| Ciptakan Olahan dari Ubi Jalar | | | |
| Minggu, 30 Januari 2011 08:24 | ||
Saat ini produk olahan ubi jalar yang dikenal oleh masyarakat, umumnya ditampilkan dalam bentuk semacam cemilan atau jajajan. Belum banyak pelaku usaha yang melirik, untuk mengolahnya menjadi sirup ataupun minuman ringan. Adalah Herlina Gustati, pengusaha makanan dan minuman yang nekat keluar dari zona kenyamanan dari seorang karyawan perusahaan pangan nasional beralih membuka usaha olahan ubi jalar. Di bawah CV Pangindo Ditama, setahun terakhir ia merintis produk olahan ubi jalar dengan merek Sweetos. Hingga kini enam produk olahan tersebut telah menghiasi outlet-outlet ritel modern hingga restoran terkemuka di Jawa Tengah. Keenam produk olehan ini diantaranya sirup, minuman ringan, kue moci, french fries (ubi goreng), selai dan tepung. Semua produk ini berasal dari ubi jalar kuning dan ungu.Ibu satu anak ini mengubah jalannya dari seorang karyawan bergaji jutaan rupiah menjadi produsen aneka makanan dan minuman dari ubi jalar. Modal yang digunakan Rp 100 juta untuk merintis usaha berasal dari tabungan 20 tahun bekerja di salah satu perusahaan pangan terbesar di Tanah Air. Herlina tidak menyangka kenekatannya untuk berwirausaha dipicu oleh ketakutannya pada produk pangan sintetis. Karena tahu betul, bahaya produk pangan sintetis ini suami Harispohan itu terpicu untuk menghasilkan produk pangan yang sehat sekaligus bisa diterima baik oleh konsumen. Tapi mengapa melirik ubi jalar? Wanita yang hobi makan ini mengaku menggemari sejumlah makanan tradisional. Terutama ubi jalar. Menurutnya, ubi jalar yang bernama latin Ipomoea batatas L ini kaya akan senyawa antioksidan. Ia pun tidak segan mengeluarkan tenaga dan uang yang tidak sedikit jumlahnya untuk melakukan riset. Karena itu, tak heran jika alumnus S1 Tekhologi Hasil Pangan Universitas Gajah Mada (UGM) ini mampu menguak sederet kandungan gizi ubi jalar. ’’Produk yang saya hasilkan adalah alami, butuh riset mendalam. Adapun komposisi yang tertera pada kemasan produk adalah hasil riset sendiri,’’ ujar wanita berjilbab itu. Menurutnya, dengan mengembangkan produk berbahan baku alami turut menyelamatkan banyak orang dari bahaya radikal bebas. Komponen radikal bebas tidak hanya dijumpai di udara saja, tapi juga bisa dari makanan yang tidak sehat dan berbahan pengawet. Karena itu, dalam setiap varian produknya, ia senantiasa memilih bahan pengawet alami. Seperti gula, garam, lengkuas, kunyit, lengkuas dan jahe. Kini produk olahan ubi jalar tersebut telah menarik perhatian konsumen luas. Dalam sebulan, ubi jalar yang dibutuhkan bisa mencapai satu ton. Selain melalui pameran, ia pun tidak lagi kesulitan memasarkan produk tersebut. ’’Sudah banyak konsumen yang datang langsung ke rumah, mereka pun bisa langsung melihat proses produksinya,’’ ujar Herlina yang menyatukan tempat produksi dengan rumah tinggal di Jl Nangka Raya No 24, Semarang, Jawa Tengaah. (*/SM) Sumber: http://ciputraentrepreneurship.com/entrepreneur/nasional/wanita/6301-ciptakan-olahan-dari-ubi-jalar.html |



Di bawah CV Pangindo Ditama, setahun terakhir ia merintis produk olahan ubi jalar dengan merek Sweetos. Hingga kini enam produk olahan tersebut telah menghiasi outlet-outlet ritel modern hingga restoran terkemuka di Jawa Tengah. Keenam produk olehan ini diantaranya sirup, minuman ringan, kue moci, french fries (ubi goreng), selai dan tepung. Semua produk ini berasal dari ubi jalar kuning dan ungu.
”Berbisnis itu menyehatkan. Kalau saya pensiun tidak ada aktivitas sama sekali bisa-bisa malah sakit,” ungkapnya.
Perjalanan menjadi entrepreneur tidak hanya mengenai sebuah pencapaian ekonomi atau sosial, tetapi lebih luas dari itu. Entrepreneurship bagi sebagian orang lebih cenderung pada panggilan jiwa. Panggilan jiwa tersebut menjadi dasar yang sangat kokoh untuk menjalani dunia bisnis yang persaingannya sangat ketat. Panggilan ini sering disebut sebagai true passion atau gairah sejati seseorang. Ibarat sebuah pohon, entrepreneur yang memiliki gairah sejati memiliki akar yang menghunjam dalam ke tanah, membuatnya tahan terhadap hembusan angin kencang. Dan bagaikan sebuah mobil, gairah menjadi sebuah kemudi yang menentukan arah kita untuk mencapai tujuan.
Di tahun 1980, Bill Gates baru berusia 24 tahun dan hendak mengadakan negosiasi dengan perusahaan raksasa IBM. Saat itu Microsoft hanyalah perusahaan kecil dengan aset sekitar 7 juta dolar AS. Apabila dibandingkan IBM, Microsoft bukanlah tandingan yang sepadan. Kala itu, IBM berhasil menikmati angka penjualan yang fantastis yaitu sebesar 30 miliar dolar AS per tahun.
Jika
Anda penyuka makanan cepat saji a la negeri Paman Sam, nama “Wendy’s”
tentunya sudah tidak asing lagi bagi Anda. Logo Wendy’s yang sangat
khas menampilkan warna merah menyala dengan gambar seorang anak
perempuan yang rambutnya dikepang dua.


Keuntungan
bisnis makanan bisa mencapai 100 persen. Tentu hal ini begitu
menggiurkan dan banyak orang yang melirik bisnis kuliner. Namun, banyak
orang yang bingung tentang cara menghitung modal usaha untuk memulai
bisnis mereka. Simak cara Koko Hidayat, pengajar kursus memasak di Klub Nova, dalam menghitung modal dan variabel lain dalam memulai bisnis makanan.