Monday, August 29, 2011

Roesdiyanto, Raja Kelengkeng dari Cirebon

PDF Cetak E-mail
Minggu, 28 Agustus 2011 09:43
Berawal dari kegelisahan karena sedikitnya buah-buahan lokal yang berkualitas baik, Roesdiyanto merintis tempat pembibitan kelengkeng dataran rendah di Cirebon, Jawa Barat. Sekalipun bibit itu berasal dari luar negeri, dia meyakini Indonesia mampu mengembangkan buah-buahan dengan kualitas setara impor.

kelengkeng_12Pada lahan bekas tebu di Desa Karangwareng, Kecamatan Karangwareng, Cirebon, keyakinan itu dia pertaruhkan. Tahun 2004 dia membeli 2 hektar lahan seharga Rp 120 juta di area persawahan yang didominasi tebu dan padi. Ia ingin mengembangkan bibit kelengkeng yang diperoleh dari kenalan di Majalengka dan Jakarta.

Upayanya tak mulus. ”Banyak orang mencela dan tak percaya kelengkeng bisa tumbuh di Cirebon yang tergolong dataran rendah. Padahal, ada kelengkeng jenis dataran rendah yang cepat berbuah, bahkan berbuah sepanjang tahun,” kata Roesdiyanto.

Kelengkeng (Euphoria longana) dikenal sebagai tanaman asal dataran tinggi. Di Indonesia, jenis lokal tanaman ini dikembangkan di Ambarawa, Jawa Tengah. Namun, seiring dengan maraknya buah impor, termasuk kelengkeng dari Thailand dan China, varietas lokal semakin tergusur.

Kelengkeng dataran tinggi memerlukan waktu sampai empat tahun untuk berbuah, sedangkan kelengkeng dataran rendah kurang dari dua tahun. Bentuk buah dan rasa kelengkeng dataran rendah pun tak jauh beda dan tak kalah nikmat dibandingkan dengan kelengkeng dataran tinggi. Bahkan, menurut Roesdiyanto, kelengkeng dataran rendah lebih unggul karena rasanya lebih manis dan ukuran buahnya lebih besar.

Ada empat jenis kelengkeng dataran rendah yang dikembangkan Roesdiyanto, yakni kelengkeng pingpong, diamond, kristal, dan aroma durian. Menurut dia, ada yang menyebutkan bibit kelengkeng dataran rendah itu berasal dari Thailand, tetapi ada pula yang mengatakan dari Vietnam.

Terlepas dari asal bibit kelengkeng tersebut, varietas ini mampu bersaing dengan kelengkeng impor. Ukuran kelengkeng pingpong, misalnya, bisa dua kali lipat dari kelengkeng biasa. Rasanya yang manis dan daging buahnya yang lebih tebal menjadi incaran pencinta buah.

Kelengkeng diamond yang daging buahnya bening dan manis tak jauh berbeda dengan varietas dataran tinggi. Keunggulannya, buahnya rindang. Dari satu pohon bisa dipanen 30-40 kilogram buah per tahun. Jenis ini tak jauh berbeda dengan kelengkeng kristal. Bedanya, sirip daun kelengkeng kristal ada lima, sedangkan diamond empat. Produktivitas kedua jenis ini pun relatif tinggi.

Adapun kelengkeng aroma durian berdaging putih dan bijinya kecil, seperti biji pepaya. Harga bibit kelengkeng jenis ini bisa lebih dari Rp 1 juta.

Untuk pembibitan, ia mengandalkan pencangkokan dengan media sabut kelapa. Dalam setahun bisa dihasilkan sampai 100 bibit dari satu pohon. Sebanyak 200 pohon kelengkeng milik Roesdiyanto bisa menghasilkan 20.000 bibit. Bibit itu, antara lain, diminati pembeli dari Banten, Bandung, Cianjur, Jakarta, Lampung, Palembang, Medan, Bangka, dan Banyuwangi.

Harga bibit bervariasi, dari Rp 75.000 untuk tinggi 1,5 meter sampai Rp 4 juta per pohon untuk bibit siap panen. Dalam setahun kelengkeng dataran rendah bisa panen sampai tiga kali.

”Kelengkeng jenis ini cukup diberi pupuk organik, kotoran sapi atau kambing yang dihancurkan dan ditambah air, lalu disiramkan ke bagian akar. Lebih baik lagi kalau disiram dengan air cucian beras yang pertama kali,” kata Roesdiyanto.

Kelengkeng relatif jauh dari hama kecuali gangguan kelelawar saat musim panen. Untuk mencegah serbuan kelelawar, Roesdiyanto memasang jaring. Gangguan kecil, seperti telur belalang yang menempel pada daun kelengkeng, bisa disingkirkan. ”Menanam kelengkeng tidak susah asal ada kemauan,” ujarnya.

Roesdiyanto juga mengembangkan pola pertanian tumpang sari. Di sela-sela tanaman kelengkeng yang tiap pohonnya berjarak 8 meter, ia menanam padi, bawang daun, cabai, dan kol, yang bernilai jual.

Kesuksesannya membibitkan kelengkeng membuat pemerintah setempat berencana menjadikan wilayah timur Cirebon sebagai sentra kelengkeng. Ia lalu mendirikan Pusat Pelatihan Pertanian Pedesaan untuk melatih warga atau siswa yang ingin mengembangkan kelengkeng.

”Mereka yang mau belajar menanam atau membibitkan kelengkeng, saya gratiskan, termasuk untuk belajar metode tumpang sari,” katanya.

Siswa sekolah yang datang ke kebunnya dipandu sejumlah staf belajar cara mencangkok dan merawat kelengkeng. Harapannya, mereka bisa menanam kelengkeng di rumah masing-masing. Setiap siswa diwajibkan menghasilkan dua cangkokan kelengkeng. Satu untuk siswa itu sendiri, sedangkan satu lagi untuk ditanam di sekolah.

”Sudah digratiskan pun kadang siswa tak serius. Dulu dinas pertanian pernah mengajak warga belajar di sini. Tapi, yang datang malah orang-orang lanjut usia yang mengira akan diberi sumbangan,” tutur Roesdiyanto.

Meski begitu, dia tak patah arang. Setiap bulan muridnya bertambah. Ada yang belajar untuk mengembangkan kelengkeng sebagai tanaman di pekarangan rumah, ada pula yang untuk bisnis. Roesdiyanto tak mempersoalkan jika kemudian mereka jauh lebih sukses darinya.

”Salah seorang yang sukses itu Pak Kristianus di Cianjur. Dia punya lebih dari 300 pohon. Saya senang bila banyak petani buah dalam negeri sukses. Artinya, ketergantungan kita pada buah impor berkurang ” ujarnya.

Roesdiyanto yakin Indonesia mampu mengejar ketertinggalan dari negara lain untuk mengembangkan buah dan pangan secara umum. ”Tanah kita subur, yang diperlukan hanya kemauan keras semua pihak.” (*/Kompas Cetak)

sumber
http://ciputraentrepreneurship.com/agrobisnis/7508-roesdiyanto-raja-kelengkeng-dari-cirebon.html

Legitnya Cita Rasa Durian Bakar Khas Bandung

PDF Cetak E-mail
Minggu, 28 Agustus 2011 11:10
Jagung bakar atau ubi bakar sudah biasa dan sering kita dengar. Namun ada satu menu menarik dan unik yang patut dicoba di Bandung, yaitu Duren Bakar Pak Ewok di Jalan Cilamaya. Dulu Ewok, sang pemilik, hanya menyediakan sop buah di roda jualannya, tapi kini usahanya makin terkenal berkat inovasinya menciptakan makanan durian yang dibakar. "Kenapa saya hadirkan durian bakar di sini, biar konsumen gak jenuh dengan menu yang itu-itu saja," ujar Ewok.

Ewok pertama kali menghadirkan menu durian bakar sekitar bulan Februari. Tanpa diduga, konsumen merespons positif menu baru yang dihadirkannya. Durian bakar dan sop buah menjadi menu andalan Ewok. Saat bulan Ramadan, durian bakar yang dijual dengan harga Rp 15 ribu per porsi itu ternyata lumayan diminati oleh masyarakat untuk menjadi teman berbuka puasa. Durian yang digunakan adalah durian biasa. Kemudian durian tersebut dipanggang di oven gas. Durian bakar disajikan dengan gula kelapa, parutan kelapa, atau nasi ketan hitam. Menurut Ewok, aroma menyengat durian bila sudah dipanggang akan hilang. Jadi, orang-orang yang tidak tahan terhadap aroma menyengat durian tetap bisa mencicipi kelezatan durian bakar ini.

durian_bakar
Menu durian bakar juga bisa kita temui di pusat jajanan (foodcourt) yang terletak di Pasteur Hyperpoint, Jalan Dr Djundjunan Nomor 126-128 (Terusan Pasteur), Bandung. Kios yang bernama Durian Bakar Asoy ini terletak di pojok kiri pusat jajanan tersebut. Untuk mencarinya pun mudah, kita akan melihat sebuah oven berwarna perak sebagai tempat membakar durian dan sebuah meja kasir kecil dengan tulisan Durian Bakar Asoy. Di kedai dengan tampilan sederhana itu, pencinta durian bisa merasakan sensasi lain dari durian selain es durian yang sudah banyak dijajakan di Bandung.

Selain menu durian bakar, kedai Durian Bakar Asoy juga menyediakan menu unik lainnya, yaitu bajigur dan bandrek durian. Sonny Mulyadi (35), pemilik Durian Bakar Asoy, mengungkapkan, ide resep durian bakar ini berasal dari temannya yang membuka bajigur durian di Soreang. "Teman saya yang berjualan bajigur durian mengajak saya untuk membuat menu baru yaitu durian bakar. Karena bentuk dan namanya unik, akhirnya saya berinisiatif untuk membuka kedai durian bakar ini," ujar Sonny.

Dengan harga Rp. 17.000 per porsi, durian bakar mendapatkan respons positif dari masyarakat. Dalam satu hari, kedai Durian Bakar Asoy menghabiskan enam buah durian yang bisa dijadikan 15-20 porsi durian bakar. Bahkan, setiap akhir minggu banyak wisatawan luar kota yang tertarik dengan durian bakar ini. Jenis durian yang digunakan sebagai bahan baku durian bakar adalah durian lokal. Karena permintaan yang belum terlalu besar, Sonny mencari sendiri durian yang akan dijadikan bahan baku durian bakar. Biasanya Sonny berbelanja di pusat perbelanjaan buah-buahan.

Caranya Dimasukkan Oven 30 Menit Proses membuat durian bakar terbilang mudah. Durian tinggal dimasukkan ke oven selama 30 menit sampai satu jam. Tanda durian sudah terbakar dengan sempurna adalah terbelahnya cangkang durian. "Untuk mengantisipasi lamanya proses pembakaran durian, biasanya pagi dan sore hari kita selalu memanaskan durian. Sehingga jika ada orang yang pesan, proses pembakarannya tidak terlalu lama," tutur Sonny, pemilik Durian Bakar Asoy.

Bentuk penyajiannya pun tidak terlalu rumit. Durian bakar disajikan dengan potongan daging kelapa, ketan hitam dan diberi pemanis susu putih kental. Bagi orang yang tidak suka dengan bau durian yang menyengat, tidak usah takut. Menurut Sonny, bau durian tidak akan terlalu menyengat bahkan akan hilang setelah dibakar. "Pernah ada kejadian lucu, dulu ada ibu-ibu yang memesan durian bakar sambil menutup hidungnya. Ketika ditanya, dia tidak tahan dengan bau durian tapi dia penasaran dengan rasa durian bakar," tutur Sonny sambil tertawa.

Ketika ditanya harapannya, Sonny menjawab ke depannya dia ingin memiliki tempat sendiri. Menurut Sonny, kalau sudah memiliki tempat sendiri akan lebih enak dalam mengatur harga dan mengatur tempat. (*/TribunJabar)

Sumber:
http://www.ciputraentrepreneurship.com/produk/inovatif/10761-legitnya-cita-rasa-durian-bakar-khas-bandung.html

Tarwa, Produsen Sale Pisang Aneka Rasa

PDF Cetak E-mail
Minggu, 28 Agustus 2011 11:09
Siapa tak kenal keripik dan sale pisang. Makanan ringan olahan dari pisang dengan aroma dan rasa khas. Di tangan H. Tarwa Hadi, makanan asli Indonesia berbahan baku lokal itu menjumpai konsumennya hingga luar negeri.

sale_pisangUsaha Tarwa bermula saat dia mengundurkan dari pegawai perusahaan Badan Usaha Milik Negara karena sakit, pada 1992. Di kampung halamannya, Ciamis, Jawa Barat, bersama istrinya, Tarwa berpikir membuat sale pisang dan keripik dengan rasa berbeda.

Dengan modal awal sekitar Rp 5 juta, bersama dua orang karyawan, Tarwa membuat sale pisang dan keripik pisang dengan rasa yang berbeda. Keripik rasa pedas, madu, manis, selain rasa asin. Sale pisang gulung dan opak dia ciptakan.

Untuk pemasaran, Tarwa menitipkan ke warung-warung dan toko makanan ringan. Seiring berjalannya waktu, usaha Tarwa berkembang pesat.

Hasil inovasi rasa keripik dan sale pisang semakin banyak. Keripik sale yang Tarwa produksi semakin banyak, seperti sale lidah, sale opak, sale ambon, dan sale molen. Keripik bercita rasa baru terus ia buat.

Alhasil, keripik moka, vanila, lemon, dan durian ia produksi. Agar tetap mempertahankan kualitas produksinya, Tarwa selalu memperhatikan bahan baku pisang Siem untuk sale, dan jenis pisang nangka serta pisang kapas untuk keripik pisang.

Karena berbeda dengan sale pisang dan keripik pisang pada umumnya, kedua produk pisang ini mempunyai harga lebih mahal, Rp 25.000 per kilogram.

Tak seperti usaha kecil lainnya, Tarwa menetapkan standar kebersihan dan produksi. Sebelum diolah, bahan baku pisang disortir lebih dulu. Para karyawan wajib mengenakan masker dan topi. Tarwa mengambil sertifikasi halal dari BPOM untuk semua produksinya.

Tarwa tak lantas puas dengan kesuksesannya. Keripik dan sale pisang bermerek Suka Senang ini kemudian memodifikasi kemasan agar lebih menarik. Bentuk produksinya dibuat unik seperti bentuk hanger, dus laminasi, bal, toples hingga paket parsel.

Sejak memulai usahanya kini jumlah produksi mencapai delapan ton perbulan. Tarwa kini mempekerjakan 55 orang karyawan. Selain memiliki satu outlet di Ciamis, Tarwa memasarkan produknya ke daerah Bandung, Jakarta, Medan, Banjarmasin. Tak hanya pasar dalam negeri yang ia rambahi, produknya kini diekspor ke Kanada dan beberapa negara di Asia lain.

Omzet bulanan suami Odah Jubaedah kini menyentuh Rp 200 juta per bulan. Guna memperluas pemasaran, Tarwa rajin mengikuti berbagai pameran seperti Pekan Raya Jakarta, Pameran Produk Ekspor (PPE), Agro and Food Fair, Pangan Nusa Expo, Food Ethnic, dan lainnya.

Usaha yang kini berjalan 13 tahun tersebut kini mengalir ke anak-anaknya. Dia mengaku agar tetap dapat berkompetisi, Tarwa dan anak-anaknya terus mengembangkan produk-produk baru. (*/VIVAnews)

Sumber:
http://www.ciputraentrepreneurship.com/kuliner/4036-tarwa-produsen-sle-pisang-aneka-rasa.html

Sunday, August 28, 2011

Mengapa Usaha Kecil dan Menengah Butuh Jejaring Sosial?


PDF Cetak E-mail
Sabtu, 27 Agustus 2011 08:50
social-network-iconsDi abad digital seperti sekarang, internet sudah menjadi kebutuhan hidup primer yang hampir menyamai kebutuhan pangan, sandang, dan papan. Hampir tidak ada aspek kehidupan yang luput dari invasi dunia maya. Orang-orang dari segala usia, kalangan, strata sosial menggunakannya. Dampak dunia maya terhadap kehidupan semakin terasa dengan kemunculan layanan jejaring sosial yang sering dikambinghitamkan karena dianggap menjadikan penggunanya tidak peka lingkungan dan kecanduan.

Dunia entrepreneurship juga tidak terkecuali terkena dampaknya. Pola komunikasi manusia modern yang berubah menjadikan entrepreneur juga harus mengadakan penyesuaian mengenai bagaimana ia harus berkomunikasi dengan klien, mitra bisnis, atau pelanggan agar perusahaannya lebih dikenal dan produk atau jasanya bisa diketahui sebanyak mungkin orang. Dan karena kemunculan jejaring sosial juga telah mengakibatkan perubahan yang cukup signifikan, kebutuhan sebuah bisnis untuk terjun dalam dunia jejaring sosial adalah sesuatu yang mutlak agar tidak tertinggal dari kemajuan jaman.

Arti jejaring sosial bagi usaha kecil dan menengah

Sebuah hasil penelitian menunjukkan bahwa sepertiga pengguna internet merasa putus asa saat mereka harus menemukan informasi mengenai usaha kecil dan menengah di mayantara. Hal ini diperparah dengan fakta bahwa sebagian informasi yang beredar di dunia maya sebenarnya tidak mencerminkan kondisi dan situasi bisnis kecil dan menengah yang sebenarnya. Informasi tersebut bisa bersifat menyesatkan atau membingungkan.

Hasil studi lain memberikan sebuah kesimpulan bahwa 7 dari 10 orang konsumen lebih berpeluang untuk memilih menggunakan sebuah usaha kecil dan menengah jika usaha tersebut memiliki informasi yang tersedia di internet (teristimewa dalam situs layanan jejaring sosial) yang bisa diakses kapan saja dan di mana saja.

Studi tahunan yang disebut “Local Search Usage Study: Bridging the Caps, from Search to Sales” merupakan sebuah usaha gabungan comScore dan TMP Directional Marketing (sebuah perusahaan pemasaran pencarian lokal). Studi ini meliputi sebuah survei online yang melibatkan sekitar 4000 orang konsumen, ditambah data yang diringkas dari pengamatan terhadap satu juta konsumen yang telah setuju untuk diamati kegiatan online-nya secara anonim.

Memiliki sebuah laman Facebook merupakan langkah awal tetapi bukan sebuah usaha yang instan: 81% konsumen yang menggunakan jejaring sosial mengatakan bahwa penting bagi usaha kecil dan menengah untuk merespon pertanyaan dan keluhan. Dan yang patut diperhatikan ialah bahwa pemilik usaha kecil dan menengah harus merasa waspada dengan ulasan dan rating - 78% mengatakan bahwa ulasan dan rating sangat berarti saat harus menentukan hal mana yang harus diprioritaskan untuk dibeli.

Hal lain apakah yang harus dilakukan dengan jejaring sosial? Hampir 4 dari 5 (78 %) pengguna menginginkan tawaran khusus, promosi, dan informasi mengenai produk, dan 72% menghendaki posting mengenai perusahaan itu sendiri (Tidak ada salahnya memublikasikan foto-foto acara perusahaan karena ternyata 2/3 responden menyatakan bahwa mereka ingin melihatnya).

Informasi online itu penting!

Mungkin sebagian orang menyepelekan sumber informasi yang tersedia dan dapat diakses secara gratis di internet. Namun, tidak kalah banyak juga orang yang mengunjungi dunia maya dengan harapan bahwa ia akan menemukan informasi yang faktual dan validitasnya terjamin. Untuk itulah pemilik usaha kecil dan menengah harus mulai sekarang memperhatikan lebih intensif mengenai informasi apa saja tentang perusahaannya yang dapat ditemukan di internet.

Cara yang paling mudah tentu saja dengan menjelajah dunia maya. Gunakan mesin pencari dan jejaring sosial seperti Google, Yelp, Facebook, Twitter dan sebagainya. Di situs-situs tersebut, akan ada begitu banyak pelanggan potensial yang bisa ditemukan. Berita yang menggembirakan ialah bahwa para pengguna jejaring sosial ternyata 67% lebih berpeluang untuk menghabiskan uangnya untuk membeli sesuatu barang di internet jika dibandingkan dengan mereka yang bukan pengguna aktif jejaring sosial. Akan tetapi 1/6 dari jumlah pengguna Internet yang mencari informasi merasa kecewa karena ketiadaan atau kurangnya informasi tentang usaha kecil dan menengah yang ia cari. Sementara itu, 1/3 pencari menghentikan pencariannya saat merasa tidak menemukan informasi yang dibutuhkan.

Berdasarkan temuan itu, tentu para pemilik usaha kecil dan menengah di Indonesia tidak bisa tinggal diam dan membiarkan diri dan menjadi tertinggal. Gunakan dunia maya sebagai alat untuk mendukung perkembangan usaha agar jauh lebih maju.

Sumber:
http://ciputraentrepreneurship.com/tips-bisnis/178-bisnis-online/4418-mengapa-usaha-kecil-dan-menengah-butuh-jejaring-sosial.html

Wow, Ada Kue dari Jengkol!

PDF Cetak E-mail
Sabtu, 27 Agustus 2011 10:56
Fakta bahwa jengkol adalah makanan yang menghasilkan aroma yang luar biasa sudah tidak aneh lagi. Tapi fakta bahwa jengkol dijadikan bahan mentah yang bisa diolah menjadi kue mungkin terdengar aneh.

jengkolTapi tidak ada yang tidak mungkin bagi merek kue ternama di Bandung J&C Coockies. Mereka berani menggebrak pasar dengan 'Jengkies' Jengkol Coockies.

Jengkol asli? Pertanyaan itu pasti muncul di benak kita. J&C tidak main-main, mereka benar-benar membuat kue yang terbuat dari jengkol. Jengkies terbuat dari bahan baku jengkol asli yang dipadukan dengan ramuan kue kering khas citarasa J&C. Rasanya tak beda jauh dengan jengkol asli, namun aromanya tidak sekuat makanan yang terbuat dari jengkol lainnya.

"Ide awalnya dari Owner J&C, Pak Dedi. Dia senang makan jengkol. Kemana-mana suka bawa jengkol. Kadang-kadang malu, dari situ kepikiran untuk buat kue dari jengkol," jelas Corporate Secretary Lucky D Aria.

Dari rasa suka sang Owner itulah, mulai April 2011 lalu, Jengkies beredar di pasaran. Meski banyak yang sangsi dengan citarasa kue Jengkies ini, namun tak disangka kue ini cukup laku di pasaran, khususnya penggemar jengkol.

"Kita sudah membuat Jengkies sekitar 300 lusin, atau 3.600 toples. Kalau permintaan sih lebih dari itu," imbuh Lucky.

Diakui Lucky, penggemar Jengkies kebanyakan luar pulau Jawa. Sementara untuk konsumen di area pulau Jawa masih kurang. "Kebanyakan Sumatera. Bahkan orang Malaysia pada suka kue ini," terang Lucky.

Beberapa orang justru menikmati Jengkies ini dengan nasi putih seperti layaknya makan siang biasa. Anda juga tak perlu malu, Jengkies bisa dibawa kemana-mana karena hadir dalam kemasan toples hardtop dengan berat 325 gram.

Satu toplesnya dibanderol Rp 60.000. Jengkis ini cukup awet, bisa dikonsumsi hingga enam sampai delapan bulan.

Selain jengkol, J&C juga mempunyai kue unik lainnya seperti kue rujak, dan kue emping. Ke depan, Lucky mengatakan J&C akan terus berinovasi membuat kue-kue unik lainnya seperti kue durian dan kue pete. (*/detikbandung)

Sumber:
http://www.ciputraentrepreneurship.com/produk/inovatif/10756-wow-ada-kue-dari-jengkol.html

Friday, August 26, 2011

Menyulap Lahan Kosong Menjadi Sumber Profit

PDF Cetak E-mail
Jumat, 26 Agustus 2011 10:25
lahan_kosong
Lahan kosong adalah aset. Tapi sayangnya, banyak orang yang belum memanfaatkannya sebagai sumber profit. Sebagian besar dikarenakan minimnya pengetahuan khalayak mengenai peluang agrobisnis atau peluang usaha lain yang bisa diterapkan pada lahan kosong tersebut.

Meraup profit dari lahan kosong, baik yang luas ataupun yang sempit, membutuhkan perencanaan matang serta transparan. Mengapa? Sebab, hal tersebut tak hanya berhubungan dengan modal saja melainkan dengan tenaga kerja. Berikut adalah informasi yang bisa dijadikan panduan bagi Anda yang ingin memanfaatkan lahan sebagai sumber profit.

Lahan Sempit
  • Lahan sempit bisa dipergunakan untuk memelihara ternak seperti ayam, kelinci atau hewan lain yang bisa menghasilkan profit bila dibudidayakan. Untuk mengurangi biaya pakan ternak yang memakan rumput, budi dayakan mereka di kandang terbuka bila lahan Anda berumput.
  • Lahan sempit juga dapat dipergunakan untuk membudi daya tanaman atau bunga eksotis. Cermatlah dalam memilih bibit, ada baiknya memilih bibit yang unik agar menghasilkan sayur unggulan atau bunga langka dengan warna mencolok yang jarang ditemui khalayak.
  • Selain untuk budi daya ternak dan tanaman, lahan yang sempit juga bisa dimanfaatkan sebagai venue yang bisa disewakan, misal untuk lahan parkir (jika lahan Anda terletak di tengah kota), tempat hiburan mini, dll. Jika lahan kosong Anda sudah dipergunakan untuk budi daya tanaman atau ternak, Anda bisa menambah penghasilan dengan melakukan pelatihan mengenai tata cara menanam atau memelihara ternak dengan cara organik misalnya. Membuka resto yang menawarkan hidangan dari “kebun” atau “kandang” mini Anda juga dapat dilakukan untuk menambah pundi-pundi profit.

Lahan Luas
  • Pemanfaatan lahan yang luas hampir mirip dengan lahan yang sempit, yakni bisa dipakai untuk lokasi budi daya ternak atau tanaman, hanya saja skalanya lebih luas dan Anda memiliki kesempatan untuk mengembangkan keduanya dalam satu area.
  • Bila tak ingin bersusah payah namun tetap ingin menjaga keasrian lahan kosong Anda, sewakan saja kepada pelaku agrobisnis yang mungkin membutuhkan lahan untuk ekspansi bisnisnya. Dengan demikian, Anda bisa memeroleh profit dari biaya sewa tersebut.
  • Jika lahan Anda terletak di tengah kota, buatlah kontrakan atau kos-kosan yang bisa disewakan. Bila tertarik dengan bisnis ini, Anda perlu memerhatikan aturan-aturan pemerintah yang berlaku seperti ijin bangunan, dll serta mempertimbangkan juga keasrian kawasan agar kelestarian lingkungan tetap bisa terjaga.
  • Jika lahan Anda terletak di daerah pedalaman, ciptakanlah “hutan” mini atau kebun palawija. Tanami dengan pohon jati atau tanaman rempah yang bisa dipanen sebagai bahan baku obat herbal. Selain bisa menghasilkan uang dan menjadi investasi, bisnis ini juga menghantarkan Anda pada program pelestarian lingkungan.

Saran
  1. Manfaatkanlah lahan kosong Anda sesuai dengan aturan serta kaidah yang benar. Jangan sampai usaha Anda merugikan pihak lain atau malah merusak lingkungan. Situs eHow.com memberi tips; sebaiknya mulailah dari skala yang kecil dan bila terrtarik mengelolanya untuk agribisnis, pakailah sistem organik untuk hasilkan produk unggulan nan sehat.
  2. Sebelum memutuskan untuk menyulap lahan kosong menjadi sumber profit, pastikan Anda memiliki surat-surat kepemilikan lahan yang sah atas lahan tersebut agar Anda tak terjerat hukum. (*/ely)
Sumber:

http://ciputraentrepreneurship.com/kembangkan-uang-anda/10743-menyulap-lahan-kosong-menjadi-sumber-profit.html

Thursday, August 25, 2011

Peluang Usaha Tas Tablet PC

PDF Cetak E-mail
Rabu, 24 Agustus 2011 11:48
men_bagPenjualan tablet PC naik pesat di berbagai belahan dunia. Dengan banyaknya pengguna tablet PC yang juga kaum Adam, penjualan tas dan sarung tablet PC pun terimbas positif. Penjualan tas tangan pria yang ringkas untuk mewadahi tablet PC dikabarkan mengalami kenaikan drastis berkat naik daunnya perangkat teknologi satu ini.

Di satu pusat perbelanjaan Lotte, persediaan tas model tukang pos (messenger bag) yang didesain khusus untuk iPad ludes dalam waktu sebulan saja terhitung sejak hari pertama dikeluarkan. Tak hanya itu, penjualan tas merek Samsonite yang menyasar kalangan pria peduli fashion pun naik hingga 20% dibandingkan 3 bulan sebelumnya, yaitu sebelum Galaxy Tab dari Samsung diluncurkan.

Jika ditelusuri lebih lanjut, sebagian besar merek-merek tas pria ini menikmati kenaikan angka penjualan dari 20 hingga 30%.

Tren tas berukuran besar nampaknya populer dahulu dan masih hingga kini. Namun, dengan bertambah banyaknya orang, terutama pria melek teknologi, yang membawa tablet PC dalam keseharian mereka, jumlah permintaan tas berukuran lebih kecil juga tidak bisa dianggap remeh. “Permintaan untuk tas-tas yang secara khusus didesain untuk tablet PC seperti iPad dan Samsung Galaxy Tab juga mengalami kenaikan,” papar seorang staf Lotte pada chosun.com. Tertarik menekuni usaha satu ini? Bisa jadi ini sumber penghasilan bagi Anda yang kreatif. (*Akhlis)

Sumber:

http://www.ciputraentrepreneurship.com/component/content/article/48-peluang-/10690-peluang-usaha-tas-tablet-pc.html
(image credit: mymenstuff.com)

Hindari Menunggu Kesempurnaan

PDF Cetak E-mail
Selasa, 23 Agustus 2011 09:11
Pemimpin harus mengejar kesempurnaan tetapi harus tetap waspada terhadap perfeksionisme. Lebih penting untuk mengeluarkan produk ke pasar dengan tepat waktu daripada menunggu sampai ada produk atau jasa yang disempurnakan.

leader-akhlis-2Manfaat dari perbaikan terakhir yang mungkin akan sangat sebanding dengan gagal untuk melepaskan sesuatu ketika pasar siap dan sebelum kompetisi bisa bergerak masuk.

Sir John Harvey-Jones, mantan ketua ICI, mengemukakan pendapatnya dengan sangat baik, "Ingatlah bahwa yang terbaik adalah relatif, bukan ukuran mutlak. Standar-standar yang terbaik ditetapkan oleh persaingan dan tujuan seseorang selalu melampaui mereka. Namun, seperti di banyak aspek lain dari manajemen bisnis yang terbaik, jika dicari secara absolut, adalah musuh yang baik. "

Penulis tema bisnis  Mike Southon dan Chris West menulis tentang perlunya perusahaan untuk mengadopsi lebih banyak lagi sikap dan teknik entrepreneur. Mereka memperingatkan kecenderungan (antara pengusaha, serta yang lain) terhadap kesempurnaan:"Banyak pengusaha adalah penjaga yang penuh gairah 'nilai merek'. Sementara mereka benar hingga ke titik tertentu, di luar itu mereka salah: menunggu kesempurnaan bisa menimbulkan penundaan yang fatal … Sebuah mentalitas berkembang. ‘Tunggu hingga kami berhasil memperbaiki masalah X’ yang membuat perusahaan lumpuh”.

Di dekade 1990-an, pabrikan raksasa manufaktur komputer mainframe IBM, berada dalam masalah. Komputer pribadi baru tengah merevolusi pasar saat itu dan IBM dianggap besar, birokratis, dan lambat dalam merespon. Perusahaan terobsesi untuk menyempurnakan produknya sebelum dirilis hingga menggagalkan pemasaran yang sukses. Sebuah lelucon orang-orang dalam pada saat itu ialah: “Produk tidak diluncurkan di IBM tetapi keluar begitu saja.”

Staf IBM John Patrick dan David Grossman memainkan peran penting dalam pengenalan IBM kepada manfaat potensial dunia web yang tengah bangkit. Mereka membangun apa yang dulu adalah situs terbesar di dunia untuk Olimpiade Musim Panas 1996, menghadapi penolakan besar dari sejumlah kolega senior mereka yang secara institusional menolak untuk mencoba hal baru secara publik. Namun dengan Internet, masalah bisa diatasi secara real time di server/ inang. Patrick dan Grossman memperkenalkan serangkaian prinsip baru untuk komunitas pengembang web IBM yang terus tumbuh, yang termasuk: Mulai dengan sederhana, tumbuh dengan cepat; Tapi jangan hirup dalam-dalam (udara pengap dari kekolotan); ambil risiko , buat kesalahan dengan cepat, perbaiki dengan cepat; Cukup saja bisa  dianggap bagus; Jangan terpaku (pada satu cara pemikiran tertentu saja).

Perusahaan harus merilis produk dan jasa di saat yang tepat yang cukup baik untuk menarik konsumen. Pemimpin harus mendorong sebuah budaya yang merangkul perubahan dan eksperimen: budaya “perfeksionis” memandang perubahan dan eksperimen sebagai risiko terhadap merek yang diidealkan.” Produk bisa dikembangkan dan ditingkatkan sepanjang waktu. Pengejaran kesempurnaan sebelum peluncuran bisa mengorbankan jendela peluang yang ideal. Pengejaran kesempurnaan tidak dibolehkan untuk mencegah eksperimen atau memperlambat perusahaan. (*/Akhlis)

Sumber:
http://www.ciputraentrepreneurship.com/component/content/article/37-advise/10664-hindari-menunggu-kesempurnaan.html

Bisnis Perikanan Mulai Jadi Primadona untuk Memutar Uang

Selasa, 23/08/2011 17:47 WIB

Akhmad Nurismarsyah - detikFinance




Jakarta - Bisnis sektor perikanan perlahan-lahan mulai dilirik masyarakat untuk memutar uangnya. Hal ini pun diakui oleh Menteri Kelautan dan Perikanan Fadel Muhammad yang mengatakan tren usaha di bidang perikanan semakin marak digeluti.

"Sekarang orang-orang sudah banyak yang bergerak di sektor perikanan," kata Fadel dalam acara Apel Siaga Nasional Penyuluh Perikanan Tenaga Kontrak Pendamping Kredit Usaha Rakyat (KUR) Kelautan dan Perikanan di kantornya, Jakarta, Selasa (23/8/2011).

Fadel juga bercerita, bahwa anak bungsu dari Menteri Perekonomian Hatta Rajasa juga berminat untuk menggeluti usaha bidang perikanan.

"Jadi waktu itu Pak Hatta cerita, kalau anaknya yang paling terakhir berminat dan berencana untuk menggeluti dunia usaha di perikanan," jelasnya.

Dilanjutkan oleh Fadel, bahwa insinyur-insinyur yang berasal dari ITB pun banyak yang berminat melakukan hal tersebut.

"Ini makin hari makin banyak yang usaha di sektor perikanan, apalagi yang bergerak di budidaya ikan, atau menggarap pengolahannya, hingga ada juga yang menjalankan restoran ikan," lanjut Fadel.

Ia berharap agar semakin banyak masyarakat yang bergerak untuk berusaha di bidang tersebut. Namun agar semakin berkembang, dirinya menilai perlu digalakkan adanya penyaluran Kredit Usaha Rakyat bagi masyarakat yang membutuhkan pendanaan dari perbankan untuk menjalankan usaha.

Fadel melanjutkan, pihak pemerintah menargetkan agar saluran KUR ke sektor hulu industri pertanian, perikanan, dan usaha kecil dapat mencapai 25%. Menurutnya, pemerintah bisa mengejar target penyerapan KUR hingga 25% untuk sektor terkait.

"KUR 2011 dari Januari sampai Juli kan baru mencapai Rp 16,39 triliun. Saya harap target Rp 20 triliun bisa tercapai. Tapi dominasinya diserap oleh perdagangan sebesar 60%," tutur Fadel.

(nrs/hen)

Sumber:
http://finance.detik.com/read/2011/08/23/174701/1709584/4/bisnis-perikanan-mulai-jadi-primadona-untuk-memutar-uang 

Seni Menjual Mimpi ala Guy Kawasaki

PDF Cetak E-mail
Kamis, 25 Agustus 2011 12:46
guy-kawasaki1
Menjual mimpi memiliki hubungan erat dengan evangelisme. Tak hanya berhubungan dengan keagamaan, menurut pemodal ventura dan pakar entrepreneurship terkemuka Guy Kawasaki, kata ‘evangelism’ ini berarti ‘membawa berita baik’. Jadi bisa dikatakan menjual mimpi adalah mengabarkan pada orang lain di sekitar kita tentang impian kita yang kita yakini akan menjadi kabar baik bagi mereka. Kabar baik ini bisa bermacam-macam isinya. Bila Anda seorang penggemar Apple, mungkin Anda akan memandang iOS dan Macintosh sebagai penyelamat hidup yang membuat Anda lebih produktif dan menikmati hidup.

Maka jika Anda memiliki sebuah produk atau jasa yang Anda anggap sebagai suatu berita baik untuk disebarluaskan ke sebanyak mungkin orang, kemudian dibutuhkan peran seorang ‘evangelist’ atau pembawa kabar. Pembawa kabar ini tidak selalu harus seseorang yang bermodal besar atau seseorang yang memiliki kedudukan kunci dalam sebuah korporasi besar. Mereka adalah semua orang yang meyakini bahwa produk atau jasa yang Anda tawarkan adalah salah satu hal yang bisa membuat dunia ini menjadi tempat untuk hidup yang lebih baik.

Dengan kata lain, cara untuk menjual impian Anda adalah dengan membuat orang lain yakin dengan apa yang Anda lakukan dan hasilkan. Dan buatlah mereka yakin bahwa Anda menjual semua itu bukan untuk semata-mata mengeruk keuntungan dari mereka tetapi menjadikan dunia ini lebih menyenangkan dan kehidupan menjadi  lebih baik untuk dijalani.

Pekerjaan rumah bagi semua entrepreneur di dunia sekarang adalah bagaimana membuat orang lain yakin dengan apa yang Anda yakini dan membuat perubahan positif di lingkungan Anda dengan melalui usaha yang Anda dirikan. (*/Akhlis)

Sumber:
http://ciputraentrepreneurship.com/component/content/article/37-advise/10717-seni-menjual-mimpi-ala-guy-kawasaki.html

Siapkan Usaha Anda Hadapi Bencana Alam

Views :141 Times PDF Cetak E-mail
Rabu, 24 Agustus 2011 15:14
bencana_0811Bencana alam menimpa tanpa peringatan. Gempa bumi, banjir, letusan gunung berapi, dan angin puting beliung sering melanda Tanah Air. Apalagi telah kita ketahui bersama bahwa kita berada di kawasan “Ring of Fire” yang lebih akrab dengan bencana gempa dan letusan vulkanik daripada belahan bumi lainnya. Untuk itulah kita harus selalu siaga.

Tak terkecuali Anda sebagai entrepreneur. Jangan abaikan keselamatan usaha Anda. Sebagai entrepreneur cerdas, Anda harus tahu bagaimana melindungi atau setidaknya memperkecil dampak bencana terhadap usaha yang menjadi sumber penghasilan Anda dan orang-orang terkasih.

Caranya? Siapkan jauh-jauh hari sebuah rencana bencana yang detail dan siap untuk dijalankan kapan saja bencana terjadi.

Kadang terasa sulit bagi pemilik usaha kecil menengah untuk memikirkan masa depan di tengah-tengah rutinitas bisnis  yang menghimpitnya. Namun, sedikit persiapan di masa sekarang bisa menyelamatkan usaha di masa darurat.

Berikut ialah beberapa kiat bagi usaha Anda untuk menghadapi bencana:
·   Buat dan simpan beberapa set dokumen ekstra yang Anda anggap penting seperti kebijakan asuransi dan catatan keuangan.
·   Pastikan detail informasi kontak karyawan dan pelanggan Anda diperbarui dan mudah diakses.
·   Bersiaplah untuk melakukan komunikasi secara rutin untuk mengantisipasi selama dan setelah terjadinya bencana kepada semua pemegang saham Anda.

Selalu dengarkan apa yang dihimbau oleh pemerintah setempat di mana Anda beroperasi. Jika memang mereka menyarankan dengan sangat untuk mengungsi, Anda tidak punya pilihan lain selain menghentikan usaha selama jangka waktu yang tidak bisa ditentukan demi keselamatan jiwa. (*/Akhlis)

Sumber:
http://ciputraentrepreneurship.com/amankan-bisnis/10697-siapkan-usaha-anda-hadapi-bencana-alam-.html

Tuesday, August 23, 2011

Pipin, dari Pemandu Sukses Jadi Eksportir

Sosok
Pipin, dari Pemandu Sukses Jadi Eksportir
Erlangga Djumena | Senin, 22 Agustus 2011 | 07:50 WIB

KONTAN/DOK PRIBADI

KOMPAS.com - Jika tidak bermodal nekat, Manampin Girsang tidak akan pergi ke Bali dan sukses menjadi eksportir mebel. Bermodal Rp 1,5 juta dan bahasa Inggris, ia dipercaya mengelola bisnis mebel antik dan akhirnya sukses membuka bisnis sendiri.
Sukses sering berawal dari sebuah pertemanan atau kemitraan. Itu juga yang dialami Manampin Girsang. Berawal dari bekerja sama dengan seorang pedagang barang antik, kini pria kelahiran Brastagi, Sumatra Utara, ini berhasil menjadi eksportir mebel antik ke Eropa, Amerika Serikat, hingga Timur Tengah.
Dengan menggunakan merek Gabe International, produk mebel Manampin sudah dikenal sebagian pengusaha hotel atau vila di luar negeri. Sejak 20 tahun silam, ia memasok mebel antik ke beberapa hotel dan vila mewah di Cayman Island, Kepulauan Fiji, Bahama, dan Mauritius. Tiap bulan, ia mengekspor setidaknya enam hingga delapan kontainer. Nilai tiap kontainer ukuran 40 kaki antara  20.000 dollar AS–25.000 dollar AS.
Saat ini, selain memiliki gerai mebel di Bali, Pipin, panggilan akrab Manampin, juga mempunyai galeri, workshop, dan pabrik di Jepara, Jawa Tengah. Maklum, beragam produk yang diekspornya, dari meja, bufet, kursi, hingga dipan, semuanya diukir, dipahat, dan dikerjakan para perajin di Jepara.
Semua produk itu rata-rata diekspor tanpa merek, terutama jika pemesannya adalah perusahaan. Berdasar informasi dalam situsnya, klien Pipin antara lain Soneva Hotel, Club Med, serta Great Bay Hotels and Casino. Selain korporat, pelanggan mebel Gabe adalah para pemilik rumah atau vila.
Pipin, kini berusia 42 tahun, tidak menyangka bakal menjadi eksportir mebel seperti sekarang. Sejak kecil, ayahnya yang bekerja di PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) mengarahkannya untuk belajar teknik. Setelah masuk Sekolah Teknik Mesin (STM) di Brastagi, ia lantas kuliah di Jurusan Teknik Mesin Universitas Indonesia.
Tapi, sebenarnya, anak keempat dari tujuh bersaudara ini lebih menyukai bahasa ketimbang teknik. Saat masih sekolah di STM, ia senang memandu turis yang datang ke Brastagi. Nah, lantaran orientasinya berbeda, Pipin tidak lulus di UI. Alhasil, ia memilih merantau ke Bali pada tahun 1989. “Saya kabur karena drop out,” katanya.
Saat itu, dengan bekal duit Rp 1,5 juta dan kemampuan berbicara dalam bahasa Inggris, Pipin ingin mencari kerja di Bali. Sementara masih lontang-lantung, ia lebih banyak bergaul dengan para turis dan acap memandu mereka. Lewat seorang teman dari Kanada yang dikenal saat masih di UI, ia bertemu Giovanni, pria asal Italia yang berbisnis di Bali.
Nah, oleh Giovanni, Pipin ditawari menjual bikini aspal. Artinya, merek terkenal tapi palsu. Celakanya, usaha ini tidak berjalan lama. Dia ditangkap oleh petugas keamanan lantaran tidak menjadi anggota paguyuban penjual. “Karena saya bukan anggota mereka, saya dianggap ilegal,” katanya.
Akibatnya, Pipin masuk dalam daftar hitam untuk berjualan dan beroperasi di kawasan Kuta. Giovanni menawari Pipin bisnis lain, yakni berjualan barang antik. “Orang Italia memiliki selera yang bagus untuk seni,” ujarnya. Ia melihat kebutuhan mebel di Bali sangat besar. Giovanni langsung percaya, dan memberi modal kamera dan uang agar pria yang pernah ingin menjadi tentara angkatan laut ini bisa berburu mebel antik.
Berjualan mebel antik
Nah, naluri bisnis Pipin tidak meleset. Ia berburu mebel antik ke Madura dan Jepara. Produknya dijual di Indonesia maupun diekspor ke luar negeri. Sebelum dijual, kadang ia harus memoles, mengecat, dan memperbaiki sendiri mebel antik itu. Pipin mendapat bagian 10 persen dari hasil penjualan mebel itu.
Karena hasil kerjanya bagus, akhirnya, Pipin mendapat modal Rp 30 juta dari Giovanni untuk membangun workshop di Jepara. “Jepara memiliki banyak talenta dan mebelnya bagus,” katanya. Ia juga mendapat hak untuk mencari pembeli sendiri, di luar pelanggan Giovanni. Tahun 1991, ia resmi mendirikan Gabe International. “Gabe berasal dari nama malaikat, Gabriel,” katanya.
Untuk memperluas pemasarannya, Pipin membuat website. Ia rela merogoh kocek Rp 2,5 juta untuk menyewa jasa pembuat situs. Nah, dari situsnya itu, para pembeli (buyers) berdatangan, kebanyakan dari luar negeri. “Berbisnis lewat internet juga bisnis kepercayaan. Karena itu, saya menjaga kualitas mebel yang saya kirim,” kata Pipin yang sering terjun sendiri menjual produknya.
Mulai tahun 2003, Pipin mengembangkan bisnis sendiri, lepas dari Giovanni yang sedang terbelit masalah keuangan. Saat itu, ia tidak ada persoalan dengan modal lantaran punya simpanan dalam dollar AS yang setara dengan Rp 1,7 miliar. Berbekal itu, Pipin menggenjot penjualan lewat website.
Lantaran selalu menjaga kepercayaan pemesan, pelanggan mebel antik buatan Pipin semakin banyak. Hampir semuanya memesan lewat internet.
Saat ini permintaan ekspor mebel tetap bagus. Ia bahkan menargetkan, dalam beberapa tahun ke depan, nilai ekspornya mencapai Rp 1 triliun per tahun. “Saya juga ingin punya merek sendiri,” katanya. Maklum, ia ingin mengharumkan nama produk asal Indonesia. (Dian Pitaloka Saraswat/Kontan)
 
Sumber :
KONTAN
http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2011/08/22/07504238/Pipin..dari.Pemandu.Sukses.Jadi.Eksportir

Berteman dengan Perubahan ala Richard Branson

PDF Cetak E-mail
Senin, 22 Agustus 2011 13:04
bransonDalam bisnis, perubahan kadang terjadi lebih cepat dari prediksi kita. Teknologi bergerak dengan dinamis dan ekonomi selalu naik turun. Mengatakan pada staf Anda untuk berkawan dengan perubahan dan menjadi kreatif tidak cukup. Namun, kita lupa bahwa sebenarnya perubahan adalah sebuah ancaman yang berpotensi akan membawa bisnis menuju kehancuran.

Pengalaman Sir Richard Branson dalam berbisnis tak perlu diragukan lagi. Menurut Branson, seperti dilansir dari Entrepreneur.com (22/8), selalu ada peluang yang tersembunyi di balik perubahan. Di sini ia ingin berbagi tentang bagaimana menghadapi perubahan yang mengancam keberlangsungan industri rekaman di tahun 1982. Kala itu resesi ekonomi menghimpit industri rekaman. Ini diperparah dengan mulai terjadinya pengunduhan ilegal yang marak di masyarakat penikmat musik (dengan kemampuan tape untuk merekam siaran radio atau menyalin piringan hitam).  Toko-toko rekaman juga tidak seramai biasanya. Ternyata CD mulai merangsek ke pasar.

Manfaat format baru berupa CD ini sangat jelas saat itu bagi konsumen. Bentuknya lebih ringkas, kualitas suara juga lebih murni.  Branson bertutur, “Buku catatan saya saat itu dipenuhi dengan pertanyaan tentang dampak potensial CD terhadap perusahaan kami. Apa yang akan terjadi pada kumpulan rekaman di berbagai penjuru negeri, apakah orang akan beralih dari piringan hitam ke CD?”

Pertama kali Virgin Megastores yang ia pimpin menempuh cara pembersihan gudang untuk menyambut persediaan baru dan memberikan diskon bagi konsumen yang ingin membeli piringan hitam. Mereka berhasil melakukan pergantian dari piringan hitam ke CD. Dan tak semua perusahaan rekaman bisa melakukan ini.


Virgin Megastores juga menjadi saksi atas fenomena munculnya bentuk ritel lainnya. Dua tahun setelah dikenalkannya komputer pribadi (PC) di tahun 1980, sudah ada hampir setengah juta unit mesin video game di seluruh Inggris. Segera setelah itu, Virgin Records merespon dengan menjual games dan film. Penjualan keduanya terbukti menjadi sumber pendapatan yang tidak kecil bagi perusahaan ini.

Di tahun 1986, Virgin Megastores terancam. HMV, musuh bebuyutannya, mengejar dengan membuka banyak toko besar. Beberapa tokonya bahkan mendekati  lokasi toko-toko Virgin. Seakan tak ingin ketinggalan, Virgin juga menggebrak dengan mendirikan toko terbesarnya di ibukota Irlandia, Dublin. Toko itu tak hanya menjual berbagai rekaman klasik, jazz, folk, dan rock tetapi juga video musik, games, dan software komputer. Branson melihatnya sebagai sebuah masa depan bagi usahanya. Toko itu juga dibuat sedemikian rupa agar menarik dan dinamis, dengan mengundang band-band untuk tampil dan memainkan lagu-lagunya di sana. Makin banyak orang tertarik berkunjung ke sini.

Berbekal semua penyesuaian tersebut, perubahan yang melanda industri musik tidak sampai mengguncang perusahaan Branson, bahkan mengangkatnya menuju puncak di dekade 1980-an dan 1990-an.
“Apakah semua itu akan membuat kami tahan banting di masa depan?” tanya Branson, “Tentu saja tidak.” Satu yang ia sesali ialah tidak menjual Virgin Records ke EMI lebih awal dari 1992.

Kini apakah unduhan digital membunuh industri musik? Branson berargumen, “Keadaan ekonomi produksi musik jauh lebih sehat saat ini daripada saat kami dalam masa keemasan Virgin sebagai perusahaan musik. Saat kami membangun studio, itu adalah suatu usaha penuh risiko, mahal dan membutuhkan banyak tenaga dan pikiran. Untuk menghasilkan keuntungan, kami harus menjual sebanyak mungkin album.

Namun kini sebuah album berkualitas tinggi bisa dihasilkan hanya dengan sebuah laptop dan bisa dikirimkan dalam bentuk file melalui Internet ke siapa saja, kapan saja, di mana saja. Promosi juga semudah membuat akun di jejaring sosial. Skala ekonomi tidak lagi berarti bagi para musisi muda berbakat meski mereka masih penting artinya bagi perusahaan rekaman dan pemegang sahamnya.

“Saya pikir perusahaan rekaman akan terus bertahan. Namun mereka harus lebih efisien dan ramping karena dalam dunia bisnis, kecil itu indah!” kata Branson. Perusahaan-perusahaan yang lebih kecil akan berpeluang menemukan orang-orang berbakat dengan lebih mudah, yang menjadi alasan mengapa banyak orang bersemangat memasuki dunia industri musik. (*Akhlis) Sumber: http://ciputraentrepreneurship.com/bina-usaha/54-sinyal-bahaya/10649-berteman-dengan-perubahan-ala-richard-branson.html

Sunday, August 21, 2011

Mengembangkan Transparansi dalam Perusahaan

Hits : 1118 PDF Cetak E-mail
Sabtu, 20 Agustus 2011 09:09
Untuk dapat berfungsi sebagai sebuah kelompok sosial, kami sering menghindari komunikasi langsung yang bisa menimbulkan konflik. Terdapat kecenderungan untuk mencapai konsensus sosial: mengabaikan atau mengacuhkan fakta-fakta sulit dan muncul dengan versi kenyataan yang tidak terlalu menantang untuk anggota kelompok.

keterbukaan0811Perusahaan tidak bisa membiarkan saja kecenderungan manusiawi ini menyamarkan kebutuhan akan tindakan radikal terhadap masalah-masalah yang penting. Para kolega harus didorong untuk bersikap terus terang, jujur dan ‘apa adanya’.

Pemimpin perusahaan yang mengembangkan ide keterbukaan dalam hubungan bisnis lebih dari siapapun juga ialah Jack Welch, pimpinan dan CEO General Electric dari tahun 1981 hingga 2001. Keterbukaan, tandas Welch, berkenaan dengan pertanyaan yang sukar. Daripada membicarakan tentang sulitnya lingkungan usaha dan mengucapkan selamat satu sama lainnya karena telah berhasil melewati saat-saat sulit dengan baik.

“Kini bayangkan sebuah lingkungan yang di mana Anda bertanggung jawab atas keterbukaannya. Anda akan menanyakan pertanyaan-pertanyan seperti: Adakah produk atau layanan baru dalam perusahaan Anda yang belum pernah terpikirkan oleh kami? Bisakah kita memulai bisnis secara lebih cepat dengan melakukan akuisisi? Bisnis ini menggunakan begitu banyak sumber daya. Mengapa kita tidak meninggalkannya saja?”

Welch yakin bahwa keterbukaan membawa lebih banyak orang terlibat dalam dialog yang akan menciptakan sebuah lingkungan yang kaya akan ide. Ini juga akan mempercepat jalannya berbagai hal:” Saat ide-ide disodorkan ke tiap orang, mereka bisa berdebat tentangnya secara cepat, mengembangkannya dan meningkatkannya serta bertindak atas ide tersebut.”

Meskipun banyak perusahaan menerima cara penyodoran gagasan ini dalam pelaksanaan bisnis, beberapa budaya nasional (dan banyak orang dalam budaya apapun) bersifat menahan pendekatan tersebut dan pemimpin harus mengingat hal ini.

Jun Tang, Presiden Microsoft China, menekankan kenyataan bahwa manajer bisa menyakiti hati dengan berbicara terlalu terus terang dan menimbulkan ketersinggungan. “Seseorang bisa menyakiti perasaan orang lain selamanya. Budaya Amerika sangat terus terang. Namun orang (China) lebih peka. Kepekaan ialah bagian dari budaya mereka yang berusia 5000 tahun."

Masalahnya tidak hanya tentang para manajer yang menyakiti hati anggota timnya. Para karyawan yang menunjukkan adanya masalah kepada seorang manajer bisa dianggap sebagai suatu usaha untuk menyiratkan sebuah kritik terhadap manajer. Ia berusaha menunjukkan pada manajer yang bersangkutan bahwa ia dalam tahapan tertentu bertanggung jawab atas masalah itu.

Perusahaan-perusahaan tidak bisa berfungsi dengan baik dengan mengandalkan tata cara sosial yang berlaku di kehidupan masa kini. Masalah harus diselesaikan dengan penuh keterbukaan dan kejujuran. Diskusi yang jujur dan terbuka tentang masalah bisnis harus membahas tentang inti permasalahan, menampilkan pilihan-pilihan yang tidak mengada-ada tetapi realistis dan mempercepat tanggapan perusahaan terhadap masalah.

Keterbukaan juga membuka debat yang bermanfaat dengan membuka dialog nyata tentang masalah yang muncul. Di dalam beberapa budaya dan bagi sebagian orang di semua budaya, terdapat resistensi terhadap prilaku yang terbuka ini, yang mengimplikasikan kritik dan pelimpahan kesalahan. Ajakan kepada kolega untuk berperilaku dengan “keterbukaan” yang nyata harus diberikan secara seksama diiringi dengan keyakinan bahwa pembicaraan yang terus terang tidak akan diberikan hukuman atau disalahartikan. Perbedaan budaya juga harus turut diperhitungkan. (*/Akhlis)

http://ciputraentrepreneurship.com/tips-bisnis/174-rencana-bisnis/10357-mengembangkan-transparansi-dalam-perusahaan.html