Senin, 13 Februari 2012 14:35 |
Perkembangan
sebuah iklim perusahaan atau organisasi untuk menciptakan perilaku yang
beretika dan bertanggung jawab membutuhkan upaya yang berkelanjutan dan
investasi berupa waktu dan tenaga serta sumber daya yang tak sedikit.
Sebuah kode tata perilaku, etika karyawan, program pelatihan dan
pemeriksaan etika serta tata perilaku tidak serta merta bisa membentuk
perilaku yang bertanggung jawab dan penuh etika dalam sebuah perusahaan.
Sebuah program etika formal bisa digunakan sebagai katalis dan sistem
pendukung tetapi integritas perusahaaan bergantung pada integrasi
prinsip-prinsip perusahaan ke dalam sistem pengelolaannya.
Berikut ini merupakan beberapa unsur kunci yang harus diingat oleh entrepreneur saat mengembangkan sebuah strategi yang etis.
- Prinsip dan komitmen yang menjadi
panduan bagi entrepreneur harus tidak bertentangan dengan akal sehat dan
bisa dikominikasikan dengan jelas. Prinsip dan komitmen tersebut harus
cerminkan kewajiban perusahaan yang penting dan aspirasi yang dimiliki
bersama yang menarik dan menyatukan anggota perusahaan. Para pegawai
dalam setiap jenjang harus mengedepankan hal ini, merasa nyaman untuk
berdiskusi tentang hal itu dan memiliki pemahaman yang konkret mengenai
manfaat praktisnya.
- Entrepreneur harus memiliki
komitmen dari dalam dirinya, memiliki kredibilitas, dan bersedia untuk
mengambil tindakan jika harus dihadapkan pada ancaman terlanggarnya
nilai dan prinsip yang mereka junjung. Mereka ini bukan hanya orang yang
bisa berbicara dan menggertak. Mereka harus bersedia untuk meneliti
dengan keputusan mereka sendiri. Konsistensi dalam sisi kepemimpinan
ialah sesuatu yang mutlak. Entrepreneur harus berpikir bahwa ia juga
bertanggung jawab untuk berani menegakkan konflik kewajiban dan
kepentingan.
- Nilai dan prinsip yang dianut
harus diintegrasikan ke dalam kanal-kanal kegiatan penting perusahaan:
inovasi perencanaan, alokasi sumber daya, komunikasi informasi dan
kemajuan dan promosi personel.
- Sistem dan struktur usaha harus
mendukung dan menegakkan prinsip-prinsipnya. Sistem informasi, misalnya,
harus didesain untuk memberikan informasi yang aktual dan akurat.
Pelaporan hubungan bisnis juga harus disusun untuk membangun sebuah
kesiembangan dalam praktik ‘check and balance’ untuk meningkatkan
penilaian objektif.
- Para pegawai di seluruh bagian
perusahaan harus memiliki ketrampilan, pengetahuan dan kompetensi
pengambilan keputusan yang dibutuhkan untuk membuat keputusan yang etis
setiap harinya. Pemikiran dan kesadaran teerhadap etika selayaknya
menjadi bagian dari ketrampilan setiap pegawai yang bekerja dalam suatu
perusahaan.
*)
diadaptasi dari Lynn Sharp Paine, “Managing for Organizational
Integrity,” Harvard Business Review” (Maret/April 1994): 106-17
|
http://ciputraentrepreneurship.com/tips-bisnis/174-rencana-bisnis/14355-merancang-strategi-bisnis-yang-etis.html
No comments:
Post a Comment