Tuesday, May 31, 2011

Faktor Penentu Keberhasilan Usaha Kuliner


PDF Cetak E-mail
Senin, 30 Mei 2011 16:53
usaha_kuliner98Bisnis kuliner terbukti masih merajai pasar, dan masih menjadi pilihan utama entrerpeneur pemula. Jika Anda berminat mencoba bisnis di bidang kuliner, sebaiknya pahami lebih dahulu lima faktor yang menentukan keberhasilan usaha makanan. Berikut faktor keberhasilan berbisnis kuliner:

1. Kualitas makanan

Hal ini berkaitan dengan rasa dan bahan baku makanan. Selain enak, makanan yang ingin Anda sajikan juga harus aman dikonsumsi bagi kesehatan.

2. Tempat

Selain strategis, Anda perlu mempertimbangkan target konsumen yang dituju.

3. Persepsi

Hal ini berkaitan dengan simbol atau ciri yang digunakan dalam eksterior dan interior, kemasan makanan, dan pelayanan terhadap konsumen. Cara ini akan memudahkan orang mengingat dan datang kembali.

4. Promosi

Selain lewat internet, brosur, papan iklan, ada cara promosi lain yang lebih jitu. Promosi dari mulut ke mulut lebih jitu menarik pasar. Karenanya, pebisnis kuliner perlu menjaga kualitas makanan dan pelayanan. Masyarakat cenderung lebih memercayai kualitas yang diakui oleh pelanggannya.

5. Standar Operational Procedure (SOP)

SOP mencakup faktor pelayanan, menu dan penyajian. Sebaiknya ketiga faktor ini disesuaikan dengan standar yang berlaku. (*/Kompas)

Sumber:
http://ciputraentrepreneurship.com/tips-bisnis/174-rencana-bisnis/8608-faktor-penentu-keberhasilan-usaha-kuliner.html

Monday, May 23, 2011

Kiat Sukses Merintis Bisnis

Views :2088 Times PDF Cetak E-mail
Senin, 23 Mei 2011 09:32
memulai_bisnis2Era pasar bebas di Indonesia membuat semua orang bisa bebas keluar masuk negara ini untuk mencari keuntungan. Namun, efek yang mengkhawatirkan adalah peluang kerja yang semakin sempit jika kita tidak memiliki keahlian apapun. Tidak perlu khawatir, jangan dulu berkecil hati, karena masih banyak peluang usaha yang bisa menjamin, salah satunya dengan jalan wirausaha.

Untuk sebagian orang memulai bisnis sendiri adalah hal yang sulit dan menakutkan. Belum-belum sudah stres, karena memikirkan apa yang akan dijadikan bidang usaha dan bagaimana pengelolaannya.

Sebenarnya memulai bisnis sendiri bukanlah hal yang menakutkan dan sulit jika Anda mengetahui seluk beluk dan trik untuk menjalaninya. Bahkan jika Anda benar-benar bekerja keras bukan tidak mungkin nantinya mendapatkan sukses besar.

Berikut beberapa kiat yang bisa dilakukan saat merintis bisnis:

1. Sebelum memulai, tulis rencana bisnis terlebih dahulu. Meliputi perencanaan keuangan, lokasi, pangsa pasar dan lainnya. Ini akan membantu menghindari membengkaknya hutang saat bisnis berjalan. Perencanaan bisnis juga dapat membantu Anda dalam melakukan riset untuk bisnis yang akan dijalankan. Jika perlu jangan malu untuk bergabung dengan asosiasi wirausaha yang saat ini banyak berkembang.

2. Pikirkan apa yang akan Anda jual ke konsumen. Pilihlah hal yang disukai, walaupun hal itu bersifat konvensional namun jika Anda kreatif , cepat tanggap dan 'lentur' dalam menyesuaikan keinginan pasar, Anda tak perlu takut kehilangan konsumen. Karena jika Anda menikmati bukan saja hal tersebut bisa mendatangkan uang, tapi juga membawa kebahagian untuk Anda sendiri.

3. Mulailah bisnis saat Anda masih bekerja. Saat itu Anda masih mempunyai simpanan uang yang bisa dikelola menjadi besar. Jika merugi Anda masih bisa menghidupi diri sendiri.

4. Ajaklah seseorang yang bisa dipercaya untuk menjadi mitra bisnis Anda. Bisa dari keluarga ataupun teman. Dibutuhkan keterbukaan yang sangat ekstra dalam hal ini, karena jika tidak Anda yang akan merugi.

5. Banyak belajar. Jangan cepet puas dengan pengetahuan yang dimiliki sekarang. Justru kegagalan dari bisnis pribadi itu disebabkab oleh kurangnya pengetahuan dalam menjalankannya. Banyak hal yang bisa Anda lakukan untuk memperdalam pengetahuan. Misalnya dengan mengikuti keanggotaan wirausaha, banyak membaca buku mengenai kiat dan profil orang-orang yang sukses berwirausaha, hingga meminta bantuan kepada professional.

6. Sejak awal berbisnis, Anda harus komenitmen dengan apa yang sudah dimulai. Caranya adalah dengan menjadi profesional dalam berbisnis. Misalnya membedakan alamat email kantor atau pribadi dengan alamat email untuk berbisnis. Jika Anda memilih usaha di rumah, persiapkan satu tempat khusus untuk mengelola bisnis. Termasuk memperlakukan para pegawai secara profesional juga.

7. Saat berbisnis pintar-pintarlah untuk mendapatkan uang tambahan dari berbagai investor. Untuk itu Anda dituntut untuk cerdas dalam segala hal. Selain itu gunakanlah uang untuk membayar semua kewajiban, diantaranya pajak, gaji karyawan, asuransi, registrasi, dan lain-lain.

Sumber:
http://ciputraentrepreneurship.com/tips-bisnis/47-memulai-bisnis/8408-kiat-sukses-merintis-bisnis.html

Saturday, May 21, 2011

7 Kunci Sukses Ciputra di Pembangunan Jaya

Views :3366 Times PDF Cetak E-mail
Sabtu, 21 Mei 2011 17:46
pakci0911Kesuksesan adalah dambaan setiap orang tetapi hanya segelintir yang mampu mencapainya. Dan Dr. (HC) Ir. Ciputra bisa dikatakan adalah salah satu sosok yang mampu meraih kesuksesan. Kesuksesannya itu dirintis sejak 5 dekade yang lalu, tepatnya tahun 1961. Pak Ci, demikian entrepreneur ini sering disapa, pertama menapakkan kaki di dunia entrepreneurship dengan menjalani bisnis bersama teman-temannya dalam Grup Jaya.

Di awal perkembangannya, Grup Jaya masih sebuah perusahaan kecil dengan aset yang belum seberapa besar. Para eksekutifnya  pun masih bergaya hidup sederhana. Bahkan Pak Ci, sebagai seorang profesional, kala itu tidak segan untuk memakai sepasang kaos kaki yang bolong saat meninjau rumah-rumah real estate yang dibangun Grup Jaya. Namun, berkat keteguhan dalam memegang prinsip entrepreneurship semua profesional muda itu tetap bekerja dengan kemapanan finansial yang belum stabil dan gaya hidup yang relatif sederhana.

Pak Ci sendiri memiliki serangkaian kunci sukses dalam mengembangkan Grup Jaya dari nol hingga seperti yang kita ketahui sekarang. Apa saja kunci-kunci  sukses itu? Berikut ialah tujuh kunci sukses dari beliau yang patut diketahui oleh para entrepreneur muda Indonesia. Semua kunci sukses ini menjadi tolok budaya perusahaan (corporate culture) yang dipegang teguh oleh semua jajaran profesional dan pegawai Pembangunan Jaya.

Layani masyarakatLayanan masyarakat menjadi sebuah prioritas pertama. Masyarakat harus dilayani sebaik mungkin. Bahkan jika mungkin dan bisa, kita harus berikan melebihi apa yang masyarakat berikan pada kita. Sebuah contoh konkret dari prinsip pelayanan masyarakat ini ialah saat seorang penghuni rumah baru mendapati kualitas rumah huniannya tidak sebagus yang dijanjikan. Grup Jaya tidak hanya segera memperbaiki tetapi juga memberikan solusi saat kualitas yang dinikmati konsumen memang tidak seperti yang diharapkan. Saat mengeluh untuk kedua kalinya, konsumen tersebut kembali . Singkatnya, bekerja dengan sungguh-sungguh demi mempersembahkan produk terbaik bagi masyarakat merupakan sesuatu yang sangat ditekankan.

Tidak hanya berhenti sampai di situ, layanan masyarakat juga hendaknya menyentuh level yang lebih tinggi, yaitu harus ditujukan juga untuk membangun bangsa dan negara. Bagaimana caranya? Yaitu dengan mendirikan sebuah perusahaan yang mampu memberikan lapangan kerja bagi warga Indonesia dan selalu menaati peraturan yang berlaku seperti pembayaran pajak dan sebagainya.
Cetak untung
Pak Ci menempatkan tujuan ekonomi sebagai kunci suksesnya yang kedua. Pada dasarnya memang tidak ada lagi perusahaan yang didirikan tanpa motif mencari untung. Keuntungan harus diperoleh untuk menjamin pertumbuhan dan keberlangsungan operasional perusahaan serta menjamin kebutuhan para pemegang saham serta karyawannya. Laba juga harus didapatkan untuk bisa mewujudkan keenam kunci sukses lainnya. Tanpa mendapat keuntungan, keenam kunci sukses lain tidak mungkin tercapai.

Menurut Pak Ci, sebuah perusahaan tidak perlu merasa gengsi dalam membangun sebuah proyek dan merasa terlalu besar atau hebat. Kerugian yang diakibatkan sebuah proyek besar dan hebat tidak perlu dialami sebuah perusahaan jika pengendali usaha bisa menyingkirkan keinginan untuk mempertahankan gengsi. “Karena itulah, kami tak pernah malu mengatakan bahwa Pembangunan Jaya adalah sebuah perusahahaan yang mencari untung,” tambah Pak Ci.

Dalam praktik manajemen keuangan, analisis rasio mengenai laba ialah rumus-rumus yang wajib dikuasai oleh semua pimpinan usaha dalam sebuah kelompok perusahaan.

Kembangkan SDM

Sebagai penganut teori Z, wajar jika Pak Ci menempatkan pengembangan sumber daya manusia sebagai kunci suksesnya yang ketiga. Sumber daya manusia bukan hanya alat untuk mencapai tujuan tetapi tujuan itu sendiri justru adalah meningkatkan nilai SDM.  SDM harus dapat dilihat tidak hanya sebagai alat produksi, tetapi sebagai sebuah kelompok manusia yang diajak ke bergabung dalam perusahaan sebagai suatu keluarga besar dan berkembang bersama untuk meningkatkan harkat dan kesejahteraan mereka. Meskipun begitu, bukan berarti karyawan bisa bermanja-manja, karena pada gilirannya memanjakan karyawan akan berakibat kurang baik pada pengembangan watak mereka.

Harkat hidup di sini tidak hanya didefinisikan sebagai pemberian jumlah gaji yang pantas karena sebagai seorang individu, karyawan juga perlu untuk mengaktualisasikan dirinya dan keleluasaan untuk bisa membuktikan kompetensi yang ia miliki. Suasana kondusif seperti ini secara kontinu ditumbuhkan dan dipelihara dalam lingkungan kerja.

Pengembangan SDM yang dilakukan juga memperhatikan unsur keluarga. Keluarga yang bahagia akan menghasilkan orang-orang yang melakukan pekerjaannya dengan bahagia dan penuh gairah.

Kokohkan organisasi

Pengokohan organisasi menjadi kunci sukses berikutnya. Senada dengan teori McKinsey yang menyatakan bahwa organisasi terbentuk atas kesamaan pandangan hidup, sasaran, jalan pikiran dan nilai-nilai yang semuanya membentuk suatu budaya perusahaan (company culture). Banyak perusahaan gagal karena absennya unsur kesamaan ini. Seorang karyawan masuk dengan tujuan mengumpulkan uang sebanyak mungkin sedangkan karyawan lain memiliki motif untuk memupuk karir yang kemudian ia bisa alihkan ke perusahaan lain.

Kendalikan mutu

Pengendalian mutu tentu tidak dapat lagi diabaikan sebagai elemen kunci sukses mengingat situasi kompetisi yang makin tajam dan ketat. Di lingkungan Pembangunan Jaya, kualitas yang dimaksud bukan hanya kualitas produk yang dihasilkan tetapi yang lebih penting ialah kualitas manusia  yang menghasilkan produk itu. Pofesionalisme menjamin keberlangsungan prestasi kerja yang tercermin dari mutu produknya. Seklai lagi ini menunjukkan bahwa kunci ini berorientasi  secara konsisten  terhadap Teori Z.

Jaga produktivitas dan efisiensi

Kunci berikut ialah  produktivitas dan efisiensi yang secara makro sering menjadi semboyan yang penerapannya perlu dicermati. Dunia sebetulnya sedang menghadapi bahaya besar saat di satu sisi manusia menjadi semakin produktif tetapi di sisi lain tingkat konsumsi tidak naik sepesat itu. Dunia bisa menghadapi sebuah situasi kelebihan suplai karena produktivitas manusia terlalu tinggi dibandingkan konsumsinya.

Situasi seperti ini telah lama dirasakan oleh Pembangunan Jaya. Misalnya di bidang real estate mereka bisa meningkatkan produksi rumah-rumah yang dibuatnya sampai 20% setahun dengan sumber daya yang sama. Pertanyaannya sekarang ialah “apakah masyarakat yang menjadi konsumen rumah-rumah tersebut naik juga sebanyak 20% per tahun?” Inilah yang menjadi sebuah kekhawatiran yang patut diwaspadai oleh tak hanya Pembangunan Jaya, tetapi juga semua bisnis pada umumnya.

Berinovasi dan berkreasi

Yang terakhir tetapi tidak kalah pentingnya ialah inovasi dan kreativitas. Dengan semakin dinamisnya perkembangan jaman, akan selalu muncul produk-produk baru di pasaran yang membuat produk-produk sebelumnya menjadi ketinggalan. Tanpa inovasi akan sangat sukar bagi suatu perusahaan untuk mempertahankan keberadaannya. Inovasi mencakup berbagai aspek seperti produksi, teknologi, manajemen, dan sebagainya.

Kreativitas setiap individu merupakan sarana yang membuat para manajer mampu, siap, tabah dan berani melakukan perubahan, baik di bidang produksi dan manajemen.

Sekalipun Pak Ci hampir selalu  menggunakan kesempatannya berpidato di depan karyawan untuk menjelaskan ketujuh kunci sukses tetapi ia belum pernah menginstruksikan pengadopsian konsep itu sebagai  filosofi perusahaan.

*) disarikan dari "Tantangan jadi Peluang: Kegagalan dan Sukses Pembangunan Jaya Selama 25 Tahun" oleh Bondan Winarno

Sumber:
http://www.ciputraentrepreneurship.com/profil/entrepreneur/8389-7-kunci-sukses-ciputra-di-pembangunan-jaya.html

Thursday, May 19, 2011

Suparyoto, Sang Pencetus Kopi Organik

PDF Cetak E-mail
Rabu, 18 Mei 2011 09:27
Saat sebagian pihak masih berkutat dengan upaya peningkatan produksi, Suparyoto sudah berupaya memperbaiki kualitas produksi kopi. Saat pasar dunia meributkan dampak budidaya pertanian berbahan kimia, dia telah berpikir untuk menghasilkan produk pertanian ramah lingkungan.

kopi_lampungSeluruh upaya itu terwujud dalam bentuk budidaya pertanian kopi robusta organik di Desa Gunung Terang, Kecamatan Way tenong, Lampung Barat. Kawasan berudara sejuk dengan ketinggian 700 meter di atas permukaan laut ini berbatasan dengan kawasan hutan lindung Register 45B Bukit Rigis.

Suparyoto adalah Ketua Gabungan Kelompok Tani Hulu Hilir Desa Gunung Terang, Kecamatan Way Tenong, Lampung Barat. Maka, pada waktu-waktu tertentu ia mengadakan pertemuan dengan sejumlah pengurus kelompok tani tersebut. Misalnya, ketika mereka memutuskan menggunakan mesin pemotong rumput untuk membasmi rumput yang banyak tumbuh di bawah tanaman kopi. "Mesin itu diharapkan bisa menjadi pengganti obat kimia pembasmi rumput," ujar Suparyoto, atau Pak Par, panggilannya.

Dari Semarang, Jawa Tengah, Suparyoto datang ke Gunung Terang pada 1994, menyusul orangtuanya yang menjadi petani. Di sini ia mendapati penghidupan warga desa yang umumnya miskin. Mereka menggantungkan hidup dari hutan karena kopi hanya dipanen sekali setahun. Akibatnya, daya dukung hutan terus menurun. Dia lalu membentuk kelompok tani. "Dalam pikiran saya, kelompok tani akan memampukan petani di Gunung Terang untuk mengakses pasar dan sarana pertanian," ujar Suparyoto yang juga mengajari warga menanam pisang di antara tanaman kopi, selain menanam sayuran atau empon-empon, untuk menambah pendapatan.

Pada September 2000 terbentuk kelompok tani Tunas Enggal dan dua kelompok hutan kemasyarakatan (HKm).Kelompok HKm dibentuk untuk merespons surat keputusan Menteri Kehutanan mengenai pengelolaan hutan bersama masyarakat. Lewat HKm, warga setempat diizinkan mengelola hutan Bukit Rigis yang rusak, sekaligus untuk menyelamatkannya. Sedangkan Tunas Enggal dibentuk untuk mempermudah akses pasar dan memperkuat kelembagaan petani. "Saat itu kami mendapat pendampingan dari Watala, lembaga pendampingan masyarakat yang bergerak di bidang pelestarian lingkungan," ujarnya.

Pendorong untuk beralih pada budidaya organik muncul ketika pada tahun 2003-2004 petani kesulitan mendapatkan pupuk kimia. Bersama Watala, Suparyoto mengajak warga memakai kotoran kambing dan kompos sebagai ganti pupuk kimia.

Petani yang tergabung dalam HKm dan Tunas Enggal lalu diajari membuat pupuk organik dari kotoran kambing dan dedaunan. Suparyoto menjadikan kebun kopinya sebagai contoh kebun organik. Menggunakan pupuk organik, mendorong dia membuat perbandingan sebagai evaluasi sekaligus daya tarik. Bila menggunakan pupuk kimia campuran, petani membutuhkan 1,5 ton-2 ton pupuk per tahun. Ditambah biaya tenaga kerja, petani harus mengeluarkan ongkos lebih dari Rp 5 juta per tahun. Sedangkan dengan pupuk organik, petani bisa menghemat biaya pemeliharaan kebun hingga 30 persen.

Namun, dibandingkan dengan penggunaan pupuk kimia yang kecil jumlahnya, petani membutuhkan setidaknya 6 ton pupuk organik per hektar per tahun. Beruntung ada bantuan kambing dari Heifer Internasional Indonesia, Watala, dan Dinas Peternakan Lampung Barat untuk memenuhi kebutuhan bahan pupuk organik. Kebun kopi yang dikelola dengan pupuk kimia bisa menghasilkan 1,5 ton biji kopi per hektar, sedangkan kebun kopi organik pada tahun pertama hanya menghasilkan 900 kilogram per hektar. "Sayangnya, petani tidak berpikir, pupuk kimia membuat tanah bergantung pada obat penyubur itu. Coba tidak dipupuk selama empat tahun berturut-turut, tanah pasti tidak produktif. sedangkan pupuk organik dapat menjaga tingkat kesuburan dan unsur hara tanah," ujarnya.

Meski begitu, Suparyoto terus memberikan pengertian kepada petani. Soal penurunan produksi hingga 60 persen dari produksi normal dengan pupuk kimia, misalnya, ia berusaha meyakinkan bahwa itu hanya produksi awal. "Ini bentuk adaptasi tanah dan tanaman. kalau pupuk kandang digunakan terus-menerus, produksi kembali normal." Perlahan usahanya menampakkan hasil. Bidang tanah yang diberi ppuk organik bertambah menjadi sekitar 8 hektar. Produksi pun meningkat sampai 1,2 ton per hektar. Suparyoto juga mengajari petani melakukan pascapanen dengan benar, misalnya dengan petik merah dan penjemuran di lantai jemur atau terpal. "Ini menjadikan cita rasa kopi lebih enak dan terjaga," ujarnya.

Dari sekitar 900 petani kopi, baru puluhan orang yang mengerjakan tanahnya dengan pupuk organik. Suparyoto berharap, seiring dengan berjalannya waktu, jumlah petani kopi organik terus bertambah. Salah satu upaya dia adalah memberikan penjelasan tentang dampak kopi organik bagi kesahatan. "Saya bilang kepada teman-teman, kopi yang dibudidayakan secara organik itu tak mengandung residu obat kimia tinggi," katanya.

Di sini, yang beruntung tak hanya petani, tetapi juga konsumen, dan dalam jangka panjang lingkungan pun tidak tercemar. Dengan pemikiran itu, Suparyoto yakin suatu hari nanti kopi organik Gunung Terang dapat memenuhi syarat perdagangan kopi internasional, yakni ramah lingkungan. "Saya ingin menjadikan Gunung Terang sebagai kawasan kopi organik. almpung adalah etalase kopi nasional, kenapa tidak ada kekhususan pada produk kopinya supaya bisa dikenal seperti kopi toraja atau kopi gayo," ujarnya.

Sayang eksportir kopi lampung umumnya masih mengandalkan peningkatan produksi, belum kualitas. Itulah salah satu sebab harga jual kopi organik sama dengan kopi yang memakai pupuk kimia. Untuk mengatasinya, Gabungan Kelompok Tani Hulu Hilir bekerja sama dengan Watala mendirikan Warung Organik sebagai upaya pemasaran sendiri. Melalui warung ini, sebanyak 5-7 ton kopi organik Gunung Terang setiap tahun diproses, dikemas, dan dipasarkan ke Bandar Lampung, Medan, sampai Bogor, Jawa Barat. Selain itu, upaya Suparyoto menghasilkan kopi organik juga dipelajari oleh petai kopi dari Bengkunat, Lampung Barat, Ulu Belu Tanggamus dan Tanjung Raja, Lampung Utara, serta Sendang Agung dan Sendang Asih, Lampung Tengah. (*/Kompas Cetak)
Sumber:
http://www.ciputraentrepreneurship.com/agrobisnis/8286-suparyoto-sang-pencetus-kopi-organik.html

10 Kiat Bertahan di Masa Resesi

Views :1979 Times PDF Cetak E-mail
Kamis, 19 Mei 2011 14:20
resesi_90Hampir setiap usaha bisa dipastikan pernah mengecap dampak kurang mengenakkan dari resesi ekonomi. Tidak ada yang bisa menghindar. Penyebab utamanya bisa ditemukan di mana saja dan memiliki efek berantai yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya.

Beberapa pemilik bisnis kecil menengah yakin bahwa mereka telah mengalami yang terburuk namun mereka merasa berhasil melewatinya hanya dengan melakukan upaya sekadarnya. Akan tetapi, tidak demikian adanya. Tantangan dengan tingkat kesulitan lebih tinggi masih akan ada di masa datang.

Taklukkan kelesuan Selama masa lesu, mudah bagi orang untuk bersikap panik. Kepanikan yang terdorong oleh ketakutan dan tidak berdasarkan pada kenyataan (tetapi lebih pada emosi belaka) memiliki kekuatan yang dahsyat yang bisa digunakan untuk mengubah arah jalannya bisnis secara keseluruhan. Namun pantaskah Anda menyerah pada kepanikan dan mengangkat tangan dan menghancurkan diri sendiri dengan lebih cepat?

Ada hal lain yang bisa Anda lakukan selain berkubang dalam kepanikan. Kita menghadapi perubahan dan perubahan ialah sebuah peluang untuk meraih kemajuan. Kini Anda bisa memilih untuk memanfaatkan perubahan tersebut atau hanya akan membiarkan diri Anda terhambat olehnya.

Memilih dengan bijak dan nikmati hasilnya esok hari. Ini bukan cuma bagaimana menyesuaikan harga, Anda juga harus menyebarluaskan perbedaan, memberitahukan orang mengapa mereka harus membeli di tempat Anda, memberikan nilai tambah, bukannya diskon, dan menyaksikan bisnis Anda semakin berkembang di tengah pasar yang tidak bergairah.

Jadilah pemimpin, maka orang lain akan mengikuti Anda dengan sendirinya. Sebagai pemilik usaha kecil, Anda bisa mengajukan cara mengatasi resesi yang mencekam ini. Mulailah dengan karyawan Anda, kemudian para vendor, dan dukunglah konsumen serta daerah pemasaran Anda. Sebarkan berita baik dan setiap orang akan berlomba mengikuti Anda.

Di bawah ini ialah 10 kiat yang bisa dicoba untuk membantu Anda terus bertahan dan sukses dalam perekonomian yang tidak bisa ditebak:

1. Evaluasi dan hilangkan utang berlebihan

Jika pemasukan Anda telah menurun, Anda mungkin tidak bisa lagi membiayai layanan yang sebelumnya menjadi langganan Anda. Jangan menunda penyelesaian utang apapun yang bisa dilunasi dengan segera.

2. Kencangkan ‘ikat pinggang’

Bila Anda belum siap untuk berhemat secara besar-besaran, kurangi biaya sampingan dan pengeluaran utama Anda. Anda masih dapat mengeluarkan jumlah yang sama asalkan mampu untuk meningkatkan produktivitas dengan lebih baik lagi.

3. Catat keuangan dan mulai dari sekarang

Instal sebuah sistem indikator penting untuk mencatat kegiatan bisnis dan memiliki laporan keuangan yang dikeluarkan dalam periode bulanan, mingguan bahkan harian. Lacaklah profitabilitas per pekerjaan, per minggu, per klien, per produk. Gunakan indikator-indikator tersebut untuk fokus kepada produk-produk atau layanan yang paling menguntungkan. Singkirkan hal-hal yang paling kecil mendatangkan keuntungan.

4. Kurangi inventarisasi dan biaya tambahan dengan cara apapun

Carilah barang-barang yang nilainya relatif lebih stabil. Di sinilah uang Anda tersimpan, yaitu dalam bahan-bahan bangunan, perabot, tenaga kerja, dan sebagainya. Semuanya bisa diubah menjadi uang tunai  jika diperlukan dan setelah piutang diterima. Ini bisa berakibat pada kekurangan dana dalam bentuk tunai.

5. Latihlah staf Anda

Jika setiap pekerjaan atau tugas dipelajari oleh setidaknya satu orang selain staf yang bertanggung jawab, saat orang yang bertanggung jawab tersebut berhalangan dengan alasan apapun, staf lainnya yang telah dilatih tersebut bisa menggantikannya sehingga pekerjaan tidak terhambat. Dan produktivitas tetap bisa terpelihara meskipun  terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Proses produksi yang lebih mulus, produktivitas yang lebih tinggi dan pelanggan yang lebih puas menjadi serangkaian tolak ukur dalam mencapai kemajuan.

6. Evaluasi kembali pemasaran dan kurangi  pengeluaran di media tradisional

Gunakan Internet dan fokuslah pada klien yang telah ada terlebih dulu. Pemasaran via Internet akan bisa menghemat anggaran banyak usaha kecil. Pertimbangkanlah teori ‘ekor panjang’, yang ditemukan oleh Chris Anderson. Dengan kata lain, ada sebagian orang yang bekerja via Internet dengan membuat hits dengan profitabilitas dari produk ceruk pasar, layanan dan hiburan.

7. Hindari penjualan dan potongan harga yang tidak menguntungkan

Jangan berikan produk Anda secara cuma-cuma tanpa memberikan keuntungan apapun. Alih-alih memberikan secara gratis, Anda bisa mencoba untuk bersaing dalam aspek layanan, kualitas dan keunikan. Ciptakan sebuah ceruk pasar dan miliki sebanyak mungkin keuntungan kompetitif. Jika Anda memiliki usaha kecil, pastikan Anda bisa melakukan hal-hal yang tidak bisa dilakukan dengan baik oleh usaha-usaha yang lebih besar, terutama berkenaan dengan layanan. Itulah celah yang harus dimanfaatkan oleh bisnis kecil dan menengah.

8. Perluas secara geografis jika mungkin

Pemasaran via Internet bisa membawa usaha Anda menuju pasar global tanpa takut terkendala batas-batas geografis. Terutama jika Anda bisa menciptakan suatu jenis keahlian atau barang/ jasa yang khas dalam sebuah ceruk pasar. Temukan apa yang menurut Anda unik dan lakukanlah semaksimal dan sebaik mungkin.

9. Atur seefisien mungkin

Ini berarti Anda harus mencatat dan menganalisis indikator-indikator penting, laporan keuangan dan tingkat produktivitas secara berkala. Lakukan dan capai target-target kecil dahulu dan usahakan menjadi lebih profitable. Kemudian Anda bisa berkembang dengan perlahan tetapi pasti.

10. Fokus terhadap kualitas

Dalam jangka panjang, tidak ada yang bisa mengalahkan sebuah usaha yang mampu mempertahankan kualitas produk atau jasanya dengan baik. Inilah prinsip yang tidak seharusnya Anda gadaikan dalam keadaan apapun, termasuk kondisi perekonomian yang sedang mengalami kelesuan. (*/Akhlis)

Sumber:
http://ciputraentrepreneurship.com/amankan-bisnis/8333-10-kiat-bertahan-di-masa-resesi.html

Tuesday, May 17, 2011

Sudibyo Karsono, Sukses dengan Pertanian Hidroponik

PDF Cetak E-mail
Senin, 16 Mei 2011 10:07
Sejak kecil, hobi Sudibyo Karsono, yang akrab dipanggil Pak Dibyo, memang elektronik. Hingga usia senja, dia tetap setia dengan utak-atik elektronik. Dia termasuk orang dibelakang layar berdirinya Radio Elshinta.
hidroponikKetika masuk masa pensiun, hobi utak-atik elektronik tetap mengikuti Dibyo dan selalu menggugahnya untuk membuat berbagai rekayasa yang aplikatif. Kali ini ia terapkan di bidang pertanian, tepatnya untuk tanaman hidroponik.
Dengan membuat sendiri sistemm penyiraman, Dibyo telah ikut berperan penting dalam mendirikan Parung Farm. Parung Farm adalah penghasil produk sayur-mayur hasil pertanian hidroponik yang kini merajai di berbagai swalayan wilayah Jabodetabek. "Parung Farm berdiri tahun 2008. Tadinya ini eksperimen di lahan 100 meter persegi untuk menanam semua jenis tanaman skala kecil," katanya.
Tujuan awalnya untuk pelatihan, tetapi ternyata ada permintaan dari luar sekaligus utnuk membuktikan apakah hidroponik layak ditekuni atau tidak.
"Saya pengin tahu juga, hasilnya bisa dijual apa enggak," kata Dibyo. Maka, sejak itu Dibyo berssama saudaranya dan para pekerja Parung Farm serius menggarap hobi tersebut menjadi sesuatu yang menghasilkan.
Berlokasi di jalan Raya Parung-Bogor, Parung, Bogor, Jawa Barat, Parung Farm menjadi ajang pembuktian bahwa orang-orang kota bisa bercocok tanam di lahan terbatas dengan menggunakan hidroponik. Bahkan, bercocok tanam bisa menguntungkan asal memiliki teknik yang efektif.
Sistem hidroponik di Parung Farm dikembangkan secara Mandiri oleh para pekerjanya. Dibyo bertanggungjawab pada sistem pengairan yang kini sudah berjalan otomatis.
"Prinsipnya, saya senang tanaman tetapi malas menyiram, malas merawat. Maka, saya membuat semuanya otomatis, menggunakan timer," kata Dibyo. Jadi, urusan menyiram terjadwal otomatis dan tak bakal lupa. "Dulu, mencari timer di pasaran yang siap diaplikasikan untuk tanaman dengan rentang waktu siram tiap lima menit tidak ada.
Jadilah saya buat sendiri," kata Dibyo. Seperangkat alat hidroponik yang siap digunakan beserta timer rancangan Dibyo menjadi idola, terutama ibu-ibu rumah tangga. "Waktu masih percobaan, saya taruh di halaman rumah saja sudah ditawar ibu-ibu," kata Dibyo. Kini peralatan yang sering disebut hidroponik kit, terdiri dari rangkaian pipa-pipa pralon, itu dijual dengan harga mulai dari Rp 600.000 hingga jutaan rupiah.
Dibyo sudah menghasilkan berbagai timer untuk sistem pengairan. "Saya juga membuat timer sentuh untuk pengamanan alat-alat pompa, timer pemukaan air agar air tak meluber, juga timer dengan sensor cahaya dan panas," katanya.
Butuh waktu lima tahun untuk menemukan bentuk kompak seperti saat ini. Hasil sayuran hidroponik dan timer buatan Dibyo menjadi komoditas yang dicari para pembeli, bahkan sampai luar Pulau Jawa. "Pangsa pasarnya ternyata besar, tetapi kemampuan produksi kami kurang," katanya.
Menurut Dibyo, siapa pun dan dimana pun, termasuk yang tak memiliki lahan, tetap bisa menggunakan hidroponik kit untuk bercocok tanam. "Tak ada alasan lagi bagi orang kota untuk tidak menanam," kata Dibyo. (*/Kompas Cetak)

Sumber:
http://www.ciputraentrepreneurship.com/agrobisnis/8253-sudibyo-karsono-sukses-dengan-pertanian-hidroponik.html

Saturday, May 14, 2011

Sukses Menangkan Hati Calon Investor dengan Presentasi

Hits : 2173 PDF Cetak E-mail
Kamis, 12 Mei 2011 10:45
sitok_kj98Presentasi merupakan salah satu cara yang dilakukan pelaku bisnis untuk mendapatkan klien, konsumen, atau investor. Hati para calon klien, konsumen, atau investor dalam dunia bisnis dapat dimenangkan jika Anda melakukan presentasi yang baik. Tantangan terbesar dalam berpresentasi ialah teknik berkomunikasi agar pesan yang ingin disampaikan sampai ke pendengar. Aspek-aspek pendukungnya antara lain olah tubuh, penguasaan panggung, intonasi suara, serta cara menyampaikan isi presentasi itu sendiri.

Sumartok dari Presentonomics dan Lex dePraxis dari Hitman System memberikan ilmu berpresentasi dalam acara “Presentation Idol: Menggali Teknik-teknik Presentasi” yang diadakan oleh Komunitas #StartupLokal di Auditorium Mega, Gedung TransTV, Jakarta Selatan.

Dalam kesempatan itu, Sumartok mengali beberapa poin penting yang harus dipenuhi dalam berpresentasi antara lain:
1. Mind the time
Atur waktu. Dalam melakukan pitching, Anda harus mengetahui banyak waktu yang diberikan. Masalah waktu harus benar-benar diatur. Para investor bisa jadi orang yang sangat sibuk dan tidak punya banyak waktu untuk mendengarkan orang mengoceh.

2. Focus, focus, focus

Seorang presentator harus bisa memilah materi yang penting dan yang tidak penting. Sampaikan hanya yang penting dan perlu saja. Berfokuslah pada hal-hal penting itu.

3. Showing is better than telling

Jika Anda mengatakan bahwa produk Anda bagus, tunjukkanlah, karena hanya dengan kata-kata tanpa bukti sama saja Anda membuang-buang waktu dan energi.

4. Sell, don't just explain!

Menjual sesuatu tidak cukup dengan menjelaskan wujud produknya. Jelaskan juga keuntungan apa yang akan diperoleh orang lain dari produk Anda.

5. Story + execution = valuation

“Story” yang dimaksud di sini adalah kisah atau cerita. Bercerita adalah cara yang baik untuk mengantarkan audiens presentasi Anda hingga ke inti atau maksud utama (execution) presentasi yang dilakukan. Kisah sukses atau testimoni ditambah eksekusi, akan membuat calon investor memberi nilai yang tinggi pada produk Anda.

6. Convey a clear differentiationSampaikan perbedaan produk Anda dengan bahasa yang sejelas mungkin. Buat batasan-batasan atau perbedaan yang jelas.

7. 12-20 slides is ideal for 15" presentation. Untuk presentasi selama 15 menit, Anda cukup membuat 12–20 slide saja.

Selain itu, Sumartok juga menjelaskan bahwa jangan lupa menjelaskan kepada investor tentang siapa Anda atau siapa saja tim yang bekerja. Mereka perlu mengetahui kredibilitas usaha Anda. Jelaskan hal ini tapi jangan terlalu panjang. Selain itu, konten adalah yang utama. Buatlah slide show yang sederhana dan membuat orang menyimak. Jangan terlalu rumit bercerita panjang lebar dalam tampilan teks paragraf. Buatlah kalimat pendek dengan gambar yang menjelaskan inti pesan Anda. Idealnya, dalam satu slide jangan menggunakan lebih dari dua jenis huruf, dan jika Anda ingin menampilkan data berupa angka, sebaiknya gunakan font Arial, karena font ini paling baik dan sederhana untuk menampilkan angka.

Pada presentasi awal di depan calon investor, Anda tidak perlu memaparkan panjang lebar tentang kompetisi bisnis. Kompetisi itu hal yang belakangan. Yang terpenting adalah solusi apa yang dapat Anda tawarkan dari bisnis Anda.

Sementara itu, Lex dePraxis lebih menekankan pentingnya membangun emosi bersama antara presentator dengan audiens-nya. Ia menjelaskan bahwa ada lima hal yang perlu dilakukan untuk memenangkan hati para audiens presentasi, antara lain:
1. Facial expression
Orang tidak akan mendengarkan Anda jika Anda tidak menunjukkan emosi. Tunjukkanlah emosi pada audiens, dan hindari kegiatan membaca tulisan apapun yang ada di slide show. Presentasi bukanlah kegiatan mendikte atau membaca berita. Bicaralah dengan ekspresi wajah. Tersenyumlah.

2. Eye contact

Tatap wajah audiens Anda satu per satu. Tapi bedakan dengan tatapan yang ‘menyapu’ secara merata ke seluruh audiens. Tapi tataplah mereka secara personal, supaya mereka merasa keberadaannya penting. Ini perlu untuk membangun emosi satu sama lain.

3. Repetitions

Merepetisi atau mengulang yang Anda sampaikan, penting dilakukan. Karena jika presentasi Anda hanya melaju dan mengalir begitu saja dari awal hingga akhir tanpa repetisi, orang akan gampang lupa.

4. Slow

Gunakan tempo bicara yang lambat. Jangan bicara terburu-buru. Dalam berpresentasi, gunakan tempo bicara yang lebih lambat daripada berbicara sehari-hari. Tempo bicara yang lambat dan dilakukan sambil menatap ke arah investor, akan menunjukkan bahwa Anda orang yang kredibel. Ingat, sebuah bisnis diminati orang bukan karena investor melihat bisnis itu bagus, tapi karena mereka melihat orang yang kredibel dan bisa dipercaya. Dengan tempo yang lambat itu, Anda dapat menyampaikan emosi dengan lebih baik. Kadang emosi lebih penting daripada informasi.

5. Drama & action

Impresi seseorang muncul dalam waktu 1/10 detik. Pada waktu yang singkat itulah, Anda harus mampu menciptakan kedekatan emosional dengan para audiens. Emotion create impression. Presentasi adalah sebuah seni drama atau akting. Jangan melakukannya dengan membaca slide. Sekali saja Anda membaca slide, koneksi dan emosi Anda dengan para audiens akan langsung terputus. Anda perlu berbicara dengan menghadirkan diri Anda secara utuh dengan bahasa tubuh, karena audiens akan terkesima jika Anda menggerakkan tubuh. Selain itu, inti utama sebuah presentasi dapat dibangun melalui cerita. Karena itu, cerita adalah penting. Story tells, story sells. (*/Nilam)

http://ciputraentrepreneurship.com/tips-bisnis/174-rencana-bisnis/8199-sukses-menangkan-hati-calon-investor-dengan-presentasi.html

Monday, May 9, 2011

Menciptakan Budaya Korporat Positif

Views :1494 Times PDF Cetak E-mail
Senin, 09 Mei 2011 11:14
budaya_perusahaan_67Budaya korporat bukanlah suatu hal yang bisa didefinisikan. Budaya korporat tidak memiliki wujud yang nyata. Ia ‘hanya’ sebuah keyakinan, pemahaman dalam pikiran manusia, sebuah perasaan, sebuah kesadaran yang tertanam dalam sebuah perusahaan dan karyawan yang berada di dalamnya. Jika Anda bertanya kepada dua CEO perusahaan yang berbeda, jawaban mereka tentang budaya korporat yang mereka anut bisa sangat bertolak belakang.

Hal terpenting dalam sebuah budaya korporat yang berkualitas tinggi bukan rentetan kata sifat yang positif tetapi bagaimana membuat budaya tersebut terealisasi secara nyata dalam perusahaan. Karyawan ialah aset terbesar dan saat bisnis melesat dengan pesat, Anda membutuhkan sebuah budaya korporat yang kokoh. Lalu bagaimana mendirikan sebuah budaya korporat yang seperti ini, simak enam poin berikut.

1. Tentukan warisan Anda

Tentukan perusahaan macam apa yang Anda inginkan. Banyak orang meninggalkan lingkungan perusahaan mereka dan bergabung dalam sebuah bisnis kecil karena mereka diperlakukan secara semena-mena. Pikirkan tentang apa yang orang akan bicarakan tentang usaha Anda saat mereka meninggalkan bisnis Anda dan bekerja di tempat lain.

2. Rekrut dengan cerdas

Rekrutlah orang yang tepat dan sesuai. Sebuah perusahaan bisa saja memiliki sebuah visi hebat tetapi ia tetap saja butuh sebuah tim yang hebat untuk mewujudkan visi tersebut. Sebagian besar pekerja telah memiliki pekerjaan masing-masing. Pastikan Anda memiliki diferensiasi dalam pekerjaan.

3. Dengarkan

Umpan balik antaratasan sangat disepelekan di berbagai perusahaan baik besar maupun kecil. “Tanyakan pada karyawan Anda apa yang mereka sukai saat bekerja dalam perusahaan Anda, apa yang mereka kurang sukai dan apa yang mereka akan kerjakan dengan cara berbeda jika perusahaan itu adalah milik mereka sendiri. Fokuslah pada kebutuhan karyawan sehingga bisa tercipta budaya korporat positif yang kuat."

4. Libatkan

Pertimbangkan untuk saling berbagi tujuan perusahaan dan keuangan baik yang baik dan buruk dengan karyawan Anda. Bukalah sebuah jalur komunikasi yang bisa menciptakan sebuah budaya keterbukaan dalam perusahaan Anda dan para karyawan bisa lebih terlibat dalam keberhasilan bisnis Anda.

5. Imbalan

Sanjungan selalu berhasil menunjukkan apresiasi kita kepada seseorang terutama saat datang dari seseorang yang lebih senior atau atasan kita. “Berikan pengakuan di saat-saat yang tepat dan diperlukan. Mengakui dan memberikan imbalan atas prestasi menjadi sebuah cara untuk memberikan semangat yang lebih tinggi kepada parea karyawan."

6. Bersiap untuk berubah

Mengubah budaya sebuah perusahaan membutuhkan  waktu, kesabaran dan dedikasi yang tak terhingga. Budaya perusahaan ini bisa diubah dengan melakukan serangkaian perubahan kecil yang nyata. (*/Akhlis)

Sumber:
http://ciputraentrepreneurship.com/tips-bisnis/183-hrd/8124-menciptakan-budaya-korporat-positif.html

Saturday, May 7, 2011

Raih Sukses dengan Usaha Jilbab

PDF Cetak E-mail
Jumat, 06 Mei 2011 15:17
jilbab_jpgKini semakin banyak wanita muslim yang tertarik untuk mengenakan busana yang lebih tertutup dan memenuhi persyaratan syariah. Dan karena mayoritas penduduk Indonesia memeluk agama Islam, tentunya peluang bisnis berjualan ‘hijab’ atau yang lebih populer dengan sebutan ‘jilbab’ sangat terbuka luas. Usaha produksi jilbab ini sangat sesuai jika lingkungan Anda dihuni oleh banyak wanita muslim, baik tua maupun muda. Tertarik membuka usaha pembuatan jilbab? Ikuti langkah-langkahnya berikut ini.

Langkah-langkah persiapan:1. Perdalam pengetahuan tentang pembuatan, rancangan, desain, dan segala detil tentang pembuatan jilbab.
2. Dapatkan modal yang memadai dan sesuaikan dengan skala produksi awal.
3. Jika memang kesulitan diproduksi sendiri, jilbab bisa dikerjakan dengan bantuan beberapa orang lainnya, misalnya ibu-ibu atau remaja putri yang ingin berpenghasilan sendiri. Untuk itu Anda harus alokasikan anggaran untuk pembayaran upah mereka.
4. Pelajari konsumen yang menjadi target Anda. Ketahui selera berbusana mereka sehingga peluang produk Anda untuk diserap pasar akan lebih besar.
5. Jalin relasi seluas-luasnya sehingga distribusi dan promosi bisa berjalan lancar.
6. Dapatkan pemasok tekstil misalnya pedagang grosir (partai besar) yang bisa menyediakan bahan baku (kain dan pernik-pernik) dengan harga terjangkau namun berkualitas.

Langkah-langkah realisasi:

1. Belilah bahan baku dari pemasok. Jaga kualitas bahan baku karena menentukan kepuasan pelanggan.
2. Buat desain jilbab yang sesuai selera konsumen yang menjadi target penjualan Anda. Tak hanya sampai di situ, Anda juga sebaiknya secara berkala memperbarui desain dengan mendengarkan masukan dari konsumen, atau memperluas wawasan dengan membaca atau mengamati perkembangan mode di sekitar.
3. Carilah tempat pemasaran yang ramai.

Langkah-langkah promosi dan marketing:

1. Jual eceran kepada konsumen.
2. Titipkan di sejumlah toko pakaian di sekitar Anda.
3. Berikan diskon bagi pelanggan yang memenuhi persyaratan tertentu, misalnya membeli minimal dalam jumlah lima lusin, dan sebagainya.
4. Sebarkan selebaran di berbagai titik strategis.
5. Promosikan lewat jejaring sosial dan blog. Buat sebuah akun di Facebook atau Twitter dan sebuah blog, jika Anda ingin menguasai pasar yang lebih luas.

Tantangan:

1. Anda bisa menjual dengan sistem konsinyasi, tetapi kesulitannya ialah keuntungan penjualan lebih sulit diprediksi. Anda bisa menerima pengembalian jilbab yang tidak terjual dalam jumlah banyak.
2. Ketidakstabilan harga bahan baku jilbab (tekstil) akan sangat mempengaruhi jalannya usaha.
3. Anda bisa sangat kerepotan memproduksi dan mendistribusikan jilbab jika permintaan datang dalam jumlah yang sangat besar. (*/Akhlis)

Sumber:
 http://ciputraentrepreneurship.com/entrepreneur/internasional/wanita/8109-raih-sukses-dengan-usaha-jilbab.html

Friday, May 6, 2011

Mengenal Budaya Perusahaan

Mengenal Budaya Perusahaan Views :1167 Times PDF Cetak E-mail
Jumat, 06 Mei 2011 09:48
Membicarakan budaya perusahaan selalu menarik. Seribu kisah dan teori, seribu pertanyaan dan jawaban belum dapat mengungkap sepenuhnya apa itu budaya perusahaan.

budaya_perusahaanYang kita bicarakan ini adalah salah satu di antara sekian ribu tadi untuk menambah perbendaharaan pengetahuan Anda akan hal ini. Budaya perusahaan atau ada juga yang menyebutnya budaya organisasi sangat situasional, berbeda dari satu perusahaan ke perusahaan lain, dari satu negara ke negara lain. Banyak faktor yang memengaruhinya. Pertama, lokasi di mana perusahaan berada, di negara Barat berbeda dengan di Timur, di negara maju berbeda dengan di negara berkembang dan terbelakang, di benua satu berbeda dengan benua lain.

Kedua, latar belakang manusia yang ada di perusahaan itu, dari segi suku, bahasa, agama atau iman kepercayaan, status sosial, tingkat pendidikan. Ketiga, latar belakang perusahaan; ukuran perusahaan besar, menengah, dan kecil; infrastruktur yang dimiliki; skala internasional, nasional, dan lokal; jenis perusahaan: servis dan manufaktur; kepemilikan: privat atau publik, joint-venture; dan beberapa faktor lain. Budaya perusahaan bisa merupakan pendorong keberhasilan perusahaan, tetapi juga bisa merupakan penghambat kemajuan perusahaan.

Contohnya ketika dunia modern pada umumnya menuntut keterbukaan, tetapi karena telah begitu rupa mengakar dengan ketertutupan yang biasa terjadi di banyak perusahaan Indonesia, maka budaya perusahaan bisa menjadi penghambat. Budaya perusahaan terbentuk dengan sendirinya setelah bertahun-tahun menjadi praktik keseharian, perilaku, keyakinan dari orang-orang yang ada di perusahaan, tetapi ada juga, khususnya di perusahaan besar, dibentuk, dikembangkan secara terpola dan diatur sedemikian rupa sehingga menjadi bagian dari strategi. Pada saat terjadi sebuah merger dan akuisisi misalnya, ketika sebuah perusahaan transnasional atau global mengambil alih secara keseluruhan atau sebagian dari kepemilikan sebuah perusahaan nasional, maka saat itu terjadi situasi krusial dikarenakan perbedaan kultur dan budaya yang bisa saja sangat kontras.

Dalam situasi demikian, budaya perusahaan yang dibawa keduanya harus dikelola sebaik-baiknya agar tidak terjadi guncangan budaya dan pertentangan budaya yang menghambat kemajuan. Bahkan apabila terjadi perbedaan yang begitu tajam, hal itu bisa membawa kehancuran karena terjadi saling jegal. Dalam bukunya, "Corporate Cultures," Terrence E Deal dan Allan E Kennedy (1982) mengatakan bahwa ada beberapa elemen dalam budaya perusahaan.

1. Lingkungan bisnis; lingkungan bisnis baik secara geografis maupun dalam ruang lingkup bisnis, misalnya dalam dunia perbankan jelas berbeda sekali dengan dunia automotif.
2. Nilai-nilai yang dijunjung tinggi; merupakan esensi filosofis organisasi, contohnya dalam komitmen dan ketepatan janji terhadap pelanggan yang dibangun menjadi sebuah reputasi.

3. Para tokoh dalam perusahaan yang dijadikan pahlawan; Contohnya Thomas A Edison dan Jack Welch, keduanya dari General Electric (GE) yang konsisten menjaga budaya perusahaan.

4. Ritual; Sebuah ajang yang dirancang untuk menghormati para tokoh yang bukan saja dari kalangan top manajemen, tetapi juga dari medium, bahkan karyawan yang paling rendah jenjangnya.

5. Jaringan bydara: jejaring yang terbentuk secara informal di kalangan intern organisasi. Kelima elemen membentuk budaya perusahaan.

Sumber:
http://ciputraentrepreneurship.com/edukasi/8094-mengenal-budaya-perusahaan.html