Tuesday, December 8, 2009

Ciptakan Jiwa Entrepreneur, Sekarang!


Oleh : Nurul Firdausi - Dosen STIE Pertiba Pangkalpinang Alumni TOT Entrepreneurship DIKTI dan UCEC Batch-16
Beberapa waktu yang lalu saya mengikuti Training of Trainers Pendidikan Entrepreneurship bagi dosen perguruan tinggi se-Indonesia. Kegiatan yang diselenggarakan oleh Direktorat Pendidikan Tinggi (DIKTI) berkerjasama dengan Univesitas Ciputra Entrepreneurship Center (UCEC) Surabaya tersebut, mengharapkan adanya peran lebih perguruan tinggi dalam mempersiapkan lulusannya. Bukan saja dipersiapkan untuk memasuki dunia kerja, tapi diharapkan akan menjadi entrepreneur baru, yang mampu menciptakan lapangan kerja bukan mencari kerja.
 
Disini dosen diharapkan mampu menjadi problem solving atas masalah lulusan perguruan tinggi di Indonesia. Perlunya metode pengajaran baru, bukan sekedar memperkenalkan entrepreneur kepada mahasiswa yang didiknya, tetapi menggugah sisi entrepreneur agar mahasiswa dan lulusan perguruan tinggi akan memiliki kreatifitas, inovasi, dan semangat pantang menyerah.
 
 
DR (HC) Ir. Ciputra dalam bukunya Ciputra Quantum Leap memaparkan setiap tahun perguruan tinggi di Indonesia menghasilkan lebih dari 300.000 lulusan, namun daya serap lapangan kerja untuk mereka terlalu sedikit, sehingga pada bulan Februari 2007 terdapat lebih dari 740.000 lulusan perguruan tinggi yang menganggur. Hal ini sangat mencemaskan karena angka ini cenderung naik pesat dari waktu ke waktu.
 
Dalam waktu enam bulan, dari Agustus 2006 hingga Februari 2007, penganggur terdidik naik sebesar 66.578 orang (9,88 persen), artinya dalam setahun bisa mencapai 20 persen. Lebih menyedihkan lagi bila kita mengikutkan kelompok penganggur terdidik yang setengah menganggur. Pada bulan Februari 2007 sudah terdapat 1,4 juta, atau naik sekitar 26 persen dibandingkan Februari 2006. dan pada akhir tahun 2009 diperkirakan akan ada 1.100.000 orang penganggur terdidik di Indonesia. Akankah masalah berat ini terus tumbuh?.
 

Akar Permasalahan

Semakin membengkaknya lulusan perguruan tinggi yang menganggur semakin menunjukkan bahwa ketersediaan lapangan kerja yang sangat terbatas. Namun hal tersebut bukanlah hal utama yang menjadi penyebab tingginya pengangguran lulusan perguruan tinggi.
 
Ada beberapa akar permasalahan lain yang menjadi penyebab lulusan perguruan tinggi menganggur.
Pertama,Lapangan Kerja yang terbatas.
 
Menjadi prioritas utama yang perlu diperhatikan, bahkan setiap Pemilu, Pilpres, dan Pilkada, lapangan pekerjaan menjadi prioritas utama dari para calon yang bersaing. Namun tidak satu pun sampai dengan saat ini mampu memberikan solusi, bahkan semakin memperparah keadaan. Karena setiap mendekati pemilu, pilpres dan pilkada investor takut, menjadi korban kegiatan politik tersebut.
 
Kedua, Mindset yang masih menganggap bahwa setelah lulus mencari kerja. Setiap lulusan perguruan tinggi memiliki ekspektasi berkerja di tempat yang bagus, lalu mendapatkan gaji yang besar. Mulailah mereka mengirim surat lamaran ke banyak tempat, dengan harapan langsung berkerja.
 
Tapi realitas yang dihadapi tidak demikian. Karena itu mindset setiap lulusan, orangtua, dan masyarakat mulai saat ini perlu dirubah, bahwa lulusan perguruan tinggi ke depan yang berhasil adalah mereka yang mampu menciptakan lapangan kerja baru, bukan mencari kerja.
 
Ketiga, Kompetisi yang sangat tinggi, ikut menyebabkan semakin sempitnya lulusan perguruan tinggi untuk dapat bersaing. Setiap tahun ratusan ribu lulusan dihasilkan dari perguruan tinggi dengan latar belakang jurusan ilmu yang berbeda. Persaingan ini sudah barang tentu akan mengakibatkan porsi lapangan kerja yang tersedia dengan lulusan yang ada tidak seimbang.
 
Hal ini tidak saja terjadi di beberapa daerah tertentu saja, dalam dua atau tiga tahun kedepan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung ini akan terjadi ledakan lulusan perguruan tinggi yang menganggur. Sedangkan sektor formal yang tersedia tidak akan dapat memenuhi hasrat kebutuhan lulusan yang lulus beberapa tahun ke depannnya.
 
Keempat, Kurikulum yang belum banyak memperkenalkan sisi entrepreneur. Karena entrepreneur sendiri masih dianggap bukan tujuan utama dari dunia pendidikan kita. Kesiapan memasuki dunia kerja lebih di kedepankan. Akibatnya tidak ada link and match antara dunia pendidikan dan dunia entrepreneur yang paling banyak kesempatannya.
 
Kelima, Tenaga Pengajar dalam hal ini dosen atau guru, masih memberikan pola pengajaran problem based learning yang belum menyentuh sisi entrepreneur.
 
Sudah saatnya para dosen dan guru untuk mengarahkan kreatifitas dan mendedikasikan kepada mahasiswa bahwa entrepreneur yang terdidik akan memberikan manfaat yang sangat besar. Bukan sekedar mengajar, tapi sudah merambah menciptakan kesempatan kerja baru bagi lulusannya ke depan.
 
Peran dosen dan guru adalah sebagai inspirator, motivator, dan fasilitator untuk menghasilkan lulusan yang mampu memberikan kotribusi besar bagi dirinya sendiri dan orang lain. Oleh karena itu dalam setiap diri dosen dan guru harus dibekali metodologi pembelajaran project based system, untuk membina entrepreneur bagi mahasiswa.
 
Keenam, Skill yang berbeda dengan kebutuhan dunia kerja. Sekarang ini lapangan kerja yang tersedia menginginkan setiap pekerja-nya memiliki keahlian yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Tapi, tidak banyak seseorang lulusan memiliki keahlian yang dibutuhkan oleh perusahaan.
 
Nah, hal ini akan menjadi tantangan yang sangat besar, karena pada akhirnya semuanya membutuhkan kreativitas, dan inovasi, dan ini sangat berguna dalam menciptakan entrepreneur muda dengan gagasan baru yang unik bagi kemapanan Bangsa Indonesia.
 

Arah dan Peran Pendidikan

Perlu pergeseran paradigma, demikian yang perlu kita lakukan. Pola pikir bahwa setelah lulus mencari kerja sangat penting untuk diubah. Pola pengajaran kepada mahasiswa pun secara revolusioner harus diubah, kurikulum dan perangkat pengajaran yang sudah tidak relevan sudah saatnya dirombak. Karena dengan demikian perguruan tinggi akan mampu mendidik entrepreneur baru.
 
Menciptakan kreatifitas, inovasi, dan menggugah kesadaran entrepreneur sangat penting dilakukan oleh para dosen/tenaga pendidik. Karena peran dosen adalah inspirator, fasilitator dan motivator bagi mahasiswanya. Peran ini sangat mulia untuk mengatasi permasalahan lapangan kerja yang sedang dihadapi oleh Bangsa Indonesia.
 
Sekarang atau tidak sama sekali, mari kita mendidik entrepreneur-entrepreneur baru yang terdidik, memiliki pandangan yang kreatif dan inovatif, semangat pantang menyerah.
 
Dalam hal ini dosen dan guru sudah saat merubah orientasi lulusan bukan lagi mereka diarahkan mencari kerja, tetapi mampu menciptakan lapangan kerja baru. Dengan semangat Anak Muda Lain Mencari Kerja, Kami Anak Muda Yang Menciptakan Lapangan Kerja, kita ciptakan lulusan yang berjiwa entrepreneurship.
 
Sumber : Bangka Pos

Sumber:
http://ciputra.org/node/1055/ciptakan-jiwa-entrepreneur-sekarang.htm