Thursday, July 28, 2011

SENTRA LELE

Peluang Usaha

Senin, 21 Februari 2011 | 14:07  oleh Dharmesta
SENTRA BENIH LELE SUKABUMI
Sentra benih lele Sukabumi: Kampung Sawah, pusat budidaya lele sangkuriang (1)
Jika Anda mencari benih lele untuk beternak, silakan datang ke Kampung Sawah, Sukabumi, Jawa Barat. Sentra yang telah ada sejak enam tahun lalu ini menjadi buruan peternak lele dari pelbagai daerah. Namun, sentra ini hanya menyediakan benih lele sangkuriang yang lebih cepat besar dan tahan bermacam penyakit.

Letak sentra benih lele Kampung Sawah tak jauh dari Pusat Pembenihan Ikan Air Tawar (PPIAT). Lokasinya berada di daerah perbukitan dengan jalan masuk yang belum beraspal. Tak heran, saat musim hujan, jalanan ini berlumpur.

Menurut Didin Sudrajat, peternak lele di Kampung Sawah sejak empat tahun lalu, sentra ini hanya menjual benih lele sangkuriang. Alasannya, lele jenis ini lebih cepat besar dan tahan penyakit dibandingkan dengan lele lainnya.

Saat ini, di Kampung Sawah ada sekitar 30 pembudidaya lele. Tapi, beberapa di antaranya merupakan investor yang menjalin kerjasama dengan penduduk lokal untuk mengelola kolam lele.
Yeyep, Ketua Kelompok Rahardja Sub Lele, menjelaskan, pembudidaya lokal di luar investor, biasanya mempunyai lima kolam dengan ukuran 4x8 meter. Namun, ada pula yang memiliki 10 kolam.

Yeyep yang dulunya seorang sopir bercerita, ketika pertama kali terjun di bisnis ini, ia hanya coba-coba saja. Tetapi, dia berhasil mengawinkan lele sangkuriang secara alami. Berawal dari situ, Yeyep pun mulai serius menekuni usaha budidaya lele ini.

Kala itu, baru ada tiga orang, termasuk Yeyep, yang menggeluti usaha ini. Mereka menggunakan perlengkapan seadanya, seperti plastik transparan dan terpal.

Lantaran masih coba-coba, hasilnya pun kurang menggembirakan. Namun, usaha ini menarik perhatian Ibeng, warga setempat yang kebetulan juga pegawai PPAT. Padahal, di PPAT biasanya budidaya lele dilakukan lewat injeksi.

Setelah mengetahui potensi budidaya lele sangkuriang, Ibeng lalu merekomendasikan penyuluhan dan bimbingan pemeliharaan lele di Kampung Sawah. Ia mengajak pemuda yang masih menganggur untuk ikut membudidayakan lele.

Sayang, hanya ada empat pemuda yang tertarik. Lalu, Ibeng memberi mereka induk lele sangkuriang.

Dengan pengelolaan yang benar, seperti penggunaan terpal dan pengaturan jumlah air yang tepat, induk lele ini mampu menghasilkan benih 10.000 hingga 20.000 ekor per kolam berukuran 4x8 m. Mereka pun mulai menjual benih lele ini.

Harga benih lele tergantung ukurannya. Benih berumur 20 hari dengan ukuran 2-3 cm, dijual seharga Rp 30 per ekor. Sedangkan, benih lele dengan umur sebulan dan memiliki ukuran 3-5 cm, dilego seharga Rp 60. Benih yang sudah berumur 48 hari, dengan ukuran 5-7 cm dibanderol Rp 110.

Setelah mengetahui budidaya lele menguntungkan, banyak orang yang terjun ke usaha ini. Ikhsan Muluk, salah satunya. Asal tahu saja, sebelum terjun di usaha penjualan benih lele, ia bekerja sebagai mekanik di sebuah bengkel.

Ikhsan pun mengubah haluan usaha menjadi peternak ikan berkumis ini. Dengan usaha barunya itu, ia bisa meraih omzet hingga Rp 1 juta seminggu.

Kini, selain menjual benih lele di Kampung Sawah, beberapa peternak sudah merambah ke daerah Serang, Bogor, dan Cianjur. Bahkan, ada yang mampu menjual benih hingga Lampung, Kalimantan, dan Batam.

Selasa, 26 Juli 2011 | 16:15  oleh Fahriyadi
SENTRA PEMBENIHAN LELE SANGKURIANG, BOGOR
Sentra lele Bogor: Lokasi menunjang, omzet menjulang (2)
Tingginya konsumsi ikan lele membawa berkah bagi pembudi daya benih lele sangkuriang di Cibeureum, Bogor. Mereka kebanjiran pesanan benih dari usaha pembesaran ikan lele. Dalam sebulan, ada pembudi daya benih lele mampu mendulang omzet hingga Rp 60 juta.

Warga Bogor, Jawa Barat, sudah mengenal baik kawasan Cibeureum yang masuk wilayah kelurahan Mulya Harja itu. Jika Anda ingin berkunjung ke sana, warga setempat bahkan dengan senang hati menunjukkan lokasi sentra budi daya benih lele sangkuriang itu.

Tetapi sentra pembenihan lele itu tidak seperti sentra lainnya dengan lokasi usaha yang saling berdekatan. Pembenihan lele di Cibeureum itu tersebar dan terpisah di beberapa lokasi.

Setiap pembudi daya memiliki kolam pembenihan dengan jarak satu sama lain bisa sejauh ratusan meter. Namun begitu, mereka masih berada di satu desa, yakni desa Cibeureum.

Sentra ini tentu juga sudah sangat dikenal para pembudi daya pembesaran lele. Apalagi, setiap pembudi daya sudah memiliki pelanggan tetap untuk belanja benih. "Benih lele sangkuriang menjadi incaran pembudi daya pembesaran," kata kata Ade Mulyadi, salah satu pembudi daya benih lele Sangkuriang.

Ade juga mengklaim, benih lele di Cibeureum lebih unggul ketimbang benih dari daerah lain. Sebab, benih lele sangkuriang berkembang pada temperatur udara yang sejuk, ditambah dengan pasokan air yang berkualitas.

Kolam budi daya milik Ade saat ini sudah mampu menghasilkan 400.000 benih per bulan. Benih sebanyak itu berasal 17 indukan. Namun begitu, Ade mengaku masih kewalahan untuk memenuhi permintaan yang datang tidak hanya dari Bogor, tapi dari Jawa Timur.

Jika permintaan tidak bisa dia penuhi, pria berusia 34 tahun itu akan mencari bibit ke tempat lain. "Tidak semua pesanan bisa saya penuhi," kata Ade yang sekarang fokus menaikkan produksi.

Kendala dalam menekuni bisnis pembenihan adalah proses pengiriman benih terutama untuk luar kota. Selain biaya mahal, waktu pengiriman yang lama bisa meningkatkan risiko kematian benih. "Terkadang biaya pengiriman lebih mahal dari harga lele," keluh Ade.

Namun begitu, Ade melihat usaha budi daya benih lele memiliki peluang yang cerah. Apalagi, pemerintah gencar kampanye peningkatan produksi lele akibat naiknya konsumsi lele. Untuk Bogor saja, konsumsi lele per hari mencapai 15 ton-20 ton.

Kenaikan permintaan lele membuat pembudi daya pembesaran lele juga menaikkan produksi. Nah, kenaikan produksi itulah yang mendongkrak kebutuhan benih lele.

Dari banyak jenis benih lele, Ade memilih membenihkan lele sangkuriang. Selain waktu pembesaran lebih cepat, lele sangkuriang juga mudah dalam perawatan sehingga ongkos pembesaran pun menjadi lebih hemat.

Untuk harga, Ade menjual benih lele Rp 140 per ekor. Dengan produksi 400.000 ekor benih lele, ia mendulang omzet Rp 60 juta dengan laba bersih Rp 15 juta per bulan. "Omzet mesti dipotong biaya pakan 30% dan juga gaji tujuh karyawan," kata Ade.

Pembudi daya lele sangkuriang lainnya, Supardi Badriawan, mengaku saban bulan bisa mengantongi Rp 10 juta. Padahal, dia hanya bisa memproduksi 100.000 ekor benih setiap bulan.

Laki-laki yang akrab dipanggil Upad mengaku, pendapatannya sekarang lebih besar ketimbang menjadi perajin sandal. "Meski harga pakan naik, tapi keuntungan saya lebih baik daripada produksi sandal," kata Upad.
Rabu, 27 Juli 2011 | 15:16  oleh Fahriyadi
SENTRA PEMBENIHAN LELE SANGKURIANG, BOGOR
Sentra lele Depok: Menjadi tempat belajar pembenihan (3)

Lele Sangkuriang ternyata tak hanya populer di Bogor saja, tetapi sudah merambah ke luar Kota Hujan itu. Selain petani pembesar yang datang ke Cibeureum untuk mencari benih lele, banyak juga warga yang datang ke Cibeureum sekadar belajar pembenihan lele sangkuriang.

Selain menjadi tempat yang menjanjikan untuk memperoleh benih lele berkualitas, di sentra pembenihan lele sangkuriang ini juga bisa menjadi belajar bagaimana cara membudidayakan lele jenis unggul ini.

Supardi Badriawan, salah satu pembudi daya benih lele di Cibeureum mengaku kerap diminta untuk mengajarkan cara budi daya lele. "Jumlah yang belajar, sih, tidak tentu tapi pasti ada saja yang datang untuk minta diajari cara budi daya lele," ujarnya.

Ia menjelaskan rata-rata yang datang untuk belajar utusan kelompok petani lele yang tertarik mengembangkan lele sangkuriang di daerahnya. "Mereka diutus untuk belajar di sini," katanya. Kebanyakan petani yang belajar ke Cibeureum berasal dari luar Jawa Barat.

Selain petani lele, murid Supardi juga dari kalangan mahasiswa, terutama mahasiswa jurusan perikanan dan mahasiswa pertanian. Mereka sengaja datang ke Cibeureum untuk belajar membudidayakan lele sekaligus berlibur. "Mereka datang dari berbagai daerah mulai dari Jawa Tengah, Jawa Timur, hingga wilayah Kalimantan," ungkap Supardi, senang.

Rekan Supardi sesama pembudi daya benih lele, Ade Mulyadi, menambahkan, popularitas budi daya benih lele sangkuriang di desanya membawa manfaat yang baik bagi petani pembudi daya. Selain mendapat untung dari berjualan benih, para petani juga mendapatkan keuntungan lain berupa uang tambahan dari hasil mengajar itu. Dan tak kalah pentingnya, "Desa kami jadi terkenal seantero negeri," ujar Ade, bangga.

Baik Supardi maupun Ade menerapkan tarif yang sama untuk kursus kilat pembudidayaan lele ini, yaitu sebesar Rp 3 juta untuk selama tiga hari belajar. Ade menjelaskan, biaya belajar tentang pembenihan lele itu memang tak murah. Maklum, pelajaran yang diberikan Supardi maupun Ade 90% adalah praktik lapangan yang butuh biaya lebih besar daripada proses belajar di kelas.

Lagi pula, "Belajar pembenihan itu jauh lebih repot ketimbang belajar pembesaran. Karena itu dalam praktik selama tiga hari, para peserta harus sungguh-sungguh," jelasnya.

Salah satu pelajaran paling penting dalam budi daya pembenihan adalah proses perkawinan antarinduk hingga akhirnya menjadi larva. Larva inilah cikal bakal benih lele yang mempunyai nilai ekonomis. "Semua mekanisme itu butuh waktu dan ketekunan. Sedangkan kalau proses pembesaran lebih santai karena hanya memberi pakan. Setelah itu tunggu panen," imbuhnya.

Karena itu, kalau ada yang belajar proses pembesaran, Ade dan Supardi kompak menyatakan, mereka tak akan memungut biaya alias gratis.
Kedua pembenih lele sangkuriang itu mengungkapkan, sejatinya, sosok yang memiliki andil besar dalam mempopulerkan lele sangkuriang adalah Nasrudin, warga Mega Mendung, Kabupaten Bogor. Dialah yang pertama kali membudidayakan lele sangkuriang. Karena itu, warga Cibeureum, terutama para pembenih lele, menyebut Nasrudin sebagai Bapak Lele Sangkuriang.

Di kalangan pembenih, Nasrudin adalah sosok yang baik. Dia tak segan berbagi ilmu bagaimana membenihkan lele hingga membesarkan lele dengan baik. "Termasuk pada kami ini," ujar Ade.

sumber:
http://peluangusaha.kontan.co.id/v2/read/1298272046/59475/Sentra-benih-lele-Sukabumi-Kampung-Sawah-pusat-budidaya-lele-sangkuriang-1
http://peluangusaha.kontan.co.id/v2/read/1311671709/73822/Sentra-lele-Bogor-Lokasi-menunjang-omzet-menjulang-2
http://peluangusaha.kontan.co.id/v2/read/peluangusaha/73930/Sentra-lele-Depok-Menjadi-tempat-belajar-pembenihan-3

No comments:

Post a Comment