| Hits : 4285 |
|
|
|
| Minggu, 20 Februari 2011 09:55 |
Salah
satu masalah yang harus dihadapi saat membentuk sebuah hubungan
kerjasama atau perusahaan dengan jumlah pemilik lebih dari satu orang
ialah bagaimana membagi untung antara pemilik dan mitra kerjasama.Pertanyaan yang muncul biasanya seperti: * Bagaimana seharusnya saya membagi keuntungan atau dividen kepada para mitra? * Berapa persentase yang harus dibagikan perusahaan kepada tiap pendiri atau pemangku kepentingan (stakeholder)? * Bagaimana cara untuk mengevaluasi waktu dan usaha ? Untuk memecahkan masalah ini, Anda bisa mencoba langkah-langkah sebagai berikut: 1. Buat sebuah bagan organisasi untuk perusahaan Anda karena suatu saat Anda akan memerlukannya saat perusahaan semakin berkembang. 2. Buat sebuah rencana pembagian keuntungan untuk tiap posisi dan tanggung jawab dalam bagan organisasi. 3. Bagikan peran dan tanggung jawab di antara para karyawan/ pihak-pihak yang berpentingan dalam perusahaan. 4. Perhitungkan upah dan gaji setiap pihak yang ikut serta dengan merangkum jumlah keuntungan untuk tiap posisi yang mereka pegang. 5. Gunakan nilai dollar tahunan relatif untuk menghitung perbandingan porsi keuntungan yang dibagikan pada pendiri, pemilik, dan mitra usaha. Jangan lupa untuk mengingat, meskipun Anda sedang menjalankan sebuah bisnis dengan keuntungan ratusan juta rupiah, besar kemungkinan Anda belum mungkin menikmati ‘gaji’ ratusan juta rupiah pula. Perhitungan “upah keseluruhan” hanya untuk menentukan ‘nilai’ relatif sumbangsih yang diberikan pendiri. Anda dapat gunakan perbandingan yang sederhana agar mudah diingat, misalnya 50: 50. Sangat penting untuk memastikan bahwa semua orang mengerti dengan sangat jelas, tanpa keraguan, mengenai persentase pembagian keuntungan yang akan mereka dapatkan. Dan perlu diingat untuk terus memantau seberapa banyak keuntungan yang telah dibagikan kepada masing-masing pihak untuk memastikan bahwa kesepakatan dipatuhi. Gunakan piranti lunak akuntansi bisnis untuk memantau upah, gaji, dan jumlah yang ditarik oleh para pemilik dan pihak yang berkepentingan serta pastikan untuk mencatat semua penyusunan atau perubahan pada perjanjian. Dokumentasi yang rapi akan membuat Anda lebih mudah menghadapi hal-hal yang tidak diinginkan seperti jika ada sengketa. (*/Akhlis) |
http://ciputraentrepreneurship.com/tips-bisnis/174-rencana-bisnis/6668-cara-bagi-hasil-dengan-mitra-bisnis.html



Salah
satu masalah yang harus dihadapi saat membentuk sebuah hubungan
kerjasama atau perusahaan dengan jumlah pemilik lebih dari satu orang
ialah bagaimana membagi untung antara pemilik dan mitra kerjasama.
Mengerti
bagaimana hukum penawaran dan permintaan akan banyak membantu kita
dalam pembuatan keputusan bisnis yang baik. Bila Anda yakin bahwa
permintaan untuk sebuah produk akan semakin tinggi, misalnya, maka akan
lebih baik bagi Anda untuk mulai menjual produk tersebut. Hal ini
disebabkan karena orang juga tidak akan keberatan untuk membeli dengan
harga yang semakin tinggi pula.


Namun, pertama-tama perlu kita berikan batasan tentang apa itu hak cipta (copyright).
Jika diterjemahkan secara harafiah, tentu saja akan memberikan definisi
yang salah. Hak cipta bukan hak untuk menyalin, atau ijin untuk membuat
salinan. Hak cipta ialah sebuah istilah hukum yang merujuk kepada
hak-hak yang diberikan kepada pencipta sesuatu berkenaan dengan karya
sastra dan seni mereka. Hak-hak tersebut meliputi hak eksklusif pencipta
yang asli terhadap materi hak cipta (disebut sebagai “Karya”) untuk
menggunakan, mereproduksi, merekam, menyiarkan, atau menerjemahkan (atau
mengadaptasi) karya-karya mereka atau memberikan kewenangan kepada
pihak lain untuk memiliki hak ini.
Perekonomian saat ini sedang dalam kondisi sulit. Memulai usaha baru bisa jadi berisiko lumayan tinggi. Karena itu, Anda membutuhkan rencana bisnis dan rencana keuangan yang matang agar produk yang Anda jual memiliki nilai yang tinggi. Untuk meminimalisasi risiko, Anda perlu mengenali hal-hal yang bisa berdampak buruk. Hal-hal apa yang perlu diwaspadai dan bagaimana cara mengatasinya?
“Saya
orangnya `suka gatal` melihat sesuatu yang polos, seperti kaos, baju
atau pelengkap busana lain. Oleh karena itu, saya coba-coba menggambar
pada pakaian polos, sehingga memiliki corak,” kata Ovy yang memulai
melukis pada media kaos dan kain sekitar tahun 2003.
Ada
dua hal yang harus Anda perhatikan dalam berbisnis. Yang pertama adalah
memerhatikan kepentingan dan menjaga perasaan orang lain. Yang kedua
adalah mencegah terjadinya salah paham dengan orang lain, karena
masing-masing budaya atau negara mempunyai etika bisnis yang berbeda.
Meki begitu, terdapat beberapa etika yang berlaku umum.