SENTRA PERCETAKAN DI KRAMAT JATI, JAKARTA TIMUR
Sentra Percetakan Kramat Jati: Layanan lengkap (1)
Oleh Revi Yohana - Senin, 26 November 2012 | 11:14 WIB
Di wilayah Jakarta sendiri, ada banyak pusat bisnis ini. Salah satu yang cukup terkenal berada di daerah Kramat Jati, Jakarta Timur. Sentra percetakan di daerah ini sudah ada sejak belasan tahun silam. Saat ini, tidak kurang dari 30 kios meramaikan pusat percatakan ini.
Lokasi persis sentra ini berada di Jalan Raya Bogor Kilometer 20. Bila dari arah Taman Mini Indonesia Indah (TMII), sentra ini berada di sisi kiri jalan setelah pertigaan Hek. Lokasinya tak sampai 1 kilometer (km) dari Pasar Kramat Jati.
Pusat percetakan di Kramat Jati menyediakan hampir segala macam jasa layanan di bidang percetakan. Di antaranya, jasa cetak kartu undangan, brosur, spanduk, kartu nama, dan kuitansi, dan lain-lain.
Bahkan, ada juga yang menyediakan jasa pembuatan stempel dan neon box. "Di wilayah sekitar Jakarta Timur dan Bekasi, sentra ini sudah terkenal, " kata Ricky Azhari, pemilik CV Karya Maju, salah satu kios percetakan di Kramat Jati.
Ricky mulai membuka kios percetakan di wilayah ini sejak tahun 2008. Awalnya, ia membantu orangtuanya yang memiliki usaha percetakan di Senen, Jakarta Pusat.
Ia mengaku, tertarik untuk membuka usaha sendiri karena melihat peluang bisnis ini menjanjikan. Dari segi lokasi, kawasan Kramat Jati juga prospek dikembangkan sebagai pusat percetakan. Maklum, di kawasan ini banyak terdapat perkantoran.
Saat ini, Ricky bisa memperoleh omzet sebesar Rp 15 juta sampai Rp 20 juta per bulan. Ia mengaku, banyak menerima order mencetak kartu undangan pernikahan.
Biaya jasa cetak ini dibanderol mulai harga Rp 5.000 hingga Rp 12.000 per kartu undangan. "Harga segitu dengan minimal pesanan sebanyak 500 undangan dan bahannya hard cover," ujarnya.
Sementara, kartu undangan dari bahan kertas biasa dibanderol seharga mulai Rp 2.500 hingga Rp 4.000 per piece. Selain mendapat order dari daerah Jabodetabek, ia juga kerap menerima pesanan dari pelanggan luar kota. Bahkan, ia pernah melayani pesanan dari Kalimantan dan Sumatra.
Pelanggan biasanya datang saat sedang berlibur atau pas ada kegiatan lain. Ada pula yang memesan secara online. Setelah barang yang dipesan selesai dikerjakan, Ricky akan mengirimkannya melalui jasa pengiriman.
Kios lain adalah Percetakan Nabila yang sudah berdiri sejak 2002. Setiawan, pengelola kios ini bilang, setiap bulan, omzet kiosnya berkisar Rp 20 juta. Selain kartu undangan, ia juga kerap mendapat order pembuatan stempel.
Tarif jasa pembuatan stempel mulai Rp 25.000-Rp 35.000 dengan kualitas standar. Jika ingin stempel warna, banderol harganya mulai Rp 50.000-Rp 60.000. "Kami punya banyak agen, bukan cuma konsumen eceran," ujarnya.
Sentra Percetakan Kramat Jati: Adu strategi (2)
Oleh Revi Yohana - Selasa, 27 November 2012 | 13:25 WIB
Kios percetakan di Jalan Raya Bogor Km 20, Kramat Jati, Jakarta Timur kian menjamur dalam beberapa tahun terakhir. Di sepanjang jalan ini berderet 30 kios percetakan. Deretan toko ini memenuhi sisi kiri jalan hingga panjangnya mencapai 1 kilometer (km).Lantaran menawarkan produk serupa, hampir tidak ada pembeda antara satu kios dengan yang lainnya. Tak heran, bila persaingan sesama pemilik kios percetakan cukup ketat.
Di tengah persaingan yang ketat, mereka pun tak bisa sembarang menaikkan harga. Itu sebabnya, ongkos cetak di sentra percetakan ini relatif sama antara satu kios dengan yang kios lainnya.
Contoh, biaya cetak kartu undangan jenis hard cover. Hampir semua kios menetapkan ongkos cetak sebesar Rp 5.000 per buah. Begitu juga dengan ongkos cetak kartu nama standar yang dibanderol dengan harga Rp 45.000 per box.
"Tak bisa lebih karena pelanggan bisa lari," kata Ricky Azhari, pemilik CV Karya Maju, salah satu kios percetakan di sentra percetakan ini.
Untuk menarik pelanggan, masing-masing kios biasanya menawarkan fasilitas-fasilitas lain. Ricky, misalnya, menyediakan kartu nama full color dengan kertas tebal dan lapisan laminating. Harganya tentu lebih mahal, mencapai Rp 145.000 per box.
Untuk meyedot konsumen, Ricky juga kerap memberikan jasa desain gratis, baik untuk kartu undangan, spanduk, atau kartu nama. "Pelanggan cukup membawa tulisan saja," imbuh sarjana desain grafis ini.
Ricky sendiri memiliki ratusan pilihan desain dan masih bisa diedit sesuai keinginan konsumen. Selain itu, Ricky juga melengkapi kiosnya dengan mesin cetak. "Biasanya, orang lebih pilih ke sini karena melihat ada mesin cetaknya," ujar dia.
Lantaran mencetak sendiri, pelanggan akan menilai harga di tempat Ricky lebih murah ketimbang kios yang tidak memiliki mesin cetak. Sebab, kios yang tak punya mesin cetak sendiri akan meng-order lagi pesanan konsumen ke tempat lain.
Dan, tidak semua kios di sentra ini memiliki mesin cetak sendiri. Kios Nabila termasuk yang tak punya mesin cetak. Dalam memenuhi pesanan, kios ini bekerjasama dengan beberapa tempat percetakan yang menjadi rekanannya.
"Kami punya banyak rekanan percetakan besar, hampir semua produk kami pesan ke mereka kecuali stempel" kata Setiawan, pengelola percetakan Nabila.
Kendati diserahkan ke percetakan lain, Setiawan mengklaim, harga tetap bisa bersaing dengan kios yang memiliki mesin cetak sendiri. Selain itu, ia menjamin proses pengerjaan pesanan di tempatnya lebih cepat.
Soalnya, percetakan yang menjadi rekanannya memiliki banyak karyawan. "Di tempat kami pembuatan kartu undangan hanya butuh waktu satu minggu," ujarnya.
Kelebihan lainnya, Setiawan juga menerima pesanan satuan. Menurutnya, jarang ada kios yang mau menerima pesanan satuan.
Sentra Percetakan Kramat Jati: Pesanan ramai (3)
Oleh Revi Yohana - Rabu, 28 November 2012 | 12:42 WIB
Sentra percetakan di Jalan Raya Bogor, Km 20, Kramat Jati,
Jakarta Timur selalu ramai diserbu pembeli. Namun, tidak seluruh produk
percetakan bisa laku dalam waktu yang sama. Biasanya, ada musim-musim
tertentu di mana satu produk lebih laku dari produk yang lain.
Saat musim nikah, misalnya, order kartu undangan yang paling laris. "Habis Idul Adha, biasanya banyak yang nikah, jadi permintaan kartu undangan lebih laris," kata Ricky Azhari, pemilik kios percetakan di Kramat Jati.
Ricky bilang, omzetnya di musim nikah itu bisa naik dua kali lipat dari hari biasa. Begitu pula saat musim libur anak sekolah. Lantaran banyak anak yang dikhitan selama libur sekolah, permintaan kartu undangan khitanan juga meningkat.
Biasanya, order percetakan agak sepi di awal tahun. Saat sepi order ini, Ricky kerap mengisi kesibukan dengan melakukan promosi dan menyebar iklan.
Selain melalui internet, ia juga menyebarkan pamflet di toko-toko kertas tempatnya mengambil bahan baku percetakan.
"Biasanya titip pamflet ke toko kertas tempat saya ambil bahan baku, dari situ kadang ada yang mencari juga, misalnya untuk cetak majalah atau yang lain," ujarnya.
Berkat promosi itu, saat ini Ricky mendapat pesanan rutin mencetak sejumlah majalah komunitas yang terbit setiap bulan.
Setiawan, pengelola Percetakan Nabila menuturkan, permintaan jasa percetakan ada musim-musim ramai dan sepinya.
Sama seperti Ricky, omzet kiosnya juga melonjak saat musim nikah. "Itu musim-musimnya orang ramai memesan undangan pernikahan," kata Setiawan.
Sementara, saat Hari Raya Idul Fitri, permintaan ucapan kartu Lebaran gantian marak. Menurut Setiawan, perkantoran masih membutuhkan kartu Lebaran karena dianggap lebih resmi.
Biasanya, perkantoran akan memesan pada percetakan dengan desain dan format kartu sesuai selera perusahaan atau kantor yang memesan. Selain kartu ucapan Lebaran, pada masa-masa itu, pesanan stempel kantor juga akan meningkat.
Selama musim Lebaran ini, Setiawan lebih banyak mengandalkan pesanan dari perkantoran ketimbang perorangan. "Untung dari pesanan dari perusahaan lebih besar," tuturnya.
Kendati begitu, Setiawan tetap memberikan potongan harga bagi perusahaan yang memesan di tempatnya. Syaratnya, pesanan harus dalam partai besar.
Potongan harga juga berlaku bagi pembeli perorangan. Namun, Setiawan akan melihat dulu pembelinya, termasuk kelas menengah atas atau bawah. Jika terlihat cukup mampu, ia akan mematok harga lebih tinggi.
"Misalnya, kita buka harga berbeda untuk pesanan spanduk buat jual nasi uduk dibanding spanduk untuk perusahaan besar," tuturnya. Bagi konsumen kelas bawah, tetap diberikan potongan kendati pesannya satuan.
(Selesai)
http://peluangusaha.kontan.co.id/news/sentra-percetakan-kramat-jati-layanan-lengkap-1/2012/11/26
http://peluangusaha.kontan.co.id/news/sentra-percetakan-kramat-jati-adu-strategi-2/2012/11/27
http://peluangusaha.kontan.co.id/news/sentra-percetakan-kramat-jati-pesanan-ramai-3
Saat musim nikah, misalnya, order kartu undangan yang paling laris. "Habis Idul Adha, biasanya banyak yang nikah, jadi permintaan kartu undangan lebih laris," kata Ricky Azhari, pemilik kios percetakan di Kramat Jati.
Ricky bilang, omzetnya di musim nikah itu bisa naik dua kali lipat dari hari biasa. Begitu pula saat musim libur anak sekolah. Lantaran banyak anak yang dikhitan selama libur sekolah, permintaan kartu undangan khitanan juga meningkat.
Biasanya, order percetakan agak sepi di awal tahun. Saat sepi order ini, Ricky kerap mengisi kesibukan dengan melakukan promosi dan menyebar iklan.
Selain melalui internet, ia juga menyebarkan pamflet di toko-toko kertas tempatnya mengambil bahan baku percetakan.
"Biasanya titip pamflet ke toko kertas tempat saya ambil bahan baku, dari situ kadang ada yang mencari juga, misalnya untuk cetak majalah atau yang lain," ujarnya.
Berkat promosi itu, saat ini Ricky mendapat pesanan rutin mencetak sejumlah majalah komunitas yang terbit setiap bulan.
Setiawan, pengelola Percetakan Nabila menuturkan, permintaan jasa percetakan ada musim-musim ramai dan sepinya.
Sama seperti Ricky, omzet kiosnya juga melonjak saat musim nikah. "Itu musim-musimnya orang ramai memesan undangan pernikahan," kata Setiawan.
Sementara, saat Hari Raya Idul Fitri, permintaan ucapan kartu Lebaran gantian marak. Menurut Setiawan, perkantoran masih membutuhkan kartu Lebaran karena dianggap lebih resmi.
Biasanya, perkantoran akan memesan pada percetakan dengan desain dan format kartu sesuai selera perusahaan atau kantor yang memesan. Selain kartu ucapan Lebaran, pada masa-masa itu, pesanan stempel kantor juga akan meningkat.
Selama musim Lebaran ini, Setiawan lebih banyak mengandalkan pesanan dari perkantoran ketimbang perorangan. "Untung dari pesanan dari perusahaan lebih besar," tuturnya.
Kendati begitu, Setiawan tetap memberikan potongan harga bagi perusahaan yang memesan di tempatnya. Syaratnya, pesanan harus dalam partai besar.
Potongan harga juga berlaku bagi pembeli perorangan. Namun, Setiawan akan melihat dulu pembelinya, termasuk kelas menengah atas atau bawah. Jika terlihat cukup mampu, ia akan mematok harga lebih tinggi.
"Misalnya, kita buka harga berbeda untuk pesanan spanduk buat jual nasi uduk dibanding spanduk untuk perusahaan besar," tuturnya. Bagi konsumen kelas bawah, tetap diberikan potongan kendati pesannya satuan.
(Selesai)
http://peluangusaha.kontan.co.id/news/sentra-percetakan-kramat-jati-layanan-lengkap-1/2012/11/26
http://peluangusaha.kontan.co.id/news/sentra-percetakan-kramat-jati-adu-strategi-2/2012/11/27
http://peluangusaha.kontan.co.id/news/sentra-percetakan-kramat-jati-pesanan-ramai-3
No comments:
Post a Comment