramayu, dan Majalengka.
Menurut Eni, sentra kain di Pasar Kanoman terhitung lengkap dan banyak pilihan. Dengan begitu, banyak orang tertarik belanja di tempat ini.
Menurut Eni, pelbagai jenis kain bisa ditemukan di Pasar Kanoman. Ia sendiri khusus menjajakan kain katun. Kain ini biasa dibeli para ibu untuk pelbagai kebutuhan rumah tangga, seperti membuat baju anak, sprei, sarung bantal, hingga gorden. "Musim ramai pas hari libur dan menjelang hari raya," ujarnya.
Pada saat itu, banyak konsumen yang meluangkan waktu dan sengaja berkunjung ke Cirebon buat berburu kain. Ia mengaku, saat sedang musim ramai seperti itu, omzetnya bisa dua kali dari omzet di hari biasa.
Pedagang lainnya, Rahmat, juga banyak memiliki pelanggan dari luar Cirebon, seperti Sumedang, Kuningan, dan Indramayu. Konsumennya ini banyak pedagang kain di daerahnya masing-masing.
Selain pedagang kain, ada juga yang membuka usaha penjahitan. Nah, biasanya mereka berbelanja bahan di Pasar Kanoman untuk stok usaha.
Rahmat khusus menjual kain batik dan bahan celana, seperti wol, polyester, dan jet black. Menurutnya, sebetulnya setiap hari, sentra kain ini tetap ramai dikunjungi pembeli. "Di sini, alhamdulillah tidak pernah sepi, selalu ada saja pembelinya," tutur Rahmat.
Namun, memang ada musim-musim ramai saat omzet pedagang melonjak. Contohnya, selain saat Hari Raya Idul Fitri, masa itu adalah menjelang Lebaran Haji. "Itu masa panen buat pedagang kain," katanya.
Rahmat juga sering kebanjiran order saat masuk musim nikah. Saat itu, jenis kain yang banyak diborong konsumen untuk membuat seragam adalah batik.
Mengenai pasokan barang, Rahmat biasanya memperoleh dari pabrik kain di daerah Bandung atau Jakarta. Dalam seminggu, beberapa kali sales kain menyambangi toko-toko dan menawarkan kain.Â
"Setelah saya pilih, nanti mereka akan mengirim barang," ujar Rahmat. Jika sedang ramai, dalam seminggu, ia bisa dua kali meminta dikirimi kain.
Beda dengan Rahmat, Eni mengaku mendapatkan pasokan kain dari kawasan Tegal Gubug, Cirebon. Ia sendiri yang belanja dan membawa kain tersebut dari Tegal Gubug.
Dengan membeli sendiri, Eni mengaku lebih bebas memilih motif dan warna dalam partai kecil. Beda bila membeli dari sales yang harus belanja dalam partai besar.
Sentra Kain Cirebon: Kompetisi tetap sehat (3)
Oleh Revi Yohana - Kamis, 27 Desember 2012 | 20:51 WIB
Pasalnya, setiap pedagang yang menghuni lantai dua pasar tersebut sudah memiliki pasarnya masing-masing. Apalagi, masing-masing pedagang memiliki spesifikasi kain yang dijual.
Yahya Mohammad, salah seorang pedagang, bilang, setiap pedagang biasanya hanya memasarkan satu sampai tiga jenis kain dengan merek dan jenis bahan tertentu. "Jadi, kami tidak berebut pembeli," katanya.
Yahya sendiri khusus menjual kain brokat dan kain satin untuk membuat kebaya. Otomatis, pelanggannya terbatas hanya yang membutuhkan kain brokat dan satin. "Memang ada pedagang lain yang menjual brokat, tapi persaingannya tidak terlalu sengit," ujarnya.
Sementara, pedagang lain, seperti Rahmat mengkhususkan diri menjual kain batik dan bahan celana. Rahmat juga tak merasa persaingan terlalu ketat.
Selain menjual produk yang spesifik, "Masing-masing pedagang juga sudah memiliki pelanggan tetap," katanya. Menurut Rahmat, bila sudah sreg, pelanggan biasanya enggan berpindah-pindah ke tempat lain.
Ia mengaku memiliki pelanggan yang sudah bertahun-tahun menjadi langganannya. Untuk menjaga loyalitas pelanggan, Rahmat selalu menjaga kualitas kain yang dijual.
Bagi pelanggan lama ini kadang diberikan juga potongan harga, terutama bagi mereka yang membeli dalam jumlah banyak.
Sementara bagi pelanggan baru, Rahmat biasanya mengutamakan kualitas layanan.
Misalnya, jika ada pelanggan yang mencari penjahit celana yang bagus setelah membeli kain di tempatnya, ia akan merekomendasikan penjahit yang menurutnya paling baik.
Di lantai dua Pasar Kanoman tersebut memang terdapat beberapa penjahit. "Selain itu, saya pastikan kelengkapannya saja. Jadi, kalau cari bahan celana apa, saya usahakan ada semua di sini," tutur Rahmat.
Pedagang lainnya, Eni, juga memiliki cara sendiri untuk menggaet pasar. Eni yang fokus berjualan kain katun memilih target pasar menengah bawah. Makanya, produk kain yang dijualnya tergolong murah.
Kain paling mahal dibanderol seharga Rp 20.000 per meter. "Kalau menjual yang di atas harga itu, sering tidak terjangkau sama banyak orang," tutur Eni.
Menurut Eni, lebih baik menjual kain dengan harga terjangkau namun banyak pembeli. Dengan begitu, perputaran uang akan lebih cepat.
Untuk menarik minat konsumen, Eni juga menyediakan banyak sekali pilihan motif kain. Demi memperbanyak motif, biasanya ia hanya mengambil setengah bal kain dari pemasok untuk satu motif. "Dengan begitu motif yang tersedia banyak," ujarnya.
Tidak sekadar memperbanyak motif, Eni juga rajin mengikuti perkembangan motif yang sedang ngetren di masyarakat. Seperti saat ini, misalnya, kain dengan motif bunga yang sedang diminati dan banyak dicari.
http://peluangusaha.kontan.co.id/news/sentra-kain-cirebon-jual-aneka-bahan-celana-1/2012/12/25
http://peluangusaha.kontan.co.id/news/sentra-kain-cirebon-panen-jelang-hari-raya-2/2012/12/26
http://peluangusaha.kontan.co.id/news/sentra-kain-cirebon-kompetisi-tetap-sehat-3