Thursday, May 19, 2011

10 Kiat Bertahan di Masa Resesi

Views :1979 Times PDF Cetak E-mail
Kamis, 19 Mei 2011 14:20
resesi_90Hampir setiap usaha bisa dipastikan pernah mengecap dampak kurang mengenakkan dari resesi ekonomi. Tidak ada yang bisa menghindar. Penyebab utamanya bisa ditemukan di mana saja dan memiliki efek berantai yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya.

Beberapa pemilik bisnis kecil menengah yakin bahwa mereka telah mengalami yang terburuk namun mereka merasa berhasil melewatinya hanya dengan melakukan upaya sekadarnya. Akan tetapi, tidak demikian adanya. Tantangan dengan tingkat kesulitan lebih tinggi masih akan ada di masa datang.

Taklukkan kelesuan Selama masa lesu, mudah bagi orang untuk bersikap panik. Kepanikan yang terdorong oleh ketakutan dan tidak berdasarkan pada kenyataan (tetapi lebih pada emosi belaka) memiliki kekuatan yang dahsyat yang bisa digunakan untuk mengubah arah jalannya bisnis secara keseluruhan. Namun pantaskah Anda menyerah pada kepanikan dan mengangkat tangan dan menghancurkan diri sendiri dengan lebih cepat?

Ada hal lain yang bisa Anda lakukan selain berkubang dalam kepanikan. Kita menghadapi perubahan dan perubahan ialah sebuah peluang untuk meraih kemajuan. Kini Anda bisa memilih untuk memanfaatkan perubahan tersebut atau hanya akan membiarkan diri Anda terhambat olehnya.

Memilih dengan bijak dan nikmati hasilnya esok hari. Ini bukan cuma bagaimana menyesuaikan harga, Anda juga harus menyebarluaskan perbedaan, memberitahukan orang mengapa mereka harus membeli di tempat Anda, memberikan nilai tambah, bukannya diskon, dan menyaksikan bisnis Anda semakin berkembang di tengah pasar yang tidak bergairah.

Jadilah pemimpin, maka orang lain akan mengikuti Anda dengan sendirinya. Sebagai pemilik usaha kecil, Anda bisa mengajukan cara mengatasi resesi yang mencekam ini. Mulailah dengan karyawan Anda, kemudian para vendor, dan dukunglah konsumen serta daerah pemasaran Anda. Sebarkan berita baik dan setiap orang akan berlomba mengikuti Anda.

Di bawah ini ialah 10 kiat yang bisa dicoba untuk membantu Anda terus bertahan dan sukses dalam perekonomian yang tidak bisa ditebak:

1. Evaluasi dan hilangkan utang berlebihan

Jika pemasukan Anda telah menurun, Anda mungkin tidak bisa lagi membiayai layanan yang sebelumnya menjadi langganan Anda. Jangan menunda penyelesaian utang apapun yang bisa dilunasi dengan segera.

2. Kencangkan ‘ikat pinggang’

Bila Anda belum siap untuk berhemat secara besar-besaran, kurangi biaya sampingan dan pengeluaran utama Anda. Anda masih dapat mengeluarkan jumlah yang sama asalkan mampu untuk meningkatkan produktivitas dengan lebih baik lagi.

3. Catat keuangan dan mulai dari sekarang

Instal sebuah sistem indikator penting untuk mencatat kegiatan bisnis dan memiliki laporan keuangan yang dikeluarkan dalam periode bulanan, mingguan bahkan harian. Lacaklah profitabilitas per pekerjaan, per minggu, per klien, per produk. Gunakan indikator-indikator tersebut untuk fokus kepada produk-produk atau layanan yang paling menguntungkan. Singkirkan hal-hal yang paling kecil mendatangkan keuntungan.

4. Kurangi inventarisasi dan biaya tambahan dengan cara apapun

Carilah barang-barang yang nilainya relatif lebih stabil. Di sinilah uang Anda tersimpan, yaitu dalam bahan-bahan bangunan, perabot, tenaga kerja, dan sebagainya. Semuanya bisa diubah menjadi uang tunai  jika diperlukan dan setelah piutang diterima. Ini bisa berakibat pada kekurangan dana dalam bentuk tunai.

5. Latihlah staf Anda

Jika setiap pekerjaan atau tugas dipelajari oleh setidaknya satu orang selain staf yang bertanggung jawab, saat orang yang bertanggung jawab tersebut berhalangan dengan alasan apapun, staf lainnya yang telah dilatih tersebut bisa menggantikannya sehingga pekerjaan tidak terhambat. Dan produktivitas tetap bisa terpelihara meskipun  terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Proses produksi yang lebih mulus, produktivitas yang lebih tinggi dan pelanggan yang lebih puas menjadi serangkaian tolak ukur dalam mencapai kemajuan.

6. Evaluasi kembali pemasaran dan kurangi  pengeluaran di media tradisional

Gunakan Internet dan fokuslah pada klien yang telah ada terlebih dulu. Pemasaran via Internet akan bisa menghemat anggaran banyak usaha kecil. Pertimbangkanlah teori ‘ekor panjang’, yang ditemukan oleh Chris Anderson. Dengan kata lain, ada sebagian orang yang bekerja via Internet dengan membuat hits dengan profitabilitas dari produk ceruk pasar, layanan dan hiburan.

7. Hindari penjualan dan potongan harga yang tidak menguntungkan

Jangan berikan produk Anda secara cuma-cuma tanpa memberikan keuntungan apapun. Alih-alih memberikan secara gratis, Anda bisa mencoba untuk bersaing dalam aspek layanan, kualitas dan keunikan. Ciptakan sebuah ceruk pasar dan miliki sebanyak mungkin keuntungan kompetitif. Jika Anda memiliki usaha kecil, pastikan Anda bisa melakukan hal-hal yang tidak bisa dilakukan dengan baik oleh usaha-usaha yang lebih besar, terutama berkenaan dengan layanan. Itulah celah yang harus dimanfaatkan oleh bisnis kecil dan menengah.

8. Perluas secara geografis jika mungkin

Pemasaran via Internet bisa membawa usaha Anda menuju pasar global tanpa takut terkendala batas-batas geografis. Terutama jika Anda bisa menciptakan suatu jenis keahlian atau barang/ jasa yang khas dalam sebuah ceruk pasar. Temukan apa yang menurut Anda unik dan lakukanlah semaksimal dan sebaik mungkin.

9. Atur seefisien mungkin

Ini berarti Anda harus mencatat dan menganalisis indikator-indikator penting, laporan keuangan dan tingkat produktivitas secara berkala. Lakukan dan capai target-target kecil dahulu dan usahakan menjadi lebih profitable. Kemudian Anda bisa berkembang dengan perlahan tetapi pasti.

10. Fokus terhadap kualitas

Dalam jangka panjang, tidak ada yang bisa mengalahkan sebuah usaha yang mampu mempertahankan kualitas produk atau jasanya dengan baik. Inilah prinsip yang tidak seharusnya Anda gadaikan dalam keadaan apapun, termasuk kondisi perekonomian yang sedang mengalami kelesuan. (*/Akhlis)

Sumber:
http://ciputraentrepreneurship.com/amankan-bisnis/8333-10-kiat-bertahan-di-masa-resesi.html

No comments:

Post a Comment