Selasa, 11 Desember 2012 | 16:36 WIB
www.homeedit.com
Di
balik daya tarik berupa kepraktisan, lokasi menarik di pusat kota,
serta jaminan keamanannya, salah satu "sisi buruk" apartemen kemungkinan
besar adalah pertimbangan luasnya yang relatif kecil.
KOMPAS.com
- Hidup di kota metropolitan seperti Jakarta dan tinggal di sebuah
apartemen bukan lagi satu kemustahilan. Jakarta serba padat, baik dari
jumlah penduduk maupun volume kendaraan.
Di sisi lain, ketersediaan lahan semakin terbatas. Dus, tinggal di apartemen menjadi alternatif bagi masyarakat yang ingin serba praktis.
Namun, rumusan itu ternyata tak hanya berlaku di Jakarta. Karena tingginya permintaan, entah karena kebutuhan investasi atau hanya mode, terus menanjak. Hingga kini jumlah apartemen di Indonesia mencapai 50.000 unit dan akan terus bertambah di tahun mendatang.
Memang, investasi di hunian vertikal terbilang masih menjanjikan. Bagi para investor ritel, tingginya permintaan apartemen bisa menjadi peluang meraup untung berlipat ganda.
Seperti instrumen investasi lainnya, berinvestasi di sektor apartemen juga tak imun dari risiko. Para investor perlu memperhatikan secara cermat potensi dan risikonya.
Pengamat properti Panangian Simanungkalit mengatakan, apabila ingin memperlakukan apartemen sebagai investasi jangka pendek, investor sebaiknya membeli aset properti itu di awal pembangunan atau di saat ground breaking. Sedangkan investor yang berorientasi jangka menengah bisa membeli apartemen setelah proyek selesai.
Di tahap konstruksi, menurut Panangian, harga apartemen cenderung lebih rendah atau berada di batas bawah. Tapi, begitu proyek apartemen rampung, harganya langsung menanjak. Investor juga perlu mencermati profil pengembang apartemen.
Tonny Eddy, President Director Tonny Eddy & Associates, menyarankan, investor memilih pengembang dengan rekam jejak bagus. Kalau pengembang tak bonafit, bisa-bisa proyek apartemen macet di tengah jalan, uang investor berisiko tak kembali.
"Jangan sampai ketika kita membeli apartemen, kemudian di tengah jalan pengembangnya bangkrut," tambah Direktur Eksekutif Indonesia Property Watch, Ali Tranghada.
Faktor lain tak kalah penting dalam memilih apartemen adalah lokasi. Berdasarkan lokasi, investor bisa menilai, kondisi pasar sewa apartemen, apakah bagus atau sebaliknya. Lokasi yang pas investasi apartemen adalah pusat perdagangan dan dekat kampus.
Di Jakarta, investasi aparteman yang berprospek cerah ada di sekitar Thamrin, Sudirman, Kuningan, Kasablanka, Dr Satrio, Plaza Semanggi, dan Plaza Senayan. Nilai tambah lainnya, di kawasan ini dekat pusat perbelanjaan dan tempat-tempat hiburan. (Fitri Nur Arifenie, Handoyo, Sandy Baskoro)
Jangan sampai ketika kita membeli apartemen, kemudian di tengah jalan pengembangnya bangkrut.
-- Ali Tranghada
Namun, rumusan itu ternyata tak hanya berlaku di Jakarta. Karena tingginya permintaan, entah karena kebutuhan investasi atau hanya mode, terus menanjak. Hingga kini jumlah apartemen di Indonesia mencapai 50.000 unit dan akan terus bertambah di tahun mendatang.
Memang, investasi di hunian vertikal terbilang masih menjanjikan. Bagi para investor ritel, tingginya permintaan apartemen bisa menjadi peluang meraup untung berlipat ganda.
Seperti instrumen investasi lainnya, berinvestasi di sektor apartemen juga tak imun dari risiko. Para investor perlu memperhatikan secara cermat potensi dan risikonya.
Pengamat properti Panangian Simanungkalit mengatakan, apabila ingin memperlakukan apartemen sebagai investasi jangka pendek, investor sebaiknya membeli aset properti itu di awal pembangunan atau di saat ground breaking. Sedangkan investor yang berorientasi jangka menengah bisa membeli apartemen setelah proyek selesai.
Di tahap konstruksi, menurut Panangian, harga apartemen cenderung lebih rendah atau berada di batas bawah. Tapi, begitu proyek apartemen rampung, harganya langsung menanjak. Investor juga perlu mencermati profil pengembang apartemen.
Tonny Eddy, President Director Tonny Eddy & Associates, menyarankan, investor memilih pengembang dengan rekam jejak bagus. Kalau pengembang tak bonafit, bisa-bisa proyek apartemen macet di tengah jalan, uang investor berisiko tak kembali.
"Jangan sampai ketika kita membeli apartemen, kemudian di tengah jalan pengembangnya bangkrut," tambah Direktur Eksekutif Indonesia Property Watch, Ali Tranghada.
Faktor lain tak kalah penting dalam memilih apartemen adalah lokasi. Berdasarkan lokasi, investor bisa menilai, kondisi pasar sewa apartemen, apakah bagus atau sebaliknya. Lokasi yang pas investasi apartemen adalah pusat perdagangan dan dekat kampus.
Di Jakarta, investasi aparteman yang berprospek cerah ada di sekitar Thamrin, Sudirman, Kuningan, Kasablanka, Dr Satrio, Plaza Semanggi, dan Plaza Senayan. Nilai tambah lainnya, di kawasan ini dekat pusat perbelanjaan dan tempat-tempat hiburan. (Fitri Nur Arifenie, Handoyo, Sandy Baskoro)
No comments:
Post a Comment