Thursday, January 10, 2013

Tak Sekadar Bekerja

KIAT MANAJEMEN: Tak Sekadar Bekerja

Compact_pekerja ---- Manfaat adalah mata uang yang berlaku dimanapun kita berada. Karena itu orang yang bermanfaat akan selalu dicari dan diperebutkan banyak orang.

Seorang kawan suatu hari memberikan sebuah kejutan kepada saya lewat pesan lewat BlcakBerry Messenger (BBM) yang ia kirimkan. Pesannya diawali dengan kalimat: “Sekadar bantu teman dan dukung Gubernur baru untuk Jakarta yang lebih baik..”

Dia menginformasikan Kartu Sehat Jakarta yang saat itu diluncurkan, bagaimana cara mendapatkan kartu tersebut serta daftar rumah sakit yang menerima kartu tersebut. Di akhir pesannya ia menulis, “Tolong disebarkan kepada semua teman dan saudara kita, supaya program ini bisa maksimal. Salam Jakarta Baru.”

Pasti Anda semua bertanya, mengapa saya menyebut pesan seperti ini sebagai sebuah kejutan. Dimana letak kejutannya? Anda memang tak akan mendapatkan kejutan apa-apa bila Anda hanya memperhatikan isi pesannya. Namun, Anda pasti akan terkejut kalau kepada Anda saya ceritakan tentang siapa pengirim pesan tersebut.

Kawan saya ini adalah seorang intelektual yang selama masa-masa kampanye Gubernur Jakarta senantiasa mengirimkan berbagai pesan yang memojokkan Jokowi. Setiap minggu pesannya selalu muncul di BB saya dengan berbagai informasi dan tuduhan yang menyudutkan sang calon gubernur. Biasanya saya tak pernah menggubrisnya pesan-pesan yang ia sampaikan. Namun suatu kali saya memilih untuk menanggapinya satu pesannya karena menurut saya informasi yang ia berikan sudah kebablasan dan tidak masuk akal.

Karena itu setelah berbulan-bulan dihujani pesan-pesan provokatif semacam itu, pesan BBM nya kali ini yang justru membela orang yang dulu habis-habisan dihujatnya itu sungguh mengherankan saya. Apakah persepsinya terhadap Jokowi sudah berubah menjadi lebih baik? Ataukah ia hanya bersikap realistis dan pragmatis saja karena bagaimanapun gubernur Jakarta yang baru kan sudah terpilih?

Saya kira bukan dua hal ini yang terjadi pada kawan saya ini. Saya yakin ia masih kukuh pada pendapatnya yang dahulu. Ia seolah-olah berubah sikap karena satu hal: Ia tak mampu menolak sesuatu yang bernama manfaat.

Mendambakan Manfaat

Manfaat adalah sesuatu yang dicari oleh setiap orang di dunia ini. Siapapun orangnya, apapun latar belakangnya tak ada orang yang mampu menolak manfaat. Bahkan orang yang memusuhi kita sekalipun tak akan pernah menolak sebuah manfaat. Maka sesungguhnya yang paling penting itu bukanlah menjadi orang yang disukai orang lain, tetapi menjadi orang yang bermanfaat.

Disukai atau tidak hanyalah hal semu yang bersifat sementara. Karena itu jangan buru-buru senang kalau orang menyukai Anda, dan jangan berkecil hati kalau orang tidak menyukai Anda. Karena orang yang tidak menyukai Anda akan berubah menjadi menyukai Anda kalau Anda bisa memberikan manfaat kepada mereka. Sebaliknya orang yang menyukai Anda akan menjauhi Anda bila Anda tidak dapat memberikan manfaat.

Jadi hal terpenting yang bisa kita berikan di dunia ini adalah manfaat. Nilai Anda akan ditentukan oleh besarnya manfaat yang Anda berikan kepada orang lain. Karena itu benarlah kebijaksanaan yang mengatakan bahwa sebaik-baiknya manusia adalah orang yang bermanfaat bagi orang lain.

Manfaat adalah mata uang yang berlaku dimanapun kita berada. Karena itu orang yang bermanfaat akan selalu dicari dan diperebutkan banyak orang. Orang yang bermanfaat bernilai tinggi dan dihormati oleh kawan dan lawan. Bahkan bagi orang yang bermanfaat tak ada lagi yang bernama lawan karena semua orang senantasa berpihak pada manfaat yang diberikannya.

Karena selalu dirindukan oleh banyak orang maka orang yang bermanfaat akan senantiasa mencapai kesuksesan. Bahkan sesungguhnya bukan hanya kesuksesan yang akan dia raih melainkan kebahagiaan.

Antara Potensi dan Manfaat

Orang yang bermanfaat akan memperoleh kebahagiaan karena ia sesungguhnya sudah hidup di jalan Tuhan. Bukankah Tuhan tidak akan menciptakan sekecil apapun makhluknya di dunia ini kecuali bisa memberikan manfaat kepada dunia dan seisinya?

Tuhan menciptakan kita dengan segenap potensi yang luar biasa. Potensi adalah hadiah terindah yang diberikan oleh Tuhan kepada kita. Lantas apa hadiah terindah yang bisa kita berikan kepada Tuhan? Itulah manfaat. Manfaat adalah persembahan kita untuk Tuhan. Ketika kita bisa mengolah potensi kita dengan semaksimal mungkin dan melahirkan manfaat yang maksimal bagi orang lain maka sesungguhnya kita sudah menjalankan amanah Tuhan yang dititipkan Nya kepada kita.

Inilah yang membuat kita sudah hidup di jalur Tuhan. Karena itu tugas kita di dunia ini adalah menemukan dan mengolah semua potensi yang diberikan Tuhan kepada kita sampai yang sekecil-kecilnya kemudian mengubahnya menjadi manfaat. Potensi yang diberikan Tuhan kepada kita sungguh unik dan tidak sama dengan potensi yang diberikan Tuhan kepada manusia yang lain, karena itu manfaat yang bisa kita berikan kepada dunia juga sangat unik dan memang menjadi ciri khas kita sendiri.

Pertanyaannya sekarang adalah, apakah kita sudah betul-betul menemukan potensi yang menjadi keunikan kita itu? Karena bila kita tidak mengetahui seberapa besar harta karun yang kita miliki kita tidak akan pernah bisa memanfaatkannya dengan maksimal. Karena itu mengenali diri sendiri sesungguhnya menjadi agenda terpenting kita sepanjang hidup. Inilah sesungguhnya konsep saya mengenai bersyukur.

Bersyukur sesungguhnya terdiri dari dua dimensi yaitu: acceptance dan exploration. Acceptance artinya menerima apapun yang diberikan Tuhan kepada kita, tetapi tanpa kemampuan untuk melakukan eksplorasi kita tidak akan mampu memanfaatkan semua potensi kita. Karena itu saya sering mengatakan bahwa kalau hanya menerima berarti kita hanya setengah bersyukur.

Karena itu ada dua tantangan utama kita saat ini. Pertama adalah mengenali diri kita, karena siapa yang mengenali seluruh isi alam semesta tetapi belum mengenali dirinya sesungguhnya dia belum tahu apa-apa. Tantangan kedua adalah mengolah potensi kita sehingga menjadi manfaat bagi orang lain.

Kita dilahirkan ke dunia ini bukanlah untuk sekadar mencapai kesuksesan tetapi untuk bisa menjadi manfaat bagi sesama. Orang yang mulia bukanlah orang yang memiliki jabatan yang tinggi tetapi orang yang bisa menjadi manfaat bagi orang lain sekecil apapun tugas yang diembannya.

*Happiness Inspirer & Penulis Buku “I Love Monday”

http://www.bisnis.com/articles/kiat-manajemen-tak-sekadar-bekerja

No comments:

Post a Comment