Thursday, April 19, 2012

Mengenal Mafia Paypal


Views :371 Times PDF Cetak E-mail
Kamis, 19 April 2012 11:19
CE-logoCE News, Jakarta - Begitu banyak wawasan baru yang bisa digali entrepreneur muda Indonesia di event GIST kemarin salah satunya ialah kondisi umum entrepreneurship di Amerika Serikat. AS merupakan negara di dunia dengan tingkat persentase entrepreneur tertinggi sehingga tak heran sering dianggap sebagai kiblatnya entrepreneurship dunia.

Poin-poin menarik dari sudut pandang praktisi dan akademisi AS begitu menarik untuk dipelajari. Pengetahuan dan wawasan baru tersebut juga bermanfaat untuk menjadi bekal para peserta boot camp GIST 2012 dengan pengetahuan yang diperlukan jika lolos hingga ke Amerika Serikat nantinya. Di antara sejumlah wawasan menarik itu, terdapat penjelasan Gibs S. Song dalam presentasinya “Raising Funds for Your Ideas and Ventures” yang belum banyak diketahui, yakni mengenai adanya kelompok yang sering dijuluki “Mafia Paypal”.

Meski terkesan menyeramkan, istilah informal tersebut sebetulnya merujuk pada komunitas pebisnis Amerika Serikat yang super kaya. Mereka ini juga sering berinvestasi di berbagai usaha rintisan di Lembah Silikon. Mafia Paypal terdiri dari para pendiri atau karyawan di fase-fase awal berdirinya Paypal (layanan e-commerce) sebelum mendirikan sejumlah perusahaan teknologi lainnya. Mafia tersebut sering dihubungkan dengan munculnya Web 2.0 dan kebangkitan kembali perusahaan-perusahaan Internet yang berfokus pada konsumen setelah mulai terjadinya tren dot com di tahun 2001.


Menurut Song, para pendiri Paypal tersebut begitu kaya karena Paypal diakuisisi oleh eBay di tahun 2002 senilai 10 miliar dollar AS. “Jika Anda sebagai pendiri startup ingin mendapatkan pendanaan, Anda bisa menemui mereka ini,” jelasnya. Mafia Paypal yang kaya raya ini tertarik untuk mendanai berbagai usaha rintisan yang menawarkan nilai dan manfaat yang berpotensi menjadi besar di masa datang. (*AP)

Sumber:
http://ciputraentrepreneurship.com/berita/berita-ce/16193-mengenal-mafia-paypal.html

No comments:

Post a Comment